Happy Reading!
Saat ini Vanessa dan ketiga sahabat nya sedang berada di kantin. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke kantin saat jam istirahat pertama. Ia tidak mungkin melewatkan makan siang bukan?
“Eh tadi ada guru masuk ga?” Meira meminum jus mangga miliknya.
“Ga ada, bosen banget. Kalau Ka Raffa ga nyuruh kaya tadi nih ya, gue pasti udah ikutan ke UKS dah, gabut banget di kelas.” ucap Nazwa.
“Hahaha, Ka Raffa tuh gamau Vanessa ga bangun bangun karena ngedengerin bacotan unfaedah lo, Wa.” Meira menjawab pedas.
“Sialan,”
“Eh Nes, gue udah send nomor WA Ka Raffa ke lo yaa.” ujar Nazwa sebelum memakan baksonya.
“Hmm,” balas Vanessa acuh.
Sebenarnya Vanessa malas untuk berterima kasih pada Raffa, tapi ia masih memiliki tata krama. Selain itu, ia juga di paksa oleh ketiga sahabatnya untuk mengucapkan terima kasih lewat chat di Whatsapp. Kalau kata Nazwa sih hitung-hitung modus minta saveback.
“Mending lo chat sekarang, kalau nanti dia nge bales, lo langsung bilang makasih.” Meira memberi saran.
“Hmm,” lagi-lagi Vanessa membalas dengan gumaman.
“Kira-kira nomor Vanessa bakal di save ga sama Ka Raffa?” Chintia bertanya sambil mengetuk-ngetukan jarinya ke dagu.
“Nah itu yang perlu di ragukan, soalnya denger denger nih ya Ka Raffa tuh jarang banget balesin ade kelas yang caper gitu.” ucap Nazwa.
“Caper? Niat gue kan bukan buat caper, lagian gue mau bilang makasih doang ke dia.” Vanessa merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Nazwa tadi.
“Itu kan dari sudut pandang kita, kalau dari sudut pandang dia? Kan ga ada yang tau, Nes.”
Benar juga.
“Yaudah sekarang gimana? Jadi ga minta saveback nya?” Vanessa mulai merasa jengah.
“Yaudah minta saveback aja dulu, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.” kata Meira.
Vanessa langsung mengeluarkan benda pipih dari dalam kantung seragamnya. Jarinya bergerak lincah di atas benda pipih yang berada di tangannya.
“Gini ya?” Vanessa menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan roomchat miliknya dengan Raffa.
Vanessa.A
sb vanessa X-MIPA 1.Vanessa.A
txu.“ANJIR SPJ BANGET DONG HAHAHA,” teriak Nazwa.
“Gapapa lah, daripada ga sama sekali?” Vanessa meletakkan benda pipih itu tanpa mematikan layarnya.
“Eh eh Ka Raffa online tuh!” Meira yang duduk di sebelah Vanessa langsung salfok ketika matanya tidak sengaja melihat layar handphone milik Vanessa.
“Demi apa? Ih Nes keluar dari roomchat cepetan! Nanti disangkanya lo stay roomchat! Cepetan Nessaaaaaa!” Nazwa berteriak panik.
“Sans aja padahal mah,” ujar Vanessa santai. Gadis itu langsung meraih ponsel nya untuk melakukan apa yang dikatakan Nazwa tadi.
Pesan dari Vanessa sudah dibaca oleh Raffa, terbukti dengan adanya dua centang biru. Vanessa dan ketiga sahabatnya sama sama memandangi benda pipih itu. Mereka menunggu balasan dari sang most wanted.
3 detik...
5 detik...
10 detik...
Foto profil Raffa tiba tiba muncul di detik ke 10, itu artinya nomor Vanessa sudah menjadi salah satu kontak di ponsel Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
Teen FictionBukan tentang seorang gadis yang mengejar lelaki impiannya, atau tentang seorang lelaki dingin yang tak tersentuh. Ini kisah mereka, Raffa dan Vanessa, dua orang siswa SMA yang terjebak di dalam lingkaran toxic relationship. Raffa yang dewasa bertem...