Namaku Jungkook, 23 tahun.
London jadi tempat singgahku sejak tahun lalu, kuliah S2 dengan biaya penuh ditanggung beasiswa negara.
Beruntung? Mungkin—
Orang mengatakan aku bisa melakukan banyak hal, tapi entahlah...aku tak paham dari sisi mana mereka menyebutku seperti itu.
Katanya aku tampan dan pintar, etletik dan kesenian sama baiknya. That's why they crazy they said. Haha.
“Memperhatikan dosen fakultas kedokteran lagi?” Rekan seperjuangan tanah kelahiran, Kim Mingyu, Fakultas Ekonomi.
Aku menjawab dengan anggukan kecil.
“Cantik seperti biasa, kan?”
Retoris, aku tahu betul. Begitupun laki-laki tan di hadapanku yang sibuk dengan Iced Latte miliknya.
“Kenapa tidak disapa saja? Miss Bae pun tidak akan keberatan disapa anak didik beda fakultas,” sejenak ia menahan kalimatnya, tersenyum menyungging ujung taring yang dibanggakan sibempunya.
“..she's single anyway.”
Miss?
©Harlein J. Flux
Jeon Jungkook X Bae Joohyun
“Bagaimana? Berhasil?”
Aku menggeleng di balik lipatan lengan yang menumpu wajah pada permukaan meja kantin umum.
“Terlalu banyak saingan.”
Mingyu tertawa. Renyah.
Entah kasihan atau tidak tahu harus memberikan reaksi macam apa.“Poor our little bunny. Kenapa tidak menyerah saja jadi stalker? Datangi, ajak dia keluar dengan jantan, dude. Tak perlu membuang waktu dengan meminta bantuan Miss Steel, she's too protective to her friends.”
Satu helaan nafas panjang kembali menyambung tawanya, bersyukurlah karena aku tipe yang pasif saat badmood.
“Kau sama sekali tidak membantu, Gyu.”
“Haha, okay. Okay. Maafkan aku.”
“Kau yakin ini tak apa? Aku— aku bahkan belum pe-..”
“Tutup mulut rapat-rapat, tebar senyum tampan mu dengan benar lalu hampiri. Itu tidak sulit.”
“Tapi-”
Aku tidak ingat kapan minggu menekankan telapak tangannya pada punggungku, mendorong dari belakang hingga menabrak orang yang berlalu di hadapanku.
“Demi janggut Merlin.”
Suara yang familiar— Sial.
Doubel sial lagi, i step on her precious papers. Tamat sudah.
“M-maaf, Miss. Aku tidak sengaja.”
Buru-buru ku raih kertas-kertas yang berserakan di lantai, menumpuknya asal agar ia tak bertambah kesal karena hell, dia top 5 dosen ter-sadis sekampus.
“Nama. Fakultas.”
“Jeon Jungkook, Ekonomi.”
Jantungku seakan berhenti di tempat begitu tatapan memandang tajam dan tepat ke arahku. Biru cerah kontak lensanya luar biasa menawan.
“Ke ruanganku 3 jam lagi.”
Mampus.
Oke. Ini agak di luar ekspektasi. Aku sudah mengira akan dihukum, tapi tidak seperti ini.
“Kneel down, hold your weight with both of your muscle hand, Young Man. Don't spread your leg, drop yourself lower.”
Dude, ini gila.
“Miss, Ah— damn. Longgarkan, tolong.”
Dia tertawa, lembut dan manis didengar. Wajahnya luar biasa merah, berkeringat. Tidak ada kacamata baca yang biasa dikenakannya, hanya mata berlensa biru cerah yang memandang penuh tantang.
“Mau ku longgarkan seperti apa lagi, hm? I'm not even push my pussy. Hhaa!”
God, forgive me. Biarkan aku jadi pendosa kali ini saja.
“Ahh! Jeon—hhh~ Aghh!”
“I love your wet pussy already.”
Ada gunanya juga mendengarkan ocehan Si Homo Mingyu soal sex dengan kekasihnya di tingkat akhir.
“Y-yeah~ Sshh.. Hit me more then, aangh!”
As your wish lady, more mean harder.
And harder.
And harder.
And harder.
Again and again.
Desahnya nyaring, bergetar, kadang seakan kesakitan. Tapi wajahnya tetap menggoda, tak sedikitpun terlepas titel ‘Lebih’ dari sana.
Tubuh ringkihnya kini berada di atas, menggerakkan diri mencari kepuasan sementara di luar sana sudah hampir gelap. Berapa lama kami melakukannya?
“Aku sampai, ahhn—”
Empat kali? Lima? Lima.. atau enam?
Sensasi basah dan panas kembali melingkupi penyatuan kami di bawah sana. Kali ini dia menjatuhkan diri di atas dadaku, mengatur nafasnya yang terengah usai pergumulan panjang.
“Luar biasa.”
Pujian lagi, yang kesekian kalinya dalam kurun waktu kurang 24 jam. Rekor tertinggi dari yang sebagian besar anak didiknya terima dalam 1 smester sepertinya.
Tanganku terulur merengkuh tubuhnya lebih erat, menyapukan sesekali punggung lembabnya menggunakan ujung kemari. Menahan rasa geli dan gemas, aku menunduk meraup bibirnya yang terbuka menggoda.
Manis, candu yang luar biasa adiktif.
“Hh..mmh~ Jeon. One more time?”
FIN
A/N
HAY HAY! Lama tak jumpa, kangen saya tak? Awww~ i miss you too, guizhe!
Pertama, saya ucapkan terimakasih karena menanti updatenya book abseurd saya /bow deeply/.
Sebagai pembukaan update baru, saya post yang agak hangat. Yang panas lain kali, ehehek.Kedua, saya ucapkan mohon maaf lahir dan batin. Saya banyak sekali salah dan dosa, contohnya dengan up chap ini sudah buat dosa lagi. Lol.
Last! Keep waiting, saya on time rilis next chapt minimal 7 hari dari pulikasi chapt ini^^
Sincerly, Lucy💚
— 28 Mei, '2020. 619 word.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona [Jungkook x Irene]
RomanceOneshot of Jungkook and Irene's life in different path, which one you like more? Jeon Jungkook Bae Joohyun All genre, all type, all taste. Extremely slow update. Ps: Coment for theme & genre request. -Sincerly, Harlein