Case Code 3 : Sapphire Necklace - 3

303 67 139
                                    

**
“Apa?! Sarung tangan milik pencurinya?”

Rael tersentak kaget mendengar penuturan Captain Vio. Kebetulan, ia baru saja selesai menginterogasi saksi terakhir ketika Vio, Nathan, dan turun menghampirinya. Sedangkan Thunder sudah tampak sangat gelisah. Ia meronta-ronta ingin pergi keluar mengikuti jejak bau sarung tangan itu. Karena posturnya yang besar dan kuat, Vio sampai kepayahan menahan tali kekangnya.

“Iya! Tidak salah lagi, ini pasti milik si pencuri itu!”

“Kalau begitu, ayo kita ikuti Thunder, Capt. Mungkin saja dia bisa membawa kita menuju tempat si pencuri.”

“Oke. Ayo, Thunder!”

Rael mengambil alih tali kekang Thunder dari tangan Vio. Mereka berenam pun mengekori ke mana anjing pelacak itu membawa mereka.

Thunder berjalan sambil mengendus-endus tanah, membawa mereka keluar dari pintu depan rumah mewah itu. Ia terus berjalan mengikuti jejak bau yang ditinggalkan si pencuri. Walaupun tidak tahu maksud Thunder, Vio dan yang lainnya hanya menurut saja dan terus mengikuti langkah anjing pelacak itu. Captain Vio yakin dan percaya, indra penciuman Thunder pasti sudah terlatih dan tidak diragukan lagi.

Tiba-tiba, Thunder menghentikan langahnya. Ia berhenti tepat di depan sebuah tempat penampungan sampah, lalu beralih mengais-ngais tempat sampah tersebut.

“Thunder, jangan! Itu kotor!” larang Vio.

Namun Thunder tidak mengindahkan perintah tuannya, ia semakin gelisah dan menyalak-nyalak seolah telah menemukan sesuatu.

“Mengapa Thunder membawa kita ke sini, ya?” tanya Azka bingung.

“Apa mungkin pencuri itu pernah kemari?” tebak Ezra.

“Sepertinya,” kata Vio. “pasti pencuri itu sering mondar-mandir di sekitar tempat sampah ini.”

“Apa mungkin … itu artinya, pencurinya bukan orang dalam?” Chico ikut mengutarakan pemikirannya. “Kalau misalnya pencurinya adalah salah satu dari para pelayan rumah, pasti Thunder bisa langsung menemukan orang itu di rumah, bukannya malah membawa kita kemari.”

“Shit!” Rael tersentak kaget. “Apa jangan-jangan….”

“Apa? Kenapa?” tanya Vio sedikit panik.

“Jangan-jangan apa, Rael?” desak Azka.

“Kalian ingat tukang sampah yang kita temui di sini tadi pagi?”

Vio mengangkat setengah alisnya. “Apa mungkin dia pelakunya?”

“Hah?! Bagaimana bisa seorang tukang sampah mencuri di rumah sebesar itu?” Nathan seakan tak percaya.

“Tadi pagi, aku ingat sekali,” Ingatan Rael melayang kembali ke pertemuan mereka dengan si tukang sampah pagi tadi. “dia juga memakai handscoon seperti itu.”

“Tapi ‘kan bisa saja itu kebetulan!” sanggah Ezra.

“Tadi saat aku menginterogasi para pelayan itu, mereka semua sama-sama menunjukkan perilaku yang aneh. Tapi, bisa kusimpulkan, mereka semua memiliki dendam yang sama pada Mr. Tescara.”

“Aneh sekali,” sambung Vio. “Jika pelakunya orang dalam, pasti Thunder sudah menemukan orangnya.”

Rael mengangguk menyetujui pernyataan Vio. “Benar. Dan Thunder malah membawa kita kemari. Itu artinya, pelakunya bukanlah orang dalam.”

“Tadi pagi tukang sampah itu sempat bilang bahwa ia mengenal beberapa pekerja di rumah Mr. Tescara. Apa ada kemungkinan mereka bekerja sama?” tanya Chico.

PARANOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang