"Malem jeng Elisa."
"Malem juga jeng." Ucap Elisa kepada Widya mama dari Keyla Adisty.
"Mari duduk silahkan." Ucap Elisa lagi kepada Widya dan Keyla.
"Malam tante." Sapa Keyla sopan.
"Wah kamu cantik sekali Keyla."
"Makasih tante." Ucap Keyla tersipu karena dipuji oleh seseorang yang nantinya akan menjadi mama keduanya.
"Sayang ayo sapa tante Widya." Ucap Elisa dengan senyumannya.
"Malem tan." Sapa Leo dengan sedikit senyum yang dirinya berikan.
"Kamu ganteng banget Le." Ucap Widya sembari tersenyum.
"Ayo kita makan dulu." Ucap Elisa karena saat ini mereka sedang berada disalah satu restoran ternama di daerah Jakarta Barat.
"Maaf ya jeng kalau suami saya ngga bisa untuk menghadiri acara ini." Ucap Widya tak enak.
"Ngga papa kok jeng maklum, mas Toni kan emang sibuk." Jawab Elisa sembari tersenyum Widya hanya tersenyum sebagai jawabannya.
Suara dentingan sendok terdengar sebagai pengisi dimeja yang berisi empat orang itu. Semua hanya diam dan menikmati sajian yang sudah disiapkan.
"Aku seneng banget jeng akhirnya setelah tujuh belas tahun waktu ini terjadi juga." Ucap Widya senang dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.
"Iya jeng sekarang kita udah punya anak yang udah gede aja ya." Balas Elisa.
"Padahal kaya baru kemarin kita gedong mereka." Ucap Widya lagi.
"Kamu bener banget jeng." Jawab Elisa menyetujui ucapan Widya.
"Sayang hari ini mama mau kamu dekat dengan Keyla, mama harap kalian cocok dan bisa menjadi sepasang suami istri disuatu hari nanti." Ucap Elisa panjang.
"Iya ma." Jawab Leo.
"Wah sekarang kamu sudah dewasa ya Leo." Ucap Widya senang.
Leo hanya menanggapinya dengan tersenyum, jujur saja dirinya enggan untuk datang ke acara ini jika saja mamanya tidak memintanya karena Widya adalah sahabat karib mamanya sejak masih kecil. Untung saja ini bukan sebuah perjodohan, karena pertemuan ini hanya sebuah perkenalan agar dirinyan lebih dekat dengan Keyla untuk masalah cocok atau tidaknya itu akan tergantung dari sikap dirinya dan Keyla. Semoga saja cukup acara ini saja karena dirinya tidak ingin ada kelanjutan acara lain yang lebih dalam lagi. Karena dihatinya saat ini sudah terukir nama yang selalu dan akan selalu ada dihatinya.
Detik terus berputar tanpa sadar malam kini semakin larut. Setelah pulang dari acara makan malam bersama dirinya langsung pulang entah karena apa hari ini dirinya merasa sangat lelah. Hingga tanpa sadar tubuh yang tengah terbaring diatas kasurnya mulai nyaman dengan mata yang kian menutup rapat akhirnya dirinya datang kealam mimpinya.
***
Leo mematikan motornya diarea parkiran sekolah yang masih sepi. Udara bahkan masih sangat segar dengan sedikit kabut yang mulai jarang terlihat dikota metropolitan ini. Dirinya membuka helm hitam yang selalu dirinya gunakan jika berkendara. Rambutnya yang sedikit berantakan dengan jaket bomber hijau army yang dikenakannya menjadi kesan tersendiri Leo di pagi ini. Dirinya berjalan pelan dilorong belakang gedung bagian utara, lorong yang langsung menghadapkan dengan taman belakang yang selalu sepi. Dirinya berjalan tenang dengan kedua tangan yang diam dikedua saku celana abu abunya. Karena suasana yang masih sepi membuat semua suara seperti terdengar begitu jernih ditelinganya tidak seperti suara keramaian yang selalu identik dari sekolah jika semua siswa berada disetiap sudut lorong dan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leopaty
Teen FictionBACA DULU BARU KOMEN ! Leopaty - 19 maret 2k20 Kenangan - 22 maret 2k20