Warn: typos in everywhere
"Hai, kalian mau ending yang kayak gimana? :)"
Bacanya pelan-pelan ya, sayang.
Et, tunggu. Vote dulu, aku maksa!!!
— m o o n l i g h t —
"Akaza telah mati." Douma terdiam selama beberapa menit. Iblis itu memasang ekspresi wajah yang sedih. Bahkan air mata pun mengalir dari kedua kelopaknya. Ia berkata bahwa dirinya kehilangan seorang sahabat yang berarti dalam hidup panjangnya. Hal itu membuat Kanao merasa jengah dan mual. Matanya menatap garang pada sang Iblis Bulan Atas kedua. Tangannya meremat nichirinnya dengan erat.
"Hentikan kebohonganmu. Aku heran kenapa dirimu bisa dilahirkan." Kata-kata mematikan itu lolos begitu saja dari bibir merah muda milik Gadis Bunga tersebut. Tubuhnya tidak gentar saat mimik Douma mulai berubah seram. (Name) sangat khawatir saat Kanao melangkah maju dari tempatnya berdiri. "Aku benci kau. Rasanya aku ingin memenggalmu dan menggantungkan di atas tungku perapian."
"Kanao cukup!" (Name) mencegah perkataan yang keluar dari kedua belah bibir milik Kanao. Perkataan gadis berambut hitam itu membuat suasan hati Douma menurun drastis.
Tiba-tiba saja Kanao tertawa kencang. Ia meringkuk sembari memegangi perutnya yang sedikit sakit. "Yah... bagaimanapun juga, hidupmu sama sekali tidak ada gunanya."
"KANAO!!"
Douma sudah berada di belakang Kanao. Ia menghempaskan kipas emas besi miliknya pada tubuh gadis tersebut. Ternyata reaksi Kanao lebih cepat dari dugaan (Name). Gadis berhaipin kupu-kupu itu melayangkan kembali Pernapasannya dan berhasil memotong tangan Douma. Kemudian, Kanao berguling di udara lalu melayangkan nichirinnya pada pinggang iblis tersebut. (Name) memperbaiki pernapasannya agar tidak terkena serbuk es milik Douma. Inosuke datang dengan berteriak kencang. Saat mengetahui bahwa Shinobu terhisap ke dalam diri iblis tersebut dan Ibunya juga dibunuh oleh Douma, kemarahannya tidak dapat di bendung. Inosuke melayangkan semua jurusnya. Bahkan jurus baru yang masih belum stabil ikut ia lontarkan pada iblis dengan bercak darah di rambutnya.
"INOSUKE TENANGLAH DULU!" Teriak Kanao pada pemuda dengan topeng babi hutan itu.
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU, BELATUNG MENJIJIKAN!!" Inosuke menyerang Douma, namun ia mendapatkan tebasan dari kipas besi Douma.
"Pernapasan Bulan, jurus kesepuluh; Tarian Bulan Kristal Perak."
Bunga-bunga kristal bermunculan dari permukaan tanah dan mengepung tubuh Douma. Iblis itu mencebikkan bibirnya kesal. Diayunkan kipasnya membuat semua bunga kristal itu lenyap seketika. Sayangnya, iblis itu tidak peka karena bunga kristal itu bermunculan dari berbagai penjuru dan melelehkan dirinya. Saat tubuh Douma mulai meleleh, tampaklah seorang perempuan bersurai hitam dan ungu. (Name) dan Kanao menghampiri perempuan tersebut.
Tubuh Shinobu sangat ringkih saat ini. Bahkan pergerakan kecil membuat dirinya menjerit kesakitan. Mata Shinobu mulai berkaca-kaca lalu menggapai kedua wajah yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Bibirnya melengkungkan senyum tipis. "Aku bahagia sekali melihat kalian bertiga sebagai akhir."
Netra (e/c) milik (Name) membesar seketika. Ia menggelengkan kepalanya cepat. Kanao masih setia menggenggam jemari Shinobu dengan air mata yang entah kapan sudah mengalir deras. Sedangkan Inosuke, memandang Shinobu dengan tatapan sedih sembari menenteng topengnya. "Tidak, tidak! Ini bukan akhir bagimu. Ini adalah awal kita melangkah untuk masa depan."
Sinobu terkekeh pelan walau harus terbatuk dan mengeluarkan darah. "Lihatlah netramu berubah menjadi emas. Aku pikir, kau sangat cocok dengan warna bangsawan seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]Kimetsu no Yaiba: Moonlight
Hayran Kurgu[END] Apa kau tahu bahwa setiap bagian dunia memiliki misteri tersembunyi. Pada era Meiji Taisho, konon, iblis pemakan daging berlalu lalang dengan bebas di dalam bayangan. Tidak masuk akal, bukan? Sama seperti seorang gadis kecil bernama Oikawa (N...