Sebab Akibat (1)

24.2K 2.1K 69
                                    

"Lo enggak salah alamat kan bos?" Tanya Rendi ragu, saat mobil atasannya sampai di depan bangunan minimalis dengan halaman yang lumayan luas. Rendi sendiri sudah tahu rumah Hanum setelah mengantarnya pulang beberapa waktu lalu. Ia hanya ingin menggoda atasannya.

"Enggak lah!" Sahut Bagas.

"Widih, hapal banget sih sama rumah mantan mertua." Cibir Rendi membuat Bagas memutar bola matanya malas.

"Ayo turun." Serunya. Tanpa babibu Rendi mengikuti langkah Bagas keluar dari mobil.

Seminggu lalu, Hanum beserta bayinya sudah diperbolehkan pulang. Hari ini, Bagas dan Rendi memang sengaja mengambil jatah jam istirahat lebih panjang untuk datang ke rumah Hanum. Dengan alasan menjenguk sekaligus bersilaturahmi. Mmmm, alasan klasik! Batin Rendi.

"Boxnya siapa yang bawa?" Tanya Bagas.

"Ya mana gue tahu, kita bawa bareng-bareng lah! Ogah gue bawa sendiri, isinya berat gitu!" Seru Rendi sambil membuka pintu belakang mobil.

"Ya sudah ayo kita angkat!" Keduanya bersusah payah membawa box besar berisi kado untuk Hanum dan bayinya menuju ke teras rumah. Sebelum sampai di rumah sang mantan istri, Bagas sengaja mengajak Rendi untuk berbelanja kebutuhan bayi.

"Niat banget lah bosku ini!" Cibir sang sekretaris. Tanpa menghiraukan ucapan Rendi, Bagas beranjak mendekati pintu dan mengetuknya pelan.

Tok...tok...tok!

"Enggak ada di rumah kali!" Celetuk Rendi menyadari bosnya sudah mengetuk pintu hampir lima kali.

Tidak ingin putus asa, Bagas kembali mengangkat tangannya untuk menggapai pintu bercat putih itu lagi. Namun tidak lama kemudian pintunya terbuka.

"Loh, pak Bagas, mas Rendi?" Hanum tampak terkejut mendapati rekan kerja dan bosnya berada di teras rumahnya siang ini.

Bagas dan Rendi kompak menilik penampilan Hanum di hadapan mereka. Dengan balutan daster rumahan sebatas lutut, rambut yang diikat asal dan wajah polos tanpa make-up, justru membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.

Ekhem! Rendi berdehem pelan lalu melempar lirikan jahil pada Bagas.

"Aku suka bodi goyang mama muda! Mama muda!" Celetuk Rendi sambil bergumam pelan dengan lagu khas TikTok yang saat ini tengah viral.

Membuat Bagas yang masih menatap wajah mantan istrinya itu, langsung memalingkan pandangan sembari memberi lirikan tajam ke arah Rendi. Alih-alih takut, laki-laki itu justru semakin semangat untuk menjahili Bagas.

"Kita datang ke sini untuk menjenguk kamu dan Zaki." Jelas Bagas dengan raut wajah canggung. Tapi dia berusaha menepis kecanggungan itu dengan bersikap formal di hadapan Hanum.

"Sekaligus membawa kado dari kantor." Tunjuknya ke arah kotak besar yang sepertinya tidak muat masuk lewat celah pintu rumah Hanum.

"Oh terima kasih banyak pak. Seharusnya tidak perlu repot-repot seperti ini." Jawab Hanum tidak kalah canggung.

Memang cukup wajar jika mereka kembali menjenguk dan melihat kondisi Hanum juga bayinya. Tapi sekelas atasan dan bawahan, barangkali Bagas terlalu 'baik' untuk melakukan hal ini. Apalagi di rumah sakit kemarin, mereka sudah lebih dari sekedar 'menjenguk'.

"Eh Han, kita bawa masuk lewat mana nih? Sepertinya masuk pintu saja tidak bisa."

"Biar di luar dulu saja mas, nanti aku suruh Harviz buat ngangkut lewat belakang."

"Pak Bagas sama mas Rendi silahkan masuk," Hanum membuka pintu lebih lebar. Bagas mengangguk, lalu masuk ke ruang tamu. Sedangkan Rendi yang baru saja ingin melangkah, sudah dihadang oleh Hanum.

Bukan Salah Karma [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang