Test and Sick

959 35 13
                                    

Note: udahhh ahh iqra
.

.

.

.

.
Hari ini tepat ujian chuunin tahap pertama diadakan. Berawal dari tes tertulis, soalnya bagi remaja rambut hitam jabrik itu cukup menantang. Membutuhkan waktu hampir 45 menit hingga ia selesai terlebih dahulu dan meninggalkan ruangan ujiannya, disusul rekannya yang juga berotak encer seperti dirinya (Ayami dan Mitsuki).

"Menma-kun, kau cepat sekali menjawab soal itu!"

"Hn...aku saja hampir pusing dibuatnya! Hiiiyyy...sadis sekali si pembuat soal!"

"Aku juga pusing, tapi setidaknya aku mendapatkan kisi-kisi dan cara menjawab soal itu dari ibuku. Ibuku dulu peringkat terbaik ujian test ini."

"Kami juga mau belajar dengan ibumu kalau begitu!"

"Heheheeeee...test-nya kan sudah lewat. Hahahaaa..."

Menunggu hasil ujian membutuhkan waktu hampir dua jam hingga akhirnya keluar daftar genin yang lulus ujian tertulis. Semua peserta tes lulus tahap ini

Ya formalitas saja sebenarnya tes ini, hanya untuk uji mental siapa yang mampu bertahan di ruang itu, taulah sendiri siapa yang hobi membuat orang jantungan, 'kan.

Hatake Kakashi

"KITA LULUS! YES!" Ketiga remaja itu bersorak gembira saat melihat namanya merajai tiga teratas.

"Besok kita harus semangat untuk tahap kedua, ku dengar ini perkelompok dan sesuai tim yang dibentuk dari awal! Kita pasti bisa!" Remaja manis berkulit putih itu nampak semangat, apalagi kalau berpasangan dengan orang yang selama ini ia sukai...Uzumaki Menma.

"Uhm, benar kata Mitsuki! Kita pasti bisa!"

"Kalau gitu, semangat!"
.

.

.

.
"Aku pulang!"

"Menma sudah pulang, selamat ya jagoan ibu!"

"Ehh, memangnya ibu tahu?"

"Tentu saja, adik cantikmu yang memberitahu ibu." Ucap Sasuke sambil melirik gadis kecil yang mengedipkan mata kanannya.

"Himaaa, tidak surprise lagi kalau begitu... tapi terimakasih, ibu...himaa.."

"Kakak hebat, aku sudah membuat sesuatu untuk kakak. Aku membuatnya bersama ibu!"

"Tadaaaa!"

Hotpot lengkap dengan pendamping sudah tersusun di meja. Daging, sayur bahkan udon sudah tersedia dan siap untuk dicelup di kuah kaldu itu.

"Ibu dan adikmu membuatkan ini khusus untuk yang sedang berjuang. Energimu pasti lebih meningkat."

"Uhm! Ayo kak, aku dan ibu menunggu kakak!"

"Baiklah! Aku berbenah sebentar!"

Makan sore menuju malam itu begitu enak dan menyenangkan. Selain makanannya yang enak, kehangatan keluarga tetap terasa walau tak ada sang ayah yang selalu membuat lelucon di meja makan. Biasanya Menma dan sang ayah selalu bertanding siapa yang menyantap udon tercepat.

"Menma, makan yang banyak. Biar kau tumbuh sehat. Hima juga, jangan makan dagingnya saja. Ini, sawi hijau untuk kedua kesayangan ibu."

"Ini pahit!" Cicit gadis kecil itu. Tapi sumpitnya tetap mengarahkan sayur serta sesuap nasi ke mulutnya.

"Hahahahaaa, pipimu begitu tembam. Ibu juga jangan hanya makan sayur saja, ini daging. Tubuh ibu tak boleh kurus, nanti mudah sakit." Ia mengarahkan daging yang masih mengepul ke atas nasi di mangkuk Sasuke.

When You Were Gone [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang