Little Menma

1.6K 75 2
                                    

Note: seperti biasa, iqra part 1





Namanya Menma, Uzumaki Menma. Putra tunggal dari pasangan Naruto dan Sasuke. Putra yang membawa kebahagiaan bagi sang matahari dan bulan, bayi yang montok dan menggemaskan. Usianya baru menginjak sepuluh bulan lebih selepas ia dilahirkan oleh ibunya, Sasuke.

Fisiknya sebagian besar mewarisi gen sang ayah yang keturunan bangsawan Namikaze, kakeknya (Namikaze-Uzumaki Minato). Kulit tan sedikit putih dari sang ibu, rambut harajuku (jabrik dengan sisi kanan dan kirinya panjang) namun berwarna hitam gelap seperti sang ibu, pipi tembam bergaris seperti ayahnya dan tentu saja iris bulatnya berwarna biru seperti ayahnya.

Si kecil sangat suka minum susu dan saat ini suka mengunyah atau menggigit dot bayi, biasa gusinya gatal menandakan gigi susunya akan tumbuh. Sang ibu, Sasuke terus putar otak agar bayi gembilnya tak menggigit asal benda yang ada di dekatnya. Sakura bilang kalau bayinya sudah mulai menggigit sesuatu, ganti dengan makanan yang sudah direbus hingga lunak untuk mencegah ia menggigit mainan yang berpotensi banyaknya zat kimia dan kuman.

Menma tipikal anak penurut, hanya di bulan awal kelahirannya sedikit membuat Naruto dan Sasuke kelimpungan. Tangisannya di malam hari terbilang cukup sering, tanda ia lapar atau popoknya minta diganti. Istri Uzumaki itu jadi teringat ketika ia salah gendong dan menarik-dorong kereta bayinya akibat kelelahan

Kala itu Menma menangis karena mendengar keributan dari luar. Bazaar tahunan di Konoha selalu dipenuhi orang dan teriakan para pedagang, apalagi saat ini mau masuk musim panas. Naruto dan Sasuke yang panik mendengar tangisannya langsung masuk ke kedai makanan cepat saji yang dilengkapi pendingin ruangan, memesan makanan dan salad tambahan serta duduk di tempat yang nyaman dan sejuk.

"Huksss... huweeee"

"Yosh...sini ibu gendong. Hmmmmm...Menma jangan menangis, yoshh...yoshh." Ujar Sasuke sambil terus menggoyangkan kecil tubuh Menma agar bayi itu tenang, sesekali ia mengusap kening putranya yang berkeringat karena kepanasan dari luar sana.

"Sasuke, biar aku yang menggendongnya. Makanlah dulu, nanti sakit." Tawar Naruto dan menyodorkan salad, kentang goreng serta seporsi nugget.

"Menma kepanasan, aku tak bisa makan dengan tenang kalau ia masih menangis. Kau makanlah duluan, sayang."

"Aku sudah menghabiskan makananku. Kau belum, sini biar aku saja."

"Baiklah, aku mau makan dulu. Tolong tenangkan Menma, ya."

Gendongannya sudah beralih ke tangan ayahnya. Bayi kecil itu menggeliat gelisah karena keringat di beberapa bagian tubuhnya. Tangan besar itu mengusap kening dan leher pendek bayinya dengan tissue dari kedai itu.

"Menma panas? Humm...nanti sesudah di rumah kita mandi, ne. Pasti menyegarkan! Yosh, lihat ibumu sedang makan. Dia lapar, pipinya saja sampai menggembung karena banyak makan heheheee...ittai" pekiknya lirih, tulang keringnya ditendang oleh Sasuke di bawah meja.

"Aku selesai. Sini gantian, biar aku yang gendong Menma."

"Eyyss, istirahat dulu. Kau kelelahan mengurus nya dari pagi."

"Itu sudah tugasku sebagai ibunya. Menma, kochi-kochiii..." Bantahnya dan menepukkan kedua tangannya pelan di depan wajah putranya. Mata bulat berwarna sapphire itu menatap polos sang ibu, menarik perhatiannya agar terus melihat pria cantik itu.

"Kau mau digendong ibumu? Baik, ayah akan memberikannya. Bermainlah dengannya, ayah mau ke toilet dulu. Sasuke, aku pamit sebentar."

"Baiklah. Hati-hati." Ucapnya dan kembali mencium pipi tembam beraroma bunga dari bedak bayi yang dipakainya. Tak lama mata onyx itu sedikit terpejam, ia mulai kelelahan dan menguap kecil.

When You Were Gone [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang