Case Code 02 : A Man With a Scar

538 142 108
                                    

Saat ini mereka semua berkumpul di ruang briefing dengan wajah tegang. Ada Captain Vio, Rael, Chico, Nathan, Ezra dan Azka. Bahkan Sofia Malik –ibu Kiana sekaligus adik Azka– juga ikut hadir disitu. Ia langsung datang ke kantor polisi setelah menelpon Azka. Inspektur pun turut bergabung dengan mereka. Sekarang mereka semua duduk bersama untuk mendengarkan keterangan yang lebih detail ibu korban.

“Baiklah, silahkan ceritakan secara rinci kejadiannya.”

Wanita itu menarik napas panjang, berusaha tetap tenang, walaupun sebenarnya ia berlinang air mata.

“Jadi, tadi sekitar pukul 12 siang, aku mendapat telepon dari babysitter Kiana. Memang dia yang biasa menjemput Kiana di sekolah. Namun ketika ia sampai, katanya Kiana sudah tidak ada. Ia sempat menanyai satpam, lalu satpam itu bilang Kiana sudah dijemput dengan mobil fortuner hitam beberapa menit yang lalu. Satpam itu mengira akulah yang menjemput Kiana, jadi ia membiarkannya. Begitu aku datang kesana dan mencari Kiana, satpam itu menunjukkan rekaman CCTVnya padaku. Benar yang dikatakan si satpam, mobil itu persis mobilku. Lalu aku langsung menelpon Azka dan menuju kesini.”

“Apa Anda ingat baju yang anak Anda kenakan saat itu?” tanya Rael.

“Ia memakai seragam sekolahnya dilapisi jaket bertudung merah dan sepatu hitam. Rambutnya ikat 2 dengan jepitan merah besar di masing-masing ikatannya. Ia juga membawa ransel berwarna merah,” jawab ibu Kiana.

“Baiklah. Terimakasih atas keterangan Anda, Mrs. Malik. Kami akan mengusut kasus ini segera. Anda bisa kembali pulang. Kami akan mengabari Anda perkembangan selanjutnya,” kata Inspektur.

“Tolong temukan anak saya,” mohonnya sambil menitikkan air mata.

“Kami akan mengusahakan yang terbaik,” kata Vio.

“Ayo, aku antar kau keluar. Kau bisa pulang sendiri?” Azka menuntun adiknya keluar. Setelah itu, ia kembali lagi ke ruang briefing.

“Kasus ini akan langsung aku serahkan ke Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal,” kata Inspektur. “Captain Ferrour, aku harap kau bisa menangani ini dengan baik.”

“Siap, Inspektur!”

Inspektur pun langsung melangkah keluar meninggalkan mereka tanpa mengatakan apa-apa lagi.

“Sekarang bagaimana, Capt? Apa yang harus kita lakukan?” tanya Ezra.

Captain Vio berdiri, raut wajahnya tampak berubah menjadi sangat serius.

“Pertama, kita ke TKP dulu."

***
GMC Savana berlogo kepolisian Ottawa yang tak lain tak bukan adalah mobil dinas Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal pun akhirnya tiba dengan cepat di tempat kejadian perkara. Tanpa menunggu lagi, Captain Vio langsung turun dari mobil, diikuti kelima anak buahnya.

Begitu turun dari mobil, Rael langsung mengobservasi lokasi itu. Suasana di kindergarden Saint Mary sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa anak yang bermain disana, dan ada juga yang menunggu jemputan mereka di pinggir jalan.

Banyak anak-anak yang menunggu di pinggir jalan, tetapi kenapa Kiana yang harus diculiknya? batin Rael.

Ia terus bepikir sambil berjalan mengekori Captain Vio yang pergi menghampiri satpam sekolah.

“Permisi. Selamat siang, saya Captain Violetta Ferrour dan ini rekan-rekan saya dari Tim Investigasi Khusus Kepolisian Ottawa. Kami datang untuk menyelidiki kasus penculikan anak yang baru saja terjadi disini. Anda sudah tau, kan?”

Satpam itu tampak sedikit terkejut, namun ia segera mempersilahkan Vio dan timnya menuju pos penjagaan. Saat masuk di pos, ada beberapa satpam yang sedang bersantai-santai. Namun begitu melihat Captain Vio, mereka semua langsung berdiri tegap dan memberi hormat padanya.

PARANOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang