Terkadang hidup itu
harus egois, dimana disaat kamu
menginginkannya tapi jalan
tak berpihak kepadamu
dan jalan satu satunya adalah
menjauh.####
Semesta memang aneh disaat
kamu pergi karena tak ingin
merusak, tapi disisi lain
seseorang itu
ingin dikejar.
Pantaskah jika benci ada
dicerita ini?~
Embun pagi adalah hal yang begitu indah ia segar dan menenangkan tapi sayangnya hadirnya hanya sesaat, saat mentari mulai naik dan menampakkan sinar serta mengeluarkan panasnya embun mulai pergi meninggalkan ketenangan dengan udara yang baru. Semuanya berjalan setiap waktunya karena semua memang memiliki porsi dan posisi dimasing masing waktu.
Hari ini adalah hari senin hari dimana semua harus berjalan sesuai dengan semula lagi. Seperti yang malas saat hari weekend harus rajin saat hari senin tiba, terlebih lagi jika masih pelajar seperti Alena dirinya bahkan sudah bersiap siap setelah dua hari lamanya dirinya cuti setelah insiden tempo hari.
Alena membuka pintu gerbang hitam rumahnya setelah mendengar bunyi klakson yang mungkin sudah Alena hafal siapa pelakunya dan iya siapa lagi jika bukan Leopaty Nugroho.
"kok tumben ngga masuk?" tanya Alena sembari menaiki motor Leo dengan memegang pundak sebagai tumpuannya.
"berharap gue masuk." ucapnya dingin.
"ish ngga kok dasar." ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya.
Leo tersenyum saat melihat wajah Alena dari spion motornya, entahlah dirinya selalu suka menggoda gadis yang sekarang dibocengnya.
Sekitar lima belas menit berlalu dengan keheningan disepanjang jalan karena kedua insan yang memang sibuk dalam dunianya masing masing membuat mereka tak merasa jika sudah sampai diparkiran sekolah. Suasana memang masih sepi karena hari memang masih pagi dan Alena suka dengan kesunyian baginya suasana seperti ini begitu menenangkan daripada tempat yang penuh keramaian.
Alena turun dari atas motor Leo lalu sedikit merapikan seragam sekolahnya yang sedikit berantakan.
"makasih." ucapnya dengan senyum tulusnya. "aku duluan ya." ucapnya lagi lalu berjalan pergi meninggalkan Leo yang masih duduk diatas motornya.
"lo suka sama Alena Le?" tanya Miko yang baru saya mematikan motornya disamping motor Leo.
Leo hanya menoleh dan mengangkat sebelah alisnya saja mengisyaratkan agar Miko melanjutkan pertanyaannya.
"gue harap lo ngga sakitin dia." ucap Miko lalu menoleh kearah Alena yang sudah berjalan jauh dilorong panjang kelas sepuluh.
Leo mengikuti arah pandang Miko lalu dirinya terdiam saat melihat punggung Alena yang sudah tidak terlihat lagi dibelokan lorong antar kelas laiinnya.
Miko tersenyum lalu menepuk pundak Leo sebentar. "kantin yuk."
***
Suasana begitu ramai karena saat ini pelajaran olahraga yang selalu cepat selesai sebelum waktunya. Alena berjalan bersama ketiga temannya untuk menyalin seragam sekolahnya di toilet area kelas sebelas.
"Le kaki lo ngga papa kan tadi lo aktif banget?" tanya Keyla dengan memandang kaki Alena yang kemarin terkilir. Alena memang menceritakan tentang kakinya yang terkilir tapi tidak saat dirinya disekap oleh teman masa kecilnya.
"ngga kok lagian ini baik baik aja kan." jawabnya sembari berjalan.
"oiya gue denger katanya nanti fisika free loh." ucap Tiara heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leopaty
Teen FictionBACA DULU BARU KOMEN ! Leopaty - 19 maret 2k20 Kenangan - 22 maret 2k20