Bagian 9 - Penculikan??

11 4 0
                                        

07.30

Hari ini adalah hari pertama liburan, akan menjadi hari-hari paling membosankan bagi seorang Aqilla.

Saat ini dia sedang berada dihalaman rumahnya dan bermain dengan kucing kesayangannya yang bernama Daisy.

Saat sedang asyik bermain dengan kucingnya Aqilla teringat satu hal, dia teringat bahwa hari ini adalah hari dimana orang tua nya akan pulang.

Aqilla langsung bergegas ke kamarnya dan meninggalkan Daisy kucing kesayangannya.

Tut..tut..tutt

"Ko ga aktif sih?!" Desis Aqilla

Aqilla kembali menelpon Mamanya begitu pun dengan Papanya. Namun, hasilnya nihil! Ponsel keduanya tidak aktif sama sekali.

"Mereka pulang sekarang ga sih" gumam Aqilla.

Aqilla turun ke lantai bawah menemui Bi Sumi untuk menanyakan orang tuanya.

"Bii Mama sama Papa pulang sekarang kan?" Tanyanya.

"Bibi juga ga tau Non biasanya Nyonya kalau mau pulang juga pasti ngabarin bibi tapi sekarang engga"

"Mama sih udah ngabarin Kila kalo mereka akan pulang hari ini. Tapi Kila mau coba telpon ponsel mereka gak aktif semua"

"Mungkin lagi dijalan Non, tunggu aja"

"Yaudah deh Bi"

"Mau dibuatkan minum Non?" Tawar Bi Sumi

"Gausah nanti aja"

"Yasudah kalo begitu Bibi kedapur lagi ya Non, permisi" jawab Bi Sumi dan berlalu kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

Aqilla kembali ke kamarnya dia kebingungan hatinya sedikit gundah dengan perasaan tidak enak takut ada kejadian yang tidak diinginkan.

Daripada memikirkan yang aneh-aneh Aqilla memutuskan untuk mandi supaya tenang.

Tin..tin..

Setelah selesai mandi Aqilla mendengar suara klakson mobil dari luar rumahnya. Tanpa pikir panjang dia langsung mengenakan baju dan turun ke bawah karna dia yakin 100% itu pasti orang tuanya.

Saat sampai dibawah dan melihat Bi Sumi akan membukakan pintu rumah langsung dicegah olehnya.

"Kila aja Bi" cegah Aqilla.

"Baik Non"

Aqilla membukakan pintu dengan tidak sabar. Namun, saat pintu dibuka..

"MAMM-" Ucapannya terpotong saat dia melihat orang yang berada di luar. Ternyata itu bukan orang tuanya melainkan Rey.

Rey menatap Aqilla heran. "Kenapa Kil?" Tanyanya.

"Gue kira yang dateng nyokap sama bokap gue eh ternyata lo"

"Yaudah duduk dulu yu" ajak Aqilla.

"Emangnya bokap sama nyokap lo kemana?" Tanya Rey.

"Mereka lagi jalan-jalan dan katanya mau pulang sekarang tapi oas gue kabarin ponsel mereka ga aktif" jelasnya.

"Ohh gitu"

"Eh lo mau minum ga? Gue bikinin dulu ya"

"Boleh"

Aqilla pergi mengambil minuman untuk Rey. Namun saat kembali Rey tidak ada disana, Aqilla pun mencarinya ternyata dia ada diluar dan seperti sedang menelpon seseorang.

"Kerja bagus" kata itu yang didengar oleh Aqilla.

"Dia nelpon siapa" gumamnya.

Rey membalikan badannya, namun dia terkejut saat melihat Aqilla sudah berdiri dan sedang memperhatikannya dengan tatapan heran.

"Ki-Kila? Sejak kapan lo disini?" Tanya Rey gugup

"Sejak..tadi"

"Yu masuk udah gue buatin minum buat lo" ajak Aqilla.

Aqilla masih berbelit dengan pikirannya sendiri, dia khawatir jika terjadi apa-apa pada orang tuanya.

"Udah jangan dipikirin nanti juga orang tua lo pasti ngabarin lo"

"Tapi perasaan gue ga enak Rey gue takut orang tua gue kenapa-napa" keluh Aqilla khawatir akan keadaan kedua orang tuanya.

Sekitar 5 menitan tidak ada suara yang dilontarkan dari keduanya, hanya terdengar suara gemuruh televisi yang sedang mereka saksikan.
"Kil.." Panggil Rey memecahkan keheningan.

"Hmm?.." Deham Aqilla.

"Gue tau dimana nyokap sama bokap lo"

Pernyataan Rey barusan berhasil membuyarkan pandangan Aqilla dari televisi dan berbalik menatap Rey seolah ingin mengintrogasi.

"Ma..Maksud lo?" Tanya Aqilla.

"Iya, gue tau dimana bokap sama nyokap lo. Lo sendiri gatau kan mereka kemana?"

"I..Iya si Gu..gue gatau mereka dimana" jawab Aqilla. "Dan lo? Darimana lo tau dimana nyokap sama bokap gue?"

"Lo mau kan ketemu sama mereka?" Tanya Rey tanpa menjawab pertanyaan Aqilla.

"Iya gue mau, tapi.."

"Kita berangkat sekarang" jawab Rey tanpa meminta persetujuan dari Aqilla. Dan mau tidak mau dia menerimanya.

*****

Mereka berdua sampai di sebuah tempat, Aqilla memperhatikan ke semua sudut tempat tersebut. Tempat tersebut tidak terlalu menyeramkan, hanya saja tidak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan disana.

"Rey lo yakin disini tempatnya? Tempat apa ini? Perasaan nyokap sama bokap gue bilang mereka pergi ke tempat yang bagus untuk traveling" Tanya Aqilla berkali-kali lipat.

"Ini hotel" jawabnya singkat.

"Ho..Hotel??" Tanya Aqilla heran.

Tanpa menjawab pertanyaan Aqilla dia langsung menarik tangan Aqilla dan membawanya ke dalam sebuah bangunan yang disebut sebuah "Hotel" oleh Rey.

Sepanjang perjalanan masuk dia hanya melihat beberapa orang berlalu lalang yang seperti tidak menghiraukan kedatangan mereka disana.

Ya suasana di dalamnya ini cukup logis untuk dikatakan sebuah hotel tidak seperti yang dilihat Aqilla diluar yang tampak seperti bangunan yang sudah tak berpenghuni.

Aqilla dan Rey sampai di lantai 3 di hotel tersebut dan dia mengambil kunci yang dia simpan di saku celananya.

"Kenapa dia bisa punya kunci kamarnya?" Batin Aqilla.

Namun, dia tidak menghiraukan dia brusaha untuk berfikir positif. Dia ingin bertemu dengan orang tuanya dan pulang bersama mereka.

Setelah Rey membuka kamarnya tidak ada penerangan disana Aqilla tidak dapat melihat apa-apa hanya ada kegelapan yang melandanya. Pintu kamar tersebut pun ditutup rapat oleh Rey.

"Reyy..nyalain lampunya dong tolong ini gelap banget"

Tidak ada jawaban dari siapapun termasuk Rey.

Aqilla merasakan seperti ada langkah yang mendekat ke arahnya tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas itu siapa karena disana sangat gelap.

Langkah itu semakin mendekat dan tiba-tiba mulut Aqilla dibekap oleh sebuah kain yang membuat dia sulit bernafas. Perlahan tubuhnya melemah dan seketika semua pandangannya gelap dan dia tidak sadarkan diri...






Nextt..

Jangan lupa vote dan commentnya ya makasihh!😍

Follow instagram aku ya gays hehe @zhra.rya

AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang