14. Tugas

15 6 0
                                    

___________

Setelah Malam itu, setelah pesta William berakhir. Reta pulang dengan perasaan kesal Dan bingung. Ia memutuskan untuk melupakan perkataan ibunya Wwilliam, apapun itu Dan melupakan semua masa lalu yang ada "dia" Di dalam nya.

Sejak malam itu emina Dan Laura juga menyadari sikap dinginnya retta pada mereka juga pada dokter-dokter yang lain, kecuali pada pasien.

Ketika di RS, Ia hanya akan bersikap ramah Dan hangat pada pasien saja. Dan ketika diluar Ia hanya bersikap dingin pada orang lain. Tidak dengan emina, Laura juga keluarga nya.

tepat setelah tiga bulan mereka bekerja keras sebagai dokter di RS
National university Hospital (NUH). Mereka baru bisa merasakan sedikit ketenangan dalam bekerja, Dan mereka juga sudah menjadi dokter tetap disana, bukan anak magang lagi :v

Laura masih berhubungan dengan morgan. emina Dan retta juga baru mengetahuinya tiga minggu yang lalu, Laura menceritakan semuanya saat retta Dan emina menginap di rumah Laura setelah bekerja lembur.

Karena saat itu tepatnya dua bulan yang lalu, ketika mereka masih bekerja sebagai anak magang di RS tempat mereka bekerja, saat itu semua RS Dan dokter di Singapore mengalami kewalahan dikala terjadi bencana gempa bumi di beberapa kota Singapore. Kala itu emina, Laura Dan retta hampir bekerja 24 jam untuk merawat pasien selamat dengan luka parah dan juga mayat yang terus saja berdatangan.

Bencana itu menjadi bencana yang cukup menggegerkan dunia akibatnya system pertahanan, economi, sosial dan lain nya lagi terganggu sehingga menyebabkan kekacawan-kekacawan yang lain. Retta harus terpaksa berpisah dengn ibunya yang harus pindah rumah.

Begitu pun dengan emina dan Laura, seluruh keluarga mereka yang tinggal di Singapore harus terpaksa pindah ke Negara Lain demi keamanan juga untuk berjaga-jaga jika terjadi gempa susulan ataupun hal lain nya lagi.

Ibu reta terpaksa meninggalkan Retta sendirian di Singapore, Ia harus pulang ke Indonesia sampai keadaan Singapore kembali stabil. Tentu Ia juga pindah bersama kedua assistant Rumahnya karena mereka berdua juga tidak mungkin di tinggal di Singapore dalam keadaan seperti ini.

Saat ini Singapore tengah berjuang memperbaiki sikon disetiap kota. Dan syukurlah setiap Rumah Sakit juga sudah normal seperti biasa.

Retta Dan semua dokter yang ada di RS National university Hospital Bisa sedikit bernapas lega. Tidak terpikirkan mereka akan mengingat kejadian pahit itu lagi. Terutama Retta, dokter specialis bedah.

Betapa tegangnya 2 bulan saat itu berjalan, Penuh tekanan Dan tantangan baik fisik Maupun mental. Semuanya hampir putus asa atas banyak nya korban yang berjatuhan.

Pernah sekali, Retta Dan emina menjalankan sebuah ooperasi di bagian Kepala korban. Dan mereka ternyata tidak bisa menyelamatkan nyawa korban tersebut. Betapa terpukul Dan down' nya Retta serta emina. Laura hanya bisa menguatkan mereka atas apa yang sudah terjadi.

Hal yang sama, Laura pun mengalami banyak sekali tekanan di lapangan. Ia yang harus menyelamatkan sebisa mungkin para korban Dan merawat warga-warga di desa yang terkena longsor yang tidak bisa di rawat di RS . Ia bersama para relAwan yang lain . Setiap saat setiap waktu dalam dua bulan itu mereka selalu mendengar tangisan, jeritan Dan kepanikan dimana-mana.

Hingga tak dapat dipungkiri, reta emina Laura Dan semua dokter disana juga sering kali menangis. Lantaran tak kuasa melihat korban jiwa berjatuhan.
___
____________$_______________


"Lapor kapten. Tenda-tenda kita tidak bisa didirikan di lokasi tadi. Akibat lokasinya dapat dengan mudah dI bajak oleh para teroris itu" Justin melapor pada letjen.
" Benar, tidak perlu ada pendirian tenda apapun. Kita membaur dengan alam untuk saat ini. Segera arahkan dan persiapkan semuanya"

"Siap. Laporan selesai" Hormat dilakukan dan justin undur diri dari hadapan letjen Abraham.

"Bagaimana? " Morgan bertanya pada justin,

"begitulah. Seperti data lapangan kita tidak akan mendirikan tenda atau apapun juga. Biarkan semua peralatan berada di dalam mobil dan di tempat yang aman. Kita akan membaur dengan alam untuk membasmi 'mereka'". Sambil berjalan justin menjelaskan semuanya pada Morgan.

"Ayo. aPa kapten sudah Baik-baik saja?" Tanya justin pada Morgan.

"Lihatlah! " Morgan menunjuk ke suatu arah, tanpa menjawab pertanyaan justin.
Mereka melihat kedatangan William, ya benar kapten William. Berjalan ke arah mereka dengan gagahnya dan selalu saja terlihat tampan juga dingin-_-

Justin dan Morgan pun memberi hormat. Lalu di balas oleh willi.

"Bagaimana laporan mu? Maaf merepotkan mu karena cederaku ini"
"Sudah pak. Beliau mengerti dengan keadaan yang terjadi dan seperti dugaan kapten diAwal bahwa tidak akan ada tenda yang didirikan untuk hari ini disini". Justin menjelaskan lagi.

Willi menggangguk mengerti ucapannya. Dan kembali berjalan ke arah bala tentara serta peralatan yang lain, di susul oleh Morgan dan Justin.

" Persiapkan semuanya. Aku akan menemui 'seseorang' terlebih dahulu"
Justin dan Morgan mengangguk. Mereka mengerti bahwa willi akan menemui seorang mata-mata yang juga salah satu tentaranya,

"Apa perlu ku temani kapten?" Tanya Morgan.

"Tidak perlu letnan. Aku pergi" Sambil bersiap menyamar namun dengan persenjataan yg cukup, Willi pergi ke arah menuju pasar masyarakat turki yang sangat ramai.













Continue... __________ :* (=^・ω・^=)

The Love Story In Turki [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang