Setidaknya aku pernah berjuang
Sebelum terbuang
Dengan seseorang
Yang kau panggil " sayang "***
Hembusan angin menerpa kulit putih seorang gadis yang sedang dibonceng oleh kekasihnya. Rambutnya yang panjang dan terurai membuat kesan manis dimalam yang cerah ini, bahkan bintang dan bulan pun menjadi saksi bahwa sepasang kekasih ini sedang menjalin cinta yang begitu dalam.
Motor yang penuh dengan modifikasi itu terlihat elegan dengan balutan warna hitam dan gold yang begitu tersusun rapi ditempatnya. Suara yang besar membuat siapa saja yang melihatnya menoleh dan menatap kagum modifikasi yang menempel cantik dimotor yang sering dipanggil malika si kedelai hitam manis.
Arul menghentikan motornya diparkiran disebuah taman yang cukup ramai. Dengan taburan lampu berwarna warni yang bergerak jatuh dan menempel disetiap pohon yang tinggi ditaman yang cukup luas itu. Tempatnya yang damai dan menenangkan membuat siapa saja betah jika berada disini termasuk Alena dan Arul yang sedang duduk dibawah lampu yang berwarna warni itu. Tak lupa sebuah kolam buatan yang menambah kesan tenang dan indah.
"Yang fotoin." Pinta Alena sembari memberikan ponselnya kearah Arul yang sedang berdiri didepannya.
"Dimana?" Tanya Arul.
"Didepan kolam." Jawab Alena girang kearah kolam yang berada didekat pos satpam.
"Yuk." Ajak Arul sembari menggandeng tangan Alena.
"Ih kamu pinter banget si." Ucap Alena senang saat melihat hasil foto diponselnya.
"Cantik." Ucap Arul lalu mengelus ngelus puncak kepala Alena.
Alena hanya menoleh dan tersenyum manis kearah Arul yang duduk disampingnya. Bahkan semilir angin cemburu karena dirinya mendapat perlakuan manis dari kekasihnya.
"Pulang yuk udah malem." Ajak Arul lalu menarik tangan kekasihnya pelan agar mengikutinya berjalan kearah motornya yang terparkir tidak terlalu jauh darinya.
Alena tersenyum senang bahkan dirinya tidak peduli jika saat ini pipinya begitu merah, yang dirinya rasakan hanya bahagia bisa bersama dengan seseorang yang mencintai dan dicintainya. Andai waktu bisa diputar pasti dirinya terus memutar waktu agar kejadian manis akan selalu dirasakannya.
"Andai saja takdir juga bisa diputar, pasti gue bakal tetap stay ditempat yang sama bareng lo Rul." Ucap Alena lirih dengan tetesan air mata yang mengalir diatas pipi putihnya.
Saat ini dirinya sedang berada ditaman yang dulu selalu dirinya kunjungi bersama Arul untuk menghabiskan waktu kosong atau sekedar meluangkan rasa rindu. Tapi yang dirinya lihat saat ini hanya bayang bayang dan kenangan yang terus terlintas disetiap sudut yang ada ditaman ini. Bahkan jalanpun ikut mengakui jika kenangan itu terus terlintas disetiap mata yang melihatnya.
"Gue kangen lo Rul, kangen banget." Ucap Alena yang kembali menangis disamping kolam yang dulu selalu dirinya dudukki bersama Arul saat masih menjadi kekasihnya.
"Jangan nangis."
"Kak Leo?" Ucap Alena yang terkejut karena kakak kelasnya itu tiba tiba sudah duduk disampingnya.
"Indah ya." Ucap Leo dengan mata yang terus menatap taman yang lumayan luas ini.
"Kaya lo." Ucapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leopaty
Teen FictionBACA DULU BARU KOMEN ! Leopaty - 19 maret 2k20 Kenangan - 22 maret 2k20