Leopaty ( 27 )

943 37 6
                                    

ADA SAATNYA
DIMANA SANGAT
MERINDUKAN SESEORANG
HINGGA INGIN MENJEMPUTNYA
DARI MIMPI DAN MEMELUKNYA
DI DUNIA NYATA.


Alena berjalan pelan setelah dirinya memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah yang masih kosong. Hari memang masih pagi dan ini adalah kebiasaan Alena yang selalu berangkat pagi kesekolah. Dirinya berjalan dilorong kelas sepuluh dibagian utara gedung sembari mendekap buku yang ada didepan dadanya. Dirinya hendak berbelok dilorong untuk mengambil jalur pintas menuju kelasnya yang berada dilantai dua, tapi dirinya dikejutkan dengan seseorang yang sedang berdiri menyenderkan punggungnya didinding kelas.

"kak Leo?" panggil Alena dan seseorang itu adalah Leopaty. Leo hanya diam dan tak menjawab bahkan dirinya langsung berjalan tanpa menoleh kearah Alena yang jaraknya hanya lima langkah darinya.

"kak Leo?" panggil Alena lagi dengan menambah volume suaranya, tapi hal itu tidak membuat kakak kelasnya itu berhenti.

"aneh." ucap Alena yang mengerutkan keningnya bingung, lalu berjalan kembali untuk menuju kelasnya yang tadi sempat tertunda.

Tangga demi tangga terlewati dengan lancar lalu dirinya berjalan menuju kelas yang masih kosong, suasana sepi pun terlihat damai dan udara sejuk membuat Alena betah untuk menghirup udara segar dengan rakus. Dirinya membuka pintu kelasnya yang tertutup, entah mengapa akhir akhir ini dirinya selalu mendapati pintu kelas yang tertutup padahal kelas yang lain pintunya sudah terbuka semua.

Alena berdiri mematung saat melihat seseorang yang duduk dibangkunya dengan mata yang melihatnya dingin tanpa kehangatan lagi.

"Arul?" panggilnya tanpa suara.

"selamat ya." ucap Arul lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Alena.

"m-maksud k-kamu apa?" tanya Alena gugup, entah mengapa cara Arul menatapnya dengan dingin membuatnya takut seperti bukan diri Arul yang dikenalnya.

"gue kira lo beneran cinta sama gue." ucap Arul dengan menjeda ucapannya. "ternyata lo sama aja kayak cewe murahan diluar sana yang gampang nempel sama siapa aja." lanjutnya lagi.

plak

Suara tamparan yang keras menggema diseluruh isi kelas apalagi suasana yang sepi membuat suara begitu jelas terdengar.

Air mata Alena menetes, hatinya terasa remuk dan hancur kembali. Perkataan Arul begitu menikam tepat diulu hatinya. Seperti ribuan jarum yang tiba tiba menusuknya berkali kali.

"JAGA BICARA ANDA!!" ucap Alena dengan penekanan disetiap katanya bahkan matanya pun memerah sebab menangis dan amarah yang begitu terlihat jelas dimatanya.

Arul hanya diam, jujur saja dirinya menyesali ucapannya yang begitu menyakitkan itu. Dirinya yakin jika Alena begitu terluka dengan ucapan rendahnya.

"PERGI!" ucap Alena penuh dengan penekanan dan memalingkan wajahnya.

"gue ngga nyangka sama lo Len." ucap Arul lalu berjalan pergi meninggalkan Alena yang tengah menangis karenanya.

Alena menghapus air matanya kasar lalu berjalan menuju bangkunya dan duduk dengan lemas. Alena terkejut saat melihat beberapa foto dirinya dengan Miko yang berada diatas mejanya. Disana terdapat sebuah foto jika dirinya sedang menggunakan gaun dan Miko tengah menggunakan setelah jas rapi yang sedang memeluknya dari belakang dan foto itu adalah foto saat acara ulang tahun untuk Amira mamanya Miko satu tahun yang lalu. Pantas saja jika tadi Arul dapat berbicara seperti itu mungkin semuanya karena foto ini.

"siapa yang udah nyebarin ini." ucapnya lalu memasukkan foto itu kedalam tasnya yang paling dalam. Dirinya bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar kelas untuk mencari Miko harusnya saat ini dirinya sudah ada disekolah karena perintah Dewi mamanya yang memintanya untuk menjaga Alena selama disekolah.

Alena berlari menuju kelas 12ips 1 kelas Miko dan anak anak inti laskar lainnya. Dirinya tidak peduli jika nantinya dirinya akan bertemu Arul mantan kekasihnya itu, yang dirinya pikiran hanya cepat untuk bertemu dengan Miko sepupunya. Dirinya bahkan berlari disetiap anak tangga agar cepat sampai dikelas yang ditujunya. Nafasnya terdengar begitu cepat hingga dadanya naik turun serta keringat yang membasahi wajah hingga lehernya.

Alena masuk kedalam kelas 12ips 1 dan didalam hanya ada Leo, Arul dan Miko yang sedang duduk dan saling diam. Ketiga mata pria itu menatap kearahnya,  dirinya tidak tau maksud dari tatapan itu tapi dirinya yakin jika ada pertanyaan dibalik tatapan tatapan itu. Dirinya benar benar seperti tidak mengenal mereka jika harus ditatap seperti itu. Tatapan tak suka dan terkejut itulah yang dapat Alena simpulkan.

"Miko." panggil Alena yang berdiri diujung pintu. "gue mau ngomong." ucapnya lagi lalu berjalan keluar kelas, enggan menjadi bahan tatapan yang sungguh membuatnya risih.

Miko bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar mengikuti Alena yang sudah berjalan jauh didepannya, hingga langkah kakinya membawanya kebagian gedung yang paling tinggi rooftop. Badannya terhuyung kebelakang saat tiba tiba Alena memeluknya dan isakan pun terdengar setelahnya serta bahu sepupunya yang bergetar menandakan bahwa dirinya sedang menangis.

"Anna? are you okay?" tanya Miko lembut dengan mengelus puncak kepala Alena. "menangislah jika memang itu yang membuau tenang." ucap Miko lagi tanpa berhenti mengelus puncak kepala Alena.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang melihat kearah mereka dengan senyum miringnya yang terukir diwajah tampannya. Seseorang itu adalah Arul, dirinya mengikuti Miko dan Alena hingga keatas rooftop dan melihat adegan yang begitu membuatnya benci. Dirinya pikir Alena adalah gadis yang baik tapi nyatanya gadis itu mau saja dipeluk oleh siapapun dan Miko adalah pecundang yang berani mengambil milik temannya sendiri.

"wah hebat lo Mik." ucap Arul saat berjalan mendekati Alena dan Miko yang sedang berpelukan.

"Rul?" ucap Miko terkejut.

"kenapa? kaget ya saat gue tau kalo kalian selingkuh dibelakang gue." ucap Arul dengan senyum miringnya.

"hai Alen." sapa Arul manis kearah Alena, bukan sapaan manis yang tulus tapi seperti meremehkan.

"makin cantik aja, boleh dong besok jalan sama gue jangan sama pacar lo aja nih si Miko." ucap Arul dengan genitnya dan begitu muak bagi Miko.

"maksud lo apa?" tanya Alena memberanikan dirinya setelah meredakan tangisannya.

"ngga usah munafik Alen kalo sama siapa aja mau." ucap Arul santai.

"brengsek!" maki Miko lalu memukul cepat rahang Arul hingga jatuh terhunyung kelantai rooftop.

"jaga batasan lo Arul Sadewa." ucapnya penuh penekanan lalu berjalan pergi dengan menarik tangan Alena yang lemas dalam genggamannya.

"jangan dengerin dia Alen." ucap Miko tanpa menghentikan laju jalannya.

Alena hanya menangis bahkan dirinya merasa terluka kembali dengan kata kata dari seseorang yang begitu dirinya cintai.

Miko berhenti saat mendengar isakan yang kembali dirinya dengar dari Alena.

"jangan nangis Anna!" bentaknya keras.

Alena terlonjak kaget saat Miko yang tiba tiba membentaknya.

"iko." ucapnya dengan mengeleng gelengkan kepalanya tanda dirinya tidak menyangka.

"Anna." panggil Miko lembut.

Alena mundur bahkan dirinya menolak saat Miko hendak menyentuh lengannya. Dirinya berlari tanpa memperdulikan teriakan Miko yang memanggil namanya. Hatinya terasa sakit kenapa sekarang banyak yang membuat hatinya sakit dan hacur. Kenapa takdirnya kini berubah dengan tangisan yang selalu dirinya rasakan.

Leopaty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang