Happy Reading!
Sudah satu minggu berlalu sejak insiden adu domba itu. Vanessa juga sudah melupakan sosok Adnan seolah-olah Adnan tidak pernah menarik perhatiannya.
Sejak satu minggu yang lalu, persahabatan keempat nya semakin erat. Bahkan sekarang mereka sedang mengobrak abrik isi kamar Vanessa.
“Woy, ayo kita maskeran! Gue nemu stok masker di laci meja rias Vanessa nih!” ujar Nazwa bar-bar.
“Ayo ayo, bentar gue nyiapin wadah nya dulu.” balas Vanessa sambil berlalu ke lantai bawah.
“Sambil nunggu Vanessa ngambil wadah, gimana kalau kita cuci muka duluan aja biar nanti ga saling nunggu gitu loh.” Chintia memberi saran yang langsung di setujui oleh Meira dan Nazwa.
“Ayo ayo,” Nazwa bangkit dari duduknya memimpin jalan ke kamar mandi.
Vanessa telah kembali dari lantai bawah dengan membawa mangkok kecil serta sendok dan kuas khusus maskeran.
Tapi saat ia memasuki kamar, tidak terlihat satu pun teman-temannya. Hanya terdengar suara air dari dalam kamar mandi.
Tok tok tok
“Cuy, kalian lagi pada di dalem?” tanya Vanessa seraya mengetuk pintu kamar mandi.
“Iya Nes kita lagi cuci muka bentar juga beres,” balas Meira sedikit berteriak.
Vanessa yang mendengar itu hanya menganggukan kepala sebagai respon, padahal ia tau teman temannya di dalam sana tidak akan melihat anggukannya. Bodoh sekali memang dirinya itu.
Sambil menunggu teman-temannya, Vanessa berinisiatif untuk menyiapkan masker yang akan dipakai oleh mereka nanti.
Vanessa menuangkan bubuk masker dan air mawar yang ada di dalam kamarnya, kemudian mengaduk kedua bahan tersebut hingga berbentuk pastel.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan tiga orang gadis cantik dengan wajah yang masih basah.
“Kalian maskeran duluan aja, gue mau cuci muka dulu.” kata Vanessa yang dibalas dengan anggukan oleh ketiga teman nya.
Setelah Vanessa keluar dari kamar mandi, ia langsung ditarik oleh Meira untuk duduk di sebelah gadis itu.
“Sini Nes duduk deket gue, gue mau maskerin muka lo.” ucap Meira.
“Bentar bentar, gue ngeringin muka dulu Mei.” Vanessa mengambil tisu yang ada di kamarnya dan langsung mengusapkan tisu tersebut keatas wajahnya yang masih basah.
Setelah wajah Vanessa kering, Meira langsung berhambur semangat untuk mengoleskan masker di wajah Vanessa.
“Sini sini cepetan,” kata Meira bersemangat.
“Ck semangat amat lo Mei mau maskerin muka Vanessa,” kata Nazwa yang dibalas cengiran oleh Meira.
“Biarin dong,” Meira menjulurkan lidah nya dengan lucu.
Vanessa menutup mata saat Meira mulai mengoleskan adonan masker di wajah cantik nya.
Setelah berhasil mengoleskan masker di wajah cantik ke empatnya, ketiga teman Vanessa langsung tiduran di atas kasur Queen size milik sang empu kamar.
“Pelan pelan anjir, nanti masker nya pada nempel di bedcover gue!” kata Vanessa ngegas.
Saat ini Vanessa sedang selonjoran di lantai sambil memakan keripik kentang dengan karpet beludru sebagai alasnya.
“Ko aku ngerasa jahat banget ya? Kita enak enakan rebahan di kasur tapi Vanessa yang punya kasur malah di lantai kaya gitu,” kata Chintia sadar diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
Roman pour AdolescentsBukan tentang seorang gadis yang mengejar lelaki impiannya, atau tentang seorang lelaki dingin yang tak tersentuh. Ini kisah mereka, Raffa dan Vanessa, dua orang siswa SMA yang terjebak di dalam lingkaran toxic relationship. Raffa yang dewasa bertem...