AN; Gengs 🌚🌚🌚Bulgos plus plus, tolong kalau gak kuat di skip aja ya gengs, love you❤
Ku masih belajar buat bulgos yang ada perasaannya. duh maafkeun, amatir..
_____"Delia!" Aku mendengar ketukan pintu kamar mandiku.
Sial, aku lupa mengunci kamarku.
"Delia"
"Delia buka pintunya"
"Delia"
"Apa Jeon?" Aku mematikan keran air. Suara Jeon terdengar aneh.
"Aku baru saja mandi, apa kau bisa keluar kamar dulu?" tanyaku.
Tidak ada jawaban.
Mungkin dia sudah keluar.
Aku merapikan rambutku yang masih basah, membalut tubuhku dengan handuk putih yang tergantung itu. Sial, bathrobe masih tergeletak di tempat tidur.
Aku membuka pintu kamar mandiku, Jeon masih berdiri di depannya, menungguku untuk keluar.
Hangat langsung menyelimuti tubuhku. Jeon memperhatikanku dari atas kepala hingga rambut. Matanya memperhatikan tiap tetes air yang jatuh dari rambut, turun menyusuri leherku, hingga terserap pada handuk yang terbalut tepat di atas dada.
"Jeon.."
Dengan tubuh yang hanya dibalut handuk, aku melihat Jeon yang terdiam menatapku lurus.
"Jeon, tolong keluar dulu sebentar" Aku menutup pintu kamar mandi di belakangku.
Jeon masih diam tidak berkutik. Dia menelan saliva, seraya mengulum bibirnya. Aku hanya ingin dia keluar sekarang. Aku tidak menjamin segala hal yang dapat terjadi di sini. Tidak malam ini.
"Aku mohon.." Aku mendorongnya menjauh, hingga punggungnya menabrak pintu kamarku.
"Jeon please," Aku mencoba membuka pintu yang terhalang oleh tubuhnya. Namun tubuh Jeon tentu lebih berat dari tenaga yang aku punya.
Dia masih diam menatapku tanpa berkata sedikitpun. Aku tidak tahu apa maunya.
"Pergilah," tangisku pecah lagi, Jeon menahan lenganku, memegang wajahku dalam kedua tangannya.
Dia menyeka air mataku, tapi tangisku malah menjadi. Aku terisak di depannya, air mataku turun dengan deras membasahi tangannya.
"Jeo-" seketika Jeon mendekatkan bibirnya, melumat bibirku habis tanpa membiarkanku bernapas. Rasa asin dari airmata memenuhi bibirku, pun dengan bau alkohol menyengat di napasnya.
"Kau mabuk" ujarku.
Aku mendorongnya menjauh. Kenapa dia harus melakukan ini dalam keadaan mabuk? Kenapa padaku?
"Katakanlah padaku kenapa kau menangis" tanyanya. Matanya gelap. Jeon di depanku ini dingin dan menyeramkan.
"Aku tidak menangis"
Jeon menciumku lagi, menyerang bibirku lagi dan lagi. Dia benar-benar tidak membiarkanku bernapas.
"Katakan" tanyanya lagi.
Aku mengais oksigen, dan kembali terisak. Rahangku sudah pegal karena menangis.
"Aku tidak menangis" jawabku mencoba menenangkan diri. Merekatkan handuk itu agar tidak terjatuh.
Jeon melahap bibirku, menghisapnya hingga bunyi berdecit. Dia agresif sekali. Apa dia tidak mengerti kalau aku sebenarnya menangisinya, huh? Aku sungguh terluka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Goodbye | JJK ✔
FanficMungkin kita tidak ditakdirkan untuk bertemu lagi, Jeon. start: 10 maret, 2020 end: 18 September 2020 [Jungkook Fanfiction] ©2020geanatyas