Happy Reading!
“Huh,” Vanessa meletakkan tas nya di atas meja. “Kenapa lo? Datang datang lusuh gitu mukanya,” tanya Meira.
“Galau gue,” jawab Vanessa sambil menelungkupkan kepala pada lipatan tangannya.
“Anjir anjir, bisa galau juga lo?!” heboh Nazwa sambil menggebrak meja. Memang Nazwa ini berbeda dari ke tiga temannya yang lain. Selain suka berteriak, ia juga termasuk gadis yang suka mendramatisir keadaan.
Vanessa dan Meira — yang meja nya di gebrak oleh Nazwa — terlonjak kaget. “Lo tuh bisa ga si sans aja? Makin badmood gue liat lo yang rusuh!” omel Vanessa merasa kesal.
“Ya maaf, Nes. Abisnya gue kaget aja gitu tiba-tiba lo galau.” balas Nazwa sambil nyengir.
“Eh eh jadi kenapa? Ko lo bisa tiba-tiba galau kaya gini?” lanjut Nazwa masih penasaran.
“Lo kenal Adnan ga? Anak X-MIPA 3, yang ikut futsal itu.” Vanessa memulai curhatannya.
Nazwa yang selalu up to date mengangguk semangat karena mengetahui orang yang Vanessa maksud.
“Iya tau, terus terus kenapa?” Nazwa yang paling antusias. Sedangkan Meira dan Chintia hanya menyimak saja.
“Gue kayanya suka sama dia masa, tertarik aja gitu.” ucap Vanessa sambil mengusap wajahnya gusar.
“Hah? Anjir, demi apa? Lo suka sama dia? Anjir dong ga nyangka. Gamau sama Ka Raffa aja, Nes?” Meira menyahut sambil sedikit menggoda Vanessa.
“Dih? Ogah banget gue sama Ka Raffa. Ga minat makasih,” Vanessa bergidik malas.
Ketiga temannya membalas dengan tawa yang membahana di seisi kelas. Bagaimana tidak? Mereka bertiga tahu seberapa besar rasa tidak suka Vanessa kepada kaka kelas nya yang satu itu.
• • •
“Nes, itu Adnan kan?” tanya Meira sambil menunjuk segerombolan anak laki-laki di kantin.
Mereka ber empat akhirnya melihat ke arah Meira menunjuk. “Oh yang itu Nes? Manis sih Nes,” jawab Chintia menopang dagu.
“Heh! Cem cem an temen itu, masa mau di embat sih Chin? Gue dukung ko kalau lo mau pacaran sama orang, tapi jangan sama cem cem an temen juga anjrit!” ucap Nazwa menggebu-gebu.
“Ih apaan sih, Wa? Kamu tuh terlalu over tau ga? Aku cuma bilang dia manis, muji orang salah emang?” Chintia membela diri.
“Ah bodo amat, pokonya diantara kita gaboleh tikung menikung. Okey?” ucap Nazwa sambil memakan bakso kesukannya.
Perkataan Nazwa tadi membuat ketiga nya mengangguk kan kepala tanda setuju.
• • •
“Assallamualaikum, Nessa pulang,” ucap Vanessa ketika memasuki rumah.
“Waallaikumussallam,” balas Bunda yang sedang membaca majalah fashion.
Vanessa langsung menghampiri Bunda dan menyalami tangannya, “Mau makan dulu?” tanya Bunda perhatian.
“Engga deh Bun, tadi Nessa udah makan di sekolah. Nessa ke kamar dulu ya,” pamit Vanessa melangkah kan kaki nya menaiki anak tangga menuju kamar nya.
Vanessa langsung merebahkan tubuh nya di atas kasur kesayangan nya. Hari ini Vanessa sangat sangat badmood.
Ting
Ponsel Vanessa berbunyi, layar nya menampilkan sebuah notifikasi WhatsApp.
+62 8783971xxxx
P
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
Teen FictionBukan tentang seorang gadis yang mengejar lelaki impiannya, atau tentang seorang lelaki dingin yang tak tersentuh. Ini kisah mereka, Raffa dan Vanessa, dua orang siswa SMA yang terjebak di dalam lingkaran toxic relationship. Raffa yang dewasa bertem...