Leopaty ( 49 )

732 33 2
                                    

"Lo tau kalau om Helmi yang nanggung semuanya?!! Om Helmi yang dipenjara Lex!! Ucapnya lagi dengan air mata yang menetes membasahi pipinya.

"Ann gue bisa jelasin." Ucap Alex yang kembali ingin menyentuh pipi Alena namun langsung ditangkis kasar oleh Alena.

"Bukan gue Lex tapi Eza." Jawab Alena lalu berlalu pergi meninggalkan Alex yang masih terdiam ditempatnya.

***

"Bukan gue Lex tapi Eza."

Kata kata Alena kemarin masih terngiang jelas dipikirannya, bahkan semalaman dirinya hampir tidak bisa tertidur karena ucapan Alena seperti terdengar didekat telinganya.

Dirinya tahu jika dirinya memang bersalah, tapi jika saja dirinya tidak melakukan itu Alena pasti akan meledak bersama bom yang sudah Tio rakit sebelumnya. Dirinya memang melihat bahwa malam sebelum kejadian itu Tio meletakkan bom di sudut paviliun yang dekat dengan tempat Alena bersembunyi. Dirinya memang suka dengan benda yang berbau ledakan, walaupun dirinya masih kecil saat itu tapi dirinya sudah banyak tau apa itu tentang bom. Dirinya tidak akan berfikir lebih jauh lagi jika saat itu dirinya tidak langsung membakar paviliun itu. Pasti Alena dan Bara akan ikut tewas jika dirinya tidak langsung membakar paviliun itu, jujur saja dirinya tidak tahu jika ternyata Tio pingsan didalam dan hangus bersama bom yang dirinya rakit sendiri. Dirinya juga sama merasa menyesal seperti Alena dan Bara, andai saja waktu itu dirinya tidak terburu buru mengambil keputusan pasti semua itu tidak akan terjadi.

"Alex?"

"Bunda?"

"Kamu kenapa?"

"Alex ngga papa Bunda."

"Jangan bohong Alex." Nasihat Nur bunda dari Alex Senopati.

"Bunda? Anna benci sama Alex." Ucap Alex lirih dengan mata yang mulai memerah.

"Apa masalah itu?" Tanya Nur dengan mengelus punggung anak semata wayangnya itu.

"Iya bun." Jawab Alex lemas.

"Kenapa tidak kamu jelaskan?" Tanya Nur sembari melirik kearah laptop yang tergeletak rapi diatas nakas didepannya.

"Rekaman itu?" Tanya Alex sembari memandang kearah laptop yang sama.

"Akan Alex jelaskan bun." Ucap Alex sembari tersenyum manis kearah orang yang sangat dicintainya.

"Lelaki yang baik akan menyelesaikan masalah bukan lari atau membiarkan masalah itu sendiri." Ucap Nur sembari mengelus pucuk kepala Alex dengan lembut.

"Makasih bunda." Ucap Alex sembari memeluk bundanya erat.

"Maafkan bunda sayang, jika saja bunda tidak melibatkan masalah bunda denganmu pasti semua ini tidak akan terjadi." Ucap Nur panjang sembari menghela nafasnya lemah.

"Ini bukan salah bunda, jika tidak seperti itu om Tio pasti akan mencelakakan kita juga bunda."

"Cukup kakak Alex bunda yang pergi karena om Tio." Ucapnya lagi dengan mata yang semakin memerah tapi dirinya tidak menangis.

"Sudahlah lagi pula sekarang almarhum sudah tiada, doakan saja agar dilapangkan tempat istirahatnya." Ucap Nur lagi sembari mengusap sudut matanya yang sedikit menitikkan air mata.

"Yang terpenting jadikan ini sebagai pembelajaran bahwa harta dan cinta tidak selamanya akan membuat bahagia."

"Iya bunda." Jawab Alex sembari tersenyum.

"Jika saja bunda tidak menyuruh ayahmu untuk bekerja sama dengan Tio mungkin ayahmu masih ada sayang." Ucap Nur dengan air mata yang tiba tiba turun membasahi pipinya.

Leopaty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang