28. Berakhir Menyakitkan

584 39 8
                                    

Karena yang jadi sider lebih banyak dibanding yang vote, jadi yaudahlah aku nunggu vote nya banyak juga lama :)
Aku langsung update aja karena ini part lanjutannya part 27. Kalo kelamaan nanti kalian lupa sama alur yang sebelumnya hehe

Happy Reading ya!

_______

Seperti pasir yang kering, semakin di genggam semakin hancur dan habis.

_______

Chelsea terkekeh miris dengan air mata yang masih saja mengalir dipipinya. "Enteng banget."

"Emang ngangkat apaan? Sampe dibilang enteng banget."

Chelsea diam. Jawaban macam apa itu?

"Kamu enteng banget, bilang tinggalin-tinggalin gitu."

"Ya terus mau gimana lagi? Katanya udah capek. Ya udah pasti bisa kok ninggalin secara perlahan." Zivo menatap Chelsea.

Chelsea terisak mendengar jawaban Zivo. Bahu nya bergetar kepala nya menunduk. Ia menutup mulutnya agar isakan nya tidak terdengar.

Zivo mengalihkan tatapan nya, ia harus kuat. Tidak boleh menangis. Namun kenyataanya Zivo menangis lagi. Air mata nya menetes setiap melihat Chelsea seperti ini. Ia segera menghapusnya sebelum Chelsea melihat.

Apa Zivo melupakan keadaan Chelsea yang sedang sakit? Kenapa dia santai sekali melihat Chelsea menangis seperti itu.

"Aku nggak mau Zi." Chelsea menangis tersedu-sedu bahkan tubuhnya lemas

"Kamu kok gitu sih, Zi." Lirihnya

Demi apapun Zivo tidak kuat mendengar lirihan Chelsea.

"Itu hak lo. Yang penting gue udah ngasih tau jalan yang terbaik buat lo." Lagi-lagi Zivo pura-pura kuat.

"Sumpah demi apapun jahat sumpah!" Chelsea teriak sambil memukul dadanya yang terasa sesak.

Chelsea menatap dengan tatapan terluka kearah Zivo. "Kalo emang bakal begini, mending nggak usah ngasih harapan dari awal, Zi!" Sentaknya, bahkan suara Chelsea sudah serak hampir habis.

Kali ini Zivo benar-benar merasa bersalah. Chelsea benar, lebih baik dari awal jangan memberi harapan lebih. Zivo tau apa yang Chelsea rasakan, sakit? Tentu saja. Zivo pun merasakannya.

"Mendingan nggak bilang kan, daripada harus bilang? Ujung-ujungnya sakit juga. Sama kok gue juga sakit." Zivo berucap Lirih. Chelsea menatap Zivo yang sudah berdiri di samping brankarnya.

Zivo menatap dalam Chelsea. "Tapi, gue nggak mau nambah nyakitin lo. Tolong lah ngertiin." Kali ini Zivo berucap dengan lembut dan penuh perasaan seperti biasanya. Chelsea dapat merasakannya.

Chelsea menatap sedih. "Aku udah sayang sama kamu gini, malah disuruh ninggalin?" Tanya nya tak percaya

Zivo menghela napas. "Ya gimana, secara perlahan kita juga ngejauh dengan sendirinya kok." Zivo menghapus air mata Chelsea dengan lembut. Mungkin hari ini terakhir kali nya ia memegang pipi gadis yang selalu ia kecup dan cubit.

Chelsea menggeleng kuat. "Nggak mau, Zi." Chelsea menggenggam tangan Zivo yang ada dipipi nya.

"Aku nggak mau.. Hiks.. nggak mau." Chelsea terisak lagi

AMENABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang