Bagian 13 - Anura

13 3 0
                                    

"Dia itu.."

"Anura. Anak tante aku" Jelas Aksa.

Kecurigaan dan kekecewaan yang sedari tadi sudah menjalar di diri Aqilla seketika hilang begitu saja setelah mendengar pengakuan dari Aksa yang bisa dibilang jujur.

"Kok kayanya aku belum pernah liat dia?" Tanya Aqilla masih penasaran.

"Dia baru pulang dari Inggris. Hampir satu tahun dia tinggal di sana bersama Oma-nya. Dan pulang ke Indo karena emang lagi liburan, dan pengen ketemu sama Ibunya."

Aqilla hanya mengangguk paham.

"Nura itu masih sekolah SMP kelas 3, dia disekolahkan di Inggris karena disini Tante sibuk ngurus aku dan juga pekerjaannya. Jadi Nura dititipkan ke Oma di sana"

"Mungkin yang waktu itu kamu liat aku jalan sama Nura, aku cuma lagi ngajak dia keliling sekitaran sini. Dia bilang dia pengen jalan-jalan disini sebelum dia kembali lagi ke Inggris"

Aksa terus saja menjelaskan tentang siapa itu Nura dan kejadian kemarin. Aqilla hanya mendengarkannya.

Aksa memberhentikan ucapannya kemudian beralih menatap Aqilla, tangannya terangkat keatas mengelus lembut pipi gadis dihadapannya.

"Tolong percaya sama aku. Aku gak mungkin buat kesalahan bodoh seperti yang kamu pikirkan. Sebanyak apapun wanita diluar sana kalau aku udah milih kamu di hati aku, gak akan aku berpaling."

"Maaf aku udah salah paham sama kamu."

"Kamu gak perlu minta maaf, ini buka salah kamu."

"Kita jalan jalan, mau?" Ajak Aksa yang langsung dibalas anggukan oleh Aqilla.

"Aku ngambil tas dulu" jawabnya lalu beralih menuju kamarnya.

*****

Mereka sampai di sebuah tempat yang sangat indah, namun Aqilla sangat mengenali tempat ini. Ini adalah tepat yang pernah mereka temui dulu. Sebuah taman yang disertai danau yang pemandangannya menyejukkan hati siapapun yang melihatnya.

"Sa, kita dulu pernah kan kesini?" Ucap Aqilla sambil memperhatikan setiap inci pemandangan yang ada di sana.

"Iya dan kamu ingat? Disini pertama kalinya aku nembak kamu dan kamu nolak aku" ucap Aksa seraya mengingat kejadian kala itu.

Aqilla beralih menatap Aksa yang sedang menatap lurus ke depan dengan senyum manis andalannya.

"Tapi sekarang udah berubah, kamu dan aku udah jadi kita. Kita fokus ke masa depan dan buat cerita baru untuk kedepannya."

Aksa menggandeng tangan Aqilla menuju suatu tempat, di sana terdapat taman yang dipenuhi dengan bunga bunga yang indah.

Pandangan Aqilla teralih pada sebuah rumah pohon yang bentuknya tidak terlalu besar namun sangat kokoh.

"Naik yu" ajak Aksa.

Setelah mereka sampai di rumah pohon tersebut, betapa indahnya pemandangan yang dilihat dari atas sana. Seluruh penjuru taman yang indah tersebut terpampang dengan jelas dari atas sana.

Aksa perlahan mengembangkan senyumnya, dia sangat bahagia jika gadisnya juga bahagia. Kebahagiaan Aqilla adalah kebahagiaannya juga.

"Kil" panggil Aksa.

"Hm?" Aqilla beralih menghadap ke arah Aksa.

Aqilla melihat Aksa seperti menyimpan sesuatu dibelakang punggungnya.

"Apa itu?" Tanya Aqilla sambil menunjuk ke arah tangan Aksa yang dilipat kebelakang punggungnya.

Aksa mengeluarkan tangannya dan menyodorkan sebuket bunga mawar merah yang sangat cantik dan harum, entah sejak kapan dia memegangnya.

Aqilla tidak menyangka Aksa dapat melakukan hal yang romantis, walaupun jika dilihat oleh orang lain itu adalah hal yang cukup bisa dibilang sederhana. Namun, dia sangat menyukainya. Tidak peduli kepada kesederhanaannya.

Aqilla mengambil sebuket bunga mawar itu dari genggaman Aksa, dia menghirup wangi bunga mawar itu.

Aqilla memeluk Aksa sangat erat, membenamkan wajahnya di dada bidang cowo itu. Entah kenapa dengan hal yang sangat sederhana ini bisa membuat hatinya menjadi senang dan gembira. Dia sangat beruntung mempunyai lelaki yang sangat baik seperti Aksa.

"Makasih yahh" Ucap Aqilla sambil melepaskan pelukannya.

"Sama sama, sayang" balas Aksa.

"Jangan marah lagi yah, kalau ada apa apa bilang sama aku jangan dipendam sendiri. Kita selesaikan bareng bareng."

Aqilla mengangguk angguk seperti anak kecil. Aksa gemas melihat kelakuan gadisnya ini, dia mencubit pelan pipi Aqilla yang membuatnya meringis kesakitan.

"Sakit dongg!!" Ringis Aqilla.

Mereka duduk berdua sambil menikmati pemandangan indah dihadapannya, dunia memang serasa milik berdua.

Tidak terasa waktu sudah berjalan lama, dan cukup lama juga mereka di sana. Mereka memutuskan untuk pulang dan mengakhiri pertemuan mereka hari ini

*****

"Makasih yah" ucap Aqilla. Namun, saat akan keluar dari mobil tangannya ditahan oleh Aksa yang membuat dia kembali ke posisi semula.

"Kenapa?"

"Gak ada hadiah?" Ucap Aksa sambil tersenyum menggoda.

"Ma-maksudnya?" Balas Aqilla gugup.

Aksa memberi kode sambil menepuk-nepuk pipi nya.

"Ihh apaan sih!" Tukas Aqilla lalu memalingkan wajahnya dari Aksa.

"Udah ah aku mau masuk!" Kesal Aqilla. Dia keluar dari mobil Aksa dan pergi begitu saja masuk ke dalam rumahnya.

Aksa yang melihat tingkah gadisnya itu yang menurutnya sangat menggemaskan itu hanya senyum-senyum sendiri sambil menatap punggung Aqilla.










Nextt!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gays thank you!❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang