PROLOG

3.8K 187 2
                                    

"Kalo bosen bilang Zi, kalo mau ngejauh bilang! Jangan kayak gitu." Ucap Chelsea lagi

"Capek tau nggak!" Sentak Chelsea. Isakan Chelsea terdengar pelan. Pemuda itu bisa mendengar itu. Namun tak berani menatap.

"Capek kenapa? Kan nggak ngapa-ngapain." Ujar pemuda itu benar-benar kelewat santai

"Kamu yang nggak ngapa-ngapain. Aku nya kepikiran terus, sampe kebawa mimpi tau nggak!"

"Kenapa dipikirin?"

"Karena aku orangnya gampang kepikiran, apalagi kalau belum dapet alasan yang jelas." Sarkas Chelsea

"Kamu inget kemarin? Kamu cuek aja..Hiks.. aku mikirin, sampe ngelamun di kelas akhirnya nggak boleh ikut jam pelajaran. Kamu juga liat aku nangis waktu di rooftop kan? Kamu ngerti gimana aku Zi. Tapi kenapa begini? Hiks.." Lirih Chelsea, air matanya benar-benar tidak bisa dihentikan. Dia sudah mengelapnya namun keluar lagi air matanya. Dadanya sesak, hatinya sakit.

Chelsea menarik napasnya dalam. "Udah lah, aku capek. Nggak ngerti aku sama jalan pikir kamu."

"Kalo capek bisa tinggalin ya, jangan berharap lagi." Ujar pemuda itu dengan santai

Deg!

Apa Chelsea tidak salah dengar? Dia menyuruhnya untuk tidak berharap lagi?

__________
______

Sekedar informasi, penulis akan merasa di hargai saat pembaca memberikan vote. Sekian terimagaji

AMENABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang