New Hokage

1K 56 3
                                    

Note: udahhh ahhh udh sering aku bilang...iqra. Sedikit asyem lemon tak apa keknya Yee...ehehe
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

6 years later

Sasuke sudah cukup sibuk di dapurnya dari jam enam pagi, membuatkan sarapan untuk bertiga dan dua gelas susu berbeda varian. Menma juga turut andil walaupun sedikit di sana.

"Uhmmm...whoaaa! Ibuuu, Menma bisaa...sup-nya tidak tumpah hihihii..."

"Waahhh putra ibu memang hebat, oh iya...Menma tolong bangunkan ayahmu, ne. Ibu mau ambil jubah ayah di rumah nenek."

"Uhm? Rumah nenek penjahit itu 'kan jauh, Bu! Biar Menma yang ambilkan, ibu tak boleh lelah!" Menma begitu menyayangi ibunya, apalagi ada hal lain yang harus ia jaga dari ibunya.

"Tak apa, rumah nenek itu tak terlalu jauh. Ibu bisa pakai sepeda agar tak terlalu lelah. Menma bangunkan ayah saja..." Sasuke sudah melipat apron-nya dan bersiap untuk pergi ke tukang jahit khusus pembuatan jubah Hokage.

"Ayah tidur seperti kerbau...pasti susah bangun..." Gumam bocah itu yang terdengar di telinga Sasuke. Ia hanya terkekeh kecil melihat komentar putranya akan suaminya yang suka tidur.

Langkah kaki mungil itu menuju lantai dua, tepatnya kamar kedua orangtuanya. Sedikit berjinjit untuk meraih gagang pintu itu dan membukanya perlahan, berjalan pelan agar tak bersuara sama sekali.

Mata birunya menangkap sang ayah yang mendengkur pulas. Lihat saja ada 'air suci' sedikit keluar dari bibir itu. Beralih matanya pada beberapa buku dan gulungan yang ada di sisi kiri tempat sang tidur,

'Pasti ayah membaca itu hingga larut malam. Tak boleh, ibu sudah menunggu ayah.'

Ia semakin mendekat dengan tubuh lelah Naruto, meraih guling yang tak lagi dipeluk pria dewasa itu dan mulai aba-aba.

"Satu, dua, tiga."

BUGH

"AYAH BANGUN!!!"

"Buaaghhhh...M-menma...ayah kaget-ttebayo."

"Ibu sudah siapkan sarapan. Ayo ayah! Bangun! Nanti ayah telat ke sana!"

"Ughhh tunggu sebentar, ya. Kepala ayah pusing-ttebayo." Tubuh itu terduduk di kasurnya, masih kaget karena ulah jahil anaknya itu. Sang pelaku hanya terkekeh dengan senyuman lebar di wajah tembamnya.

Di meja makan, Sasuke melihat sang putra menarik kecil celana ayahnya untuk sarapan bersama. Bagaikan copy paste, senyuman mereka sangat mirip apalagi pipi bergaris seperti cheetah yang ingin menyerbu makanannya.

"Akhirnya sang pangeran tidur bangun..." Sindir Sasuke dan mulai meneguk susunya. Tak lupa kekehan manisnya tersungging di bibir tipisnya itu.

"Menma membangunkan-ku dengan cara luar biasa, sayang. Aku sampai tak bisa bermimpi lagi-ttebayo." Naruto langsung melahap suplemen vitamin yang sudah Sasuke siapkan di depan sarapannya dan meneguk segelas air putih.

"Hihihii...sudah dibilang jangan terlalu lama belajar, kau jadi telat bangun. Ya sudah silahkan makan sarapan kalian, aku mau ke rumah nenek penjahit jubah Hokage."

When You Were Gone [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang