29. End of Everything

3.4K 450 153
                                    

Warn: typos in everywhere
Warn: baca sampai akhir ya, sayang

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih mooniesss!!!

Tembus angka 90 langsung aku up part epilogue. Ayo yang mau nanya sama all chara kny buruan tanya dibagian bawah cerita!!

  — m o o n l i g h t —



Semuanya berdoa demi keselamatan orang-orang yang membunuh Muzan. Tak terkecuali Rengoku kecil yang tidak bosan-bosannya berdoa di depan Dewa. Mata sendunya menatap wajah cantik sang Ibu yang tersenyum. Ia berharap agar semuanya selamat terutama Aniki kesayangannya. Ia tidak mau jika harus kehilangan anggota keluarga yang sangat ia sayangi.

Kembali lagi pada Inosuke yang sudah terlepas dari kungkungan taring sialan berkat bantuan Zenitsu. Ia menebas tubuh sang iblis dengan gerakan cepat. Insouke terhempas karena tentakel yang kembali tercipta. Zenitsu yang membantu Inosuke juga terpental pada bangunan hingga roboh.

Matahari hampir muncul. Mereka melancarkan serangan beruntun. Para Pilar telah bangkit walau mereka kehilangan tangan juga kaki. Mereka berhasil menyudutkan Muzan. Tubuhnya berhasil dibelah oleh Sanemi. Fajar akan segera menduduki singgasana. Muzan berteriak kencang dan merubah dirinya menjadi besar. (Name) segera mencari bangunan yang terlihat kokoh lalu memanjatnya. Saat dirinya berhasil memijaki atap bangunan. Kedua matanya menatap bengis wujud menjijikan iblis tersebut.

"Saa~ Nue, berikan aku kekuatan seperti pada saat melawan Kokushibo."

Suara dalam batinnya berucap keras. "Jangan bodoh! Kau bisa mati! Lakukan yang lain saja."

(Name) merasa jengkel. Ia menusuk perut bagian kiri. Dirinya meringis. "Nue.. aku butuh kekuatan itu untuk membunuh iblis ini."

Tanpa disangka tubuh yang terkena tikaman dirinya sendiri melukai Nuekirimaru. Gadis bersurai perak dan navy itu bersimpuh pada ladang yang luas. Darahnya merembes keluar. Kelopaknya mengeluarkan air mata yang tidak dapat ditahannya lagi. "Tidak mau! Aku tidak mau kau mati, bodoh!"

Terjadi keheningan di antara mereka. Nuekirimaru masih menunggu jawaban sang gadis. Sedangkan (Name) menunduk dalam, membuat wajah bagian atasnya buram. Sebuah lengkungan tercipta pada bibir pucatnya yang terhias darah.

"Tenanglah, aku tidak akan mati secepat itu."

Nuekirimaru yang mendengar ucapan sang gadis memantapkan hatinya. Ia memberikan kekuatan besar kepada (Name). Gadis itu merasakan darahnya kembali berdesir dan lambang bulan sabit keluar dari dahinya. Nichirin hitam galaksi itu mengacung ke atas. Ia terjun dari atap lalu menebas tubuh Muzan yang membesar mulai dari bawah ke atas.

"Nuekirimaru; Hagun Berlapis Emas Hitam."

Semburan api hitam keluar dari dalam tubuh iblis tersebut. Membakarnya bersamaan dengan sang mentari yang telah terbit. Sinar hangatnya menyelimuti para pejuang. Mereka tersenyum bahagia tatkala Muzan lenyap menyisakan abu yang melayang di angkasa. Gadis itu tumbang seketika. Obsidiannya menatap sinar mentari yang menyorot. Jantungnya berdegub semakin lambat. Rungunya mendengar jika Gyomei dan kedua pasangan Pilar itu tidak dapat diselamatkan lagi. Bendungannya pecah, membuyarkan air. Lautannya tumpah membasahi tanah. Ia meremat seragamnya. Gadis itu gagal dalam melindungi rekan.

Gadis itu sangat lelah. Iris emasnya berganti menjadi semula. Manik (e/c) yang hangat dalam memandang siapapun. Sang gadis menatap langit biru. Telinga kanannya menangkap kicauan burung seakan penggambaran kebebasan. Bolehkah ia berisitirahat? Paru-paru sang gadis sangat berat. Ia tidak mampu bernapas dengan benar.

[✔️]Kimetsu no Yaiba: MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang