Her Sweet Sides

363 80 140
                                    

***
“Kiana, apa kabar?”

“Baik, Uncle Rael.” Kiana tersenyum lebar menunjukkan gigi-gigi putihnya.

“Uncle senang sekali Kiana baik-baik saja.”

Suasana kamar pasien saat ini terasa sangat ceria. Semua anggota Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal datang menjenguk Kiana dan membawakan gadis kecil itu beberapa camilan kesukaannya. Nathan, Ezra, Azka, Rael, dan Chico –walaupun ia memang lebih banyak diam saja– sedang menghibur dan bercengkerama dengan Kiana yang tampak baik-baik saja setelah kejadian nahas yang dialaminya. Sementara Captain Vio, ia diluar ruangan pasien, bercakap-cakap dengan ibu Kiana, sekaligus memintai beberapa keteragan.

“Kata mama, Uncle sudah menolong Kiana, terima kasih, Uncle!”

Rael tersenyum sambil mengacak lembut rambut anak itu. “Sama-sama, Kiana. Uncle Rael, Uncle Ezra, Uncle Nathan, Uncle Azka, Uncle Chico, dan Aunty Vio sudah menyelamatkan Kiana. Jadi, Kiana tidak perlu takut lagi, ya!”

Mata Kiana membulat, seakan tak percaya. “Aunty Vio juga menolong Kiana?”

“Iya, Kiana. Bahkan, Aunty Vio tidak tidur semalaman untuk mencari Kiana,” kata Rael lembut.

“Tapi ‘kan, Aunty Vio tidak suka Kiana?”

Mereka semua tertawa. Kiana memang sangat polos dan menggemaskan.

“Siapa bilang Aunty Vio tidak suka Kiana?” tanya Nathan.

“Uncle Azka bilang, kalau Kiana nakal di kantor, nanti Aunty Vio akan marah dan memasukkan Kiana ke penjara,” oceh anak itu.

Azka terkekeh. “Kiana, Aunty Vio itu sebenarnya sayang sama Kiana. Buktinya, dia bekerja keras untuk mencari Kiana.”

“Aunty Vio mana?”

“Di luar,” jawab Rael. “Kiana mau bertemu dengan Aunty Vio?”

Kiana mengangguk bersemangat. “Mau!”

Rael pun menuruti permintaannya. Ia keluar sebentar untuk memanggil Captain Vio.

“Capt!” panggil Rael.

Captain Vio yang sedang berbincang dengan Mrs. Malik pun menoleh. “Kenapa, Rael?”

“Kiana ingin bertemu denganmu.”

Captain Vio mengernyit heran. Walaupun begitu, ia tetap bangkit berdiri dan berjalan memasuki ruang rawat inap Kiana.

“Aunty Vio!”

Kiana tersenyum girang begitu melihat Vio. Ia merentangkan tangannya lebar-lebar, mengisyaratkan ingin memeluk Captain Vio.

“Halo, Kiana.”

Vio segera menghampiri dan memeluk gadis itu hangat, pemandangan yang tidak biasa disaksikan oleh rekan-rekan setimnya.

“Aunty Vio ternyata tidak benci pada Kiana?”

“Tentu tidak, Kiana,” kekeh Vio. “Memangnya, siapa yang bilang begitu?”

“Uncle Azka,” jawab Kiana polos.

Vio langsung mendelik Azka yang cengar-cengir salah tingkah di belakangnya.

“Tidak, Kiana. Jangan percaya Uncle Azka, Aunty Vio menyukai Kiana, kok.”

“Terima kasih, Aunty Vio, karena sudah menyelamatkan Kiana.” Gadis kecil itu kembali memeluk Vio.

“Tidak apa-apa, Kiana. Sudah tugas Aunty Vio untuk menyelamatkan Kiana.”

PARANOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang