Leopaty ( 13 )

1.2K 49 4
                                    

"Anjing keluar lo!" Teriak Leo keras dengan tangan yang masih terkepal. Baginya teman adalah keluarga jika ada yang terluka dirinya akan maju dibaris terdepan untuk membalas siapapun yang telah menyakiti keluarganya.

"Brengsek!" Maki Bara saat melihat kaca depan base camp nya telah pecah dan bolong dibagian tengahnya. "Mau apa lo anjing!" Makinya lagi.

"Anjing lo Bar." Ucap Leo lalu maju kearah Bara dan memukulnya berulang kali bahkan Leo sama sekali tidak memberi cela Bara untuk agar dapat membalasnya. Evan maju kearah Leo yang semakin tidak terkendali bahkan teman teman Bara seakan tidak peduli dan hanya melihat saja.

"Stop men." Ucap Evan lalu menarik Leo kebelakang agar tidak lagi memukul Bara yang sudah tekulai lemas ditanah.

"Woi lo semua!" Teriak Leo. "Jangan pernah main main sama laskar atau lo semua bakal kaya dia." Tunjuk Leo kearah Bara yang masih tidur diatas tanah menahan luka yang diberikannya tadi.

Bara hanya diam saat melihat gerombolan anak laskar sudah pergi menjauh darinya tangannya terkepal kuat ingin rasanya dirinya memukul Leo hingga puas hingga amarahnya hilang.

"Ayo Bar masuk." Ucap Guntur lalu memapah Bara agar masuk kedalam base camp.

_

"Le lo ngga harus kaya gini." Ucap Evan yang kini duduk disamping Leo dibase camp laskar.

"Lo tau kan gue udah anggep kalian semua saudara." Jelas Leo.

"Lo inget sifat Bara yang pendendam?" tanya Evan.

Leo hanya diam saat dirinya ingat kata dendam.

"Dia bakalan lebih bringas Le." Ucap Evan lagi.

"Udah Van yang penting Leo ngga papa." Ucap Oji menengahi.

"Ketimbang pusing mending makan bae." Ucap Rendi lalu masuk kedalam warung untuk memesan mie kuah kesukaanya.

"Dasar gentong." Ucap Dio dengan menahan rasa sakit yang masih terasa.

"Masih sakit Yo?" Tanya Leo.

"Ngga Le ini si ngga seberapa, makasih ya Le." Ucap Dio dengan senyum tulusnya.

"Sans aja Yo." Ucap Leo.

dering telefon berbunyi !

"Halo." Sapa Leo.

"...."

"Oke aku kesana mba." Ucap Leo lalu memasukan ponselnya kedalam saku jaketnya dan mengambil helm hitamnya yang ada dipojok warung.

"Mau kemana Le?" Tanya Rendi yang baru keluar dengan semangkuk mie kuah ditangannya.

"Gue ada urusan." Jawab Leo.

"Urusan apa Le, ada yang perlu kita bantu?" Tanya Miko.

"Ngga ada Mik gue duluan ya semuanya." Ucap Leo lalu berlari menuju motor hitamnya dan melajukannya dengan kecepatan penuh. Fikirannya begitu cemas saat tadi mbak Inem menelfonnya jika Alena dibawa kerumah sakit karena demamnya yang terlalu tinggi. Leo melajukan motornya dengan sangat cepat bahkan dirinya tidak peduli jika banyak orang yang menyumpah serapahinya yang dirinya fikir saat ini adalah keadaan Alena gadis yang akhir akhir ini begitu membuatnya berubah.

"Mbak gimana Alena?" Tanya Leo yang kini sudah ada didepan mbak Inem.

"Lagi ditanganin dokter." Jawab mbak Inem yang masih cemas. Leo hanya mengangguk lalu duduk dibagian kursi tunggu tangannya digunakan untuk menopang dagunya, jantung berpacu lebih cepat bahkan kaki kanannya sedari tadi mengetuk ngetuk lantai menandakan bahwa dirinya begitu khawatir.

Leopaty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang