Warn: typos in everywhere
Et, tunggu dulu. Votenya mana nih mooniesss!!!
KYOJURO: "MOHON DIBACA SAMPAI AKHIR YA!!"
— m o o n l i g h t —
Gadis itu tengah menyeruput pelan ocha miliknya. Maniknya menatap sendu lantai kayu lalu menghela napas. Kedua mutiara itu bergulir ke samping guna melirik pria yang tengah tertidur dengan bersandar pada pilar kayu. Ia meletakkan gelasnya dan membenarkan posisi tubuhnya. Jemarinya mengangkat lalu mengusap pelan pipi pucat pria itu. Kelopak matanya terbuka menampilkan obsidian biru laut yang tenang.
Sang pria pun menggenggam jemarinya dengan erat kemudian merubah posisinya menjadi tiduran di atas paha gadis bersurai panjang. Manik biru laut itu memandang dalam seperti mencari sesuatu pada samudera (e/c) milik gadis di hadapannya. "Hei."
(Name) tersenyum, mengusap lembut surai jelaga Giyuu. "Iya, ada apa?"
"Entah kenapa, sulit sekali rasanya untuk berpisah denganmu."
(Name) melemparkan pandangannya ke lain arah. Akhir-akhir ini mereka jarang sekali bertemu karena sang Kakak selalu mendapati misi. "Nii-chan, aku ini adikmu. Aku tidak akan berpisah dan akan selalu bersama denganmu."
Kedua belah bibir Giyuu mendadak bungkam. Timbul rasa aneh di hatinya saat gadis di hadapannya hanya menganggap dirinya sebagai seorang kakak. Pria itu tersenyum getir dan membuang napasnya kasar. Memiringkan tubuhnya lalu kembali menutup mata.
Gadis itu menatap Giyuu sebentar sebelum menutup matanya. Sudah lama ia tidak bertemu dengan penjaganya. Gadis itu berpikir, bagaimana dengan kabar Tomoe yang menghilang dalam Dimensi Hitam? Keningnya mengerut, kepalanya mendadak berputar.
"(Name)..."
"(Name)..."
Putih.
Saat gadis itu membuka matanya semua menjadi warna putih. Memandang ke sana dan ke mari mencari sebuah atensi pria bermata laut, namun nihil. Giyuu hilang dari pandangannya. Bahkan gadis itu memakai sebuah kimono mewah berwarna hitam dengan corak bulan di segala sisinya. Dahinya terasa sangat panas kala cahaya terang datang dari atas kepalanya.
"Waa.. cantik sekali ya!"
(Name) membuka matanya dan melihat seorang gadis bersurai perak bergradasi navy. Senyum gadis itu mengembang lebar sehingga taringnya mencuat keluar. (Name) melangkah mundur, kimono yang dikenakannya sedikit menghambat pergerakan gadis itu, sehingga dirinya terjatuh pada rumput-rumput. "Apa sih maumu?!" Tanya (Name) to the point.
Gadis bersurai perak di hadapannya terlihat berpikir sembari menekan jari telunjuknya pada pipi. Ia bergerak untuk membelakangi (Name). Gadis itu kembali tertawa dengan riang. "Mauku? Hm... berikan aku darahmu dan kau akan mendapatkan kekuatanku."
Kedua netra milik (Name) membulat sempurna. Haruskah ia memberikan darahnya? Gadis itu sedikit trauma pasal memberikan darah. Yang ada diingatannya pasti selalu terbayang wajah Muzan yang sedang menyeringai lebar. Bulu kuduk gadis itu merinding seketika. "Ba-bagaima caranya?"
"Kemari lah!" Gadis di hadapan (Name) berjalan mendahului.
(Name) hampir terjerembab ke dalam parit karena kimononya sendiri. Beruntungnya ada pohon besar yang menjadi pegangan gadis tersebut. Mereka sampai pada sebuah danau yang dikelilingi dengan pohon Sakura. (Name) terperangah saking kagumnya terhadap tempat tersebut. Ia menggenggam tangan (Name) lalu mengusapnya pelan. Gadis dengan obsidian (e/c) meringis saat melihat telapak tangannya tergores cukup dalam, sehingga keluar aliran darah dan membuat genangan darah di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]Kimetsu no Yaiba: Moonlight
Fanfic[END] Apa kau tahu bahwa setiap bagian dunia memiliki misteri tersembunyi. Pada era Meiji Taisho, konon, iblis pemakan daging berlalu lalang dengan bebas di dalam bayangan. Tidak masuk akal, bukan? Sama seperti seorang gadis kecil bernama Oikawa (N...