25. Meet the Devil

2.3K 460 147
                                    

Warn: typos in everywhere

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih mooniesss!!!

— m o o n l i g h t —


Seorang Pilar Air tengah duduk di atas teras rumahnya. Manik lautannya menatap rintikan salju yang menutupi permukaan tanah. Tampak secangkir ocha panas yang belum tersentuh sedikit pun. Pikirannya mengambang ke angkasa. Seekor kupu-kupu dengan corak hitam dan ungu menghampiri pria itu dengan mendadak. Jemari Giyuu terarah ke depan sebagai pijakan kupu-kupu itu saat mendarat. Sayapnya terbuka lalu menutup dengan pelan. Seakan menujukkan pada pria berwajah tampan itu corak juga warna yang ia punya sangat indah.

"Wanita itu dengan teganya membiarkanku melakukan tugas sendirian." Giyuu menahan napasnya sebentar kemudian dihelakan perlahan. "Selamat jalan. Sasuga Kocho Shinobu."

Kupu-kupu itu terbang dari jari Giyuu menuju ke tempat lain. Di mana seorang gadis bersurai panjang tengah berjalan seorang diri. Ia menggunakan mantel yang di dapat dari kunjungan terakhir kali. Kupu-kupu itu mengitari sang gadis yang masih belum tersadar. Obsidian (e/c) indahnya menangkap pergerakan yang dibuat oleh kupu-kupu tersebut.

"Ara~ makhluk cantik, apa yang sedang kau lakukan dicuaca dingin seperti ini?" Tangannya terbuka untuk membiarkan kupu-kupu cantik itu bertengger. Sayapnya terbuka lalu menutup menampilkan corak ungu-hitamnya yang cantik. Mata gadis itu sedikit melebar saat melihat warna kupu-kupu tersebut. Ia mengusap sayapnya lalu tersenyum. "Warnamu sangat mirip dengan Shinobu. Aku jadi rindu dengannya."

(Name) melihat sebuah pohon besar tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia berlari untu berteduh di bawah pohon besar tersebut. Hawa dingin merambat menusuk ke balik mantel tebal miliknya. Bibirnya yang merona berubah menjadi pucat.

"Nah, jika seperti ini kau tidak akan kedinginan lagi." Ucapnya pada kupu-kupu itu.

Saat sedang bermain-main dengan serangga cantik itu, (Name) melihat siluet hitam berwujud manusia. Matanya memincing untuk melihat karena tertutup kabut. Saat siluet itu mendekat, alangkah terkejutnya sang gadis bahwa yang dilihat adalah seorang anak kecil berambut hitam. Dirinya dengan cepat menghampiri bocah laki-laki tersebut dan memberikan jubah mantel kepadanya. Kupu-kupu yang semula bertengger manis di jemarinya kini terbang entah ke mana. Anak laki-laki tersebut terlihat kedinginan dan putus asa. Banyak luka di bagian lengan hingga leher.

Netra gadis itu berpendar. Melirik ke sana kemari mencari sebuah tempat yang layak untuk dihuni. Ia berjalan sambil memeluk bocah tersebut. Hal ini sedikit menyusahkan, karena tubuhnya yang kecil. Hatinya mendadak lega saat melihat sebuah rumah tak berpenghuni namun layak pakai.

(Name) memasuki rumah tersebut. Ia berkeliling mencari beberapa kebutuhan. Untungnya, gadis itu menemukan dua futon dan kayu bakar yang terbengkalai. Gadis itu mengernyit lantaran futon yang ia ambil sangat bersih. Bahkan, untuk ukuran rumah yang ditinggali pemiliknya terlihat bersih.

"Dik, maaf ya, nee-san tidak menemukan makanan apapun di rumah ini." Ujar gadis itu dengan mengelus surai hitam sanga bocah. Ia menepuk futon yang ada di sebelahnya. "Kemarilah! Kau pasti kedinginan. Perapiannya sudah onee-san nyalakan."

Anak laki-laki itu berbaring dengan menghadap (Name). Gadis itu tersenyum manis. Ia menyelimuti anak tersebut. "Tidurlah. Aku akan menjagamu."

Tidak terlalu lama untuk membuat anak laki-laki yang berada di samping (Name) untuk terlelap. (Name) mendesah lega. Mutiaranya bergulir menatap atap.

"Aneh ya? Umurku masih 15 tahun dan adik kecil yang berada di sampingku terlihat 2 tahun lebih muda. Tapi... kenapa aku seperti mengurus anak." Saat ia merasa bahwa memikir terlalu jauh. Dengan segera (Name) melambai-lambaikan tangannya di depan wajah guna mengusir khayalan anehnya. Kelopak matanya mulai terpejam karena tubuhnya merespon rasa lelah.

[✔️]Kimetsu no Yaiba: MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang