Note: iqra guys :)
..
.
.
.
.
.
Sudah berjalan empat bulan Menma belajar di akademik itu. Layaknya siswa pada umumnya, ia ingin belajar semuanya tentang dunia shinobi.Tapi untuk urusan praktek lapangan, jangan remehkan bocah senyum matahari itu. Ia bisa menguasai alat ninja baik shuuriken dan kunai bahkan bisa taijutsu dan ninjutsu walau tak sekuat kedua orangtuanya. Tapi itu tergolong hebat untuk siswa seusianya.
"Sekarang kita akan mencoba tanding 1 lawan 1. Untuk yang pertama ku panggil, langsung maju dan mulai salam!" Aburame Shino mulai mengambil acak nama siswa yang akan mencoba tanding.
"Humph...aku takkan kalah dari anak Nanadaime Hokage itu. Dia pasti yang akan kalah." Iwabe menatap remeh Menma yang sedang asyik bercanda kepada Ayami dan Mitsuki di jarak yang cukup jauh.
"Iwabe-kun. Jangan begitu... m-maksudku jangan meremehkan orang lain." Denki, bocah laki-laki berkacamata itu tak enak hati mendengar orang yang pernah menolongnya di kereta api itu dihina oleh temannya sendiri.
"Kenapa? Aku 'kan hanya beroptimis, tidak meremehkan dia!"
"A-aku tahu tap--"
"Iwabe akan melawan Uzumaki Menma. Kepada nama-nama yang aku sebutkan, silahkan maju menuju sumber suara!"
Dengan tenang, kedua bocah laki-laki itu maju dan saling berpandangan dengan cara berbeda. Satu dipenuhi ketenangan dan satu lagi penuh optimis sedikit kesombongan di sana.
"Beri salam!" Kedua jari mereka menegak ke wajah masing-masing
"Mulai!"
Pertarungan dimulai. Taijutsu antara Iwabe dan Menma bisa terbilang hampir sama, temponya saja yang berbeda. Nampak Menma membaca pukulan-pukulan dari rivalnya sehingga dengan mudah ditepis. Tangannya pun tak menyentuh tubuh inti Iwabe sejak tadi, hanya seputar tangan dan kaki.
TAP TAP TAP
BUGH BUGH
Nampaknya bocah bertopi seperti sorban ini sudah mengenai tubuh inti Menma, membuat bocah jabrik itu sedikit terhuyung dan mulai fokus kembali. Dengan cekatan, Menma memberikan pukulan telapak tangan di dada dan punggung Iwabe. Begitu cepat hingga tak bisa sang pemilik menangkisnya
"Waaaaaa..."
HUP
Tangan dan kepalanya tertahan kaki dan tangan Menma, ia tak mau temannya jatuh dan terluka parah.
"Ibuku pernah bilang, kalau orang jatuh dengan kepala belakang terbanting...dia bisa cedera parah dan meninggal. Aku tak mau temanku meninggal." Ucapnya dan membantu Iwabe berdiri.
"M-maaf Menma, aku merasa bersalah..."
"Hahahahaa...tidak apa-apa. Tapi aku suka tanding tadi. Kapan-kapan kita bertanding lagi, ya?" Tawar Menma sambil mengedipkan matanya sebelah, persis seperti Naruto saat remaja dulu.
"Ohhh, baik!"
"Pemenang tanding ini, Uzumaki Menma. Aku bangga pada kalian, sportif sejak dini itulah sifat pria sejati sesungguhnya."
Sorak teriakan siswi di akademi menyerukan namanya, Menma merasa tak enak hati dan hanya tersenyum lima jari seperti biasa.
"Kau hebat, Menma-kun!"
"Uhm, benar kata Ayami-chan...Menma memang hebat! Aku harus kuat seperti dirimu!"
"Ahahhahaaa...kalau itu, ayo kita berlatih bersama-sama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Were Gone [SELESAI]
FanfictionNote: Narusasu, M-preg, semi-canon, bxb karakter: Masashi Kishimoto When you're gone, everything has changed without you Homophobic SILAHKAN mundur alon-alon :)