Case Code 3 : Sapphire Necklace

369 70 120
                                    

“Tunggu, tunggu … Chico, coba jelaskan, siapa itu Harold Tescara?”

Azka masih mencoba mencerna peristiwa yang terjadi, begitu juga dengan anggota Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal yang lain. Semua itu terlalu tiba-tiba bagi mereka.

“Setahuku, dia adalah CEO Tescara Company. Seperti yang sudah kukatakan tadi, Tescara Company adalah industri manufaktur terbesar di Kanada,” jelas Chico.

“Tescara Company…,” gumam Azka. “sepertinya aku pernah mendengarnya.”

“Dia itu termasuk orang terkaya dan terkenal di negara ini.” Chico melanjutkan penjelasannya.

“Karena korban kali ini bukan orang sembarangan, kita semua harus hati-hati,” imbuh Vio. “jangan sampai media mengacaukan pekerjaan kita.”

“Siap, Capt! Aku jamin, penyelidikan kita kali ini akan dilaksanakan secara tertutup, seperti ciri khas Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal,” sahut Azka, diikuti anggukan meyakinkan dari rekan-rekannya yang lain.

“Baik. Semuanya sudah siap? Chico, minta alamat TKP-nya pada inspektur. Kita harus menuju kesana secepatnya!”

***
“Wow.”

Hanya satu kata itu yang bisa terucap dari mulut mereka kala sampai di rumah CEO korban perampokan itu. Tempat itu bahkan tidak cocok untuk disebut rumah. Bangunannya dibangun di atas tanah seluas dua hektar, memiliki halaman yang sangat luas dipenuhi berbagai macam tanaman bunga yang beragam jenisnya, ada juga private pool dan taman bermain mini di sayap kiri rumah. Tempat itu lebih layak disebut istana daripada hanya sekadar rumah biasa.

“Sialan,” umpat Nathan saking terpesonanya. “rumah macam apa ini?”

“Kapan aku bisa punya rumah sebesar ini, ya?” Ezra berandai-andai.

Walaupun ikut terperangah, Vio cepat sadar dan kembali menyadari tujuan utamanya datang ke tempat itu.

“Ayo kita masuk!” ajaknya.

Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal pun masuk ke rumah besar itu dengan memencet bel di sana.

TING NONG!

“Siapa?” sahut sebuah suara yang berasal dari interkom.

“Kami Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal dari Kepolisian Ottawa yang akan menyelediki kasus pencurian di rumah ini,” balas Vio.

Tanpa banyak bertanya lagi, seorang wanita yang tampaknya adalah pelayan di rumah itu membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

Sekali lagi, semua anggota Tim Investigasi Khusus Divisi Kriminal dibuat takjub dengan desain interior dalam rumah itu. Bahkan sofa yang mereka duduki saat ini pun sangat empuk, bagai dibuat dengan kualitas yang sangat tinggi.

“Tunggu sebentar, Detektif. Saya akan panggilkan Mr. Tescara.” Pelayan itu membungkuk sopan lalu pergi meninggalkan mereka.

“Aku penasaran, kira-kira di rumah ini ada liftnya tidak ya?” gumam Azka.

Sementara yang lainnya sibuk mengagumi keindahan rumah itu, Rael sedari tadi berkutat dengan pikirannya sendiri. Menurutnya, rumah itu terlalu besar. Tidak mungkin seorang pencuri biasa masuk ke sana. Terlebih lagi, ada sangat banyak pelayan yang bekerja di sana. Ia pasti akan cepat ketahuan. Meskipun ia masuk pada malam hari, ia pasti akan tersesat di dalam rumah sebesar itu. Jadi, Rael pertama-tama mencurigai orang-orang di dalam rumah tersebut.

“Respon kepolisian akhir-akhir ini agak lambat, ya?”

Bukannya sapaan, malah suara dengan nada ketus dan tidak sopan yang menyambut mereka. Captain Vio melirik heran pada pria yang baru datang itu. Dilihat dari kemeja formal yang dikenakannya, pastilah dia Mr. Tescara.

PARANOISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang