RasaDyeris [!].
.
.
Di rumah Bunda Solar,sehabis acara makan malam keluarga dan pembicaraan yang mebuatnya terdiam,berusaha menutup mulut serapat mungkin. Dia kembali ke kamar dengan Cici yang berada di dalam gendongannya,mata sayu yang akan tertutup sebentar lagi. Jam sudah menunjukkan angka delapan.
Membaringkan Cici di bagian kanan tempat tidur yang bertemu langsung dengan dinding,memang sengaja di rapatkan agar area kamar tampak lebih luas untuk 2 lemari besar sekaligus.
Ikut berbaring dan memeluk Cici dari belakang. Berbaring menghadap dinding,mencium wangi bayi yang lembut,menguar dari tubuh Cici. Wangi khas putri kesayangannya. Rasanya wangi yang selalu sama sedari putri nya masih kecil. Tangan kirinya yang tadinya memeluk pinggang Cici berpindah ke atas kepala Cici,mengusap rambut hitam lebat yang sudah setengah pinggang.
Hembusan nafas halus dengan jantung yang berdetak stabil. Semuanya dia perhatikan dengan detail sesaat sebelum pintu kamar terbuka. Lehernya seakan kaku hanya untuk menoleh ke belakang. Elusan tangannya di rambut Cici terhenti lalu berpindah kembali ke pinggang,menyatukan jari jarinya dengan jari jari Cici dari arah belakang.
Suara gemericik air dari dalam kamar mandi membuatnya menghela nafas sesaat dan berusaha tenggelam di alam mimpi. Sampai sebuah rasa dingin menyentuh punggungnya dan menjalar menyentuh tangannya yang bertautan dengan Cici,menggenggam erat.
Gerakan lambat yang menelusup ke arah leher belakang nya. Deru nafas dingin dan aroma yang selalu dia ingat. Sebuah kecupan mendarat di belakang lehernya dengan gumaman "Maaf" yang terdengar bersamaan.
Taehyung memeluknya dari belakang tanpa baju yang melapisi bagian atas tubuhnya.
"Kenapa ... minta maaf?"ujar Yerin. "Kamu gak ada salah"
Taehyung semakin mengeratkan pelukannya di saat pergerakan kecil yang dibuat olehnya,Yerin menatap kosong ke arah dinding di hadapanya. "Maaf"ujarnya sekali lagi. "Aku baru bicara sama Ayah ... tentang kita. Ayah-"
"Udah malam,Mas. Aku ngan-"
"Ayah bilang bahwa hanya aku yang salah di sini. Ayah bilang aku yang tidak tegas. Ayah bilang ... kapan kamu akan bercerai dengan Yerin"ujarnya pelan dengan nada mengecil di ujung suara. "Ayah bilang semuanya,semua masalah yang ada, berasal dari aku. Yerin,tolong katakan ... apa yang salah dari aku?"
Rasa panas melingkupi dadanya,desakan desakan untuk berteriak kesal melepaskan rasa sesak. Matanya bergerak tak kunjung arah,berpendar ke arah dinding yang kosong,tak berhiaskan apapun. Gerakan gelisah matanya seakan mencoba menutupi degupan jantungnya yang tak beraturan dan hawa panas itu.
Yerin tidak menjawab dan pembicaraan mereka berakhir di situ untuk malam ini ... mungkin hanya untuk pembicaraan bukan untuk kegiatan.
Tangan Taehyung yang tadinya menautkan jarinya dan menggenggam tangan Yerin,berpindah arah ke bawah.
"Mas"ujar Yerin pelan dengan tangannya yang menggapai pelan. "Jangan,ini gak benar sama seka-"
"Ini benar,kita suami istri"
***
Baju yang berserakan di lantai dengan keadaan pagi yang menyambut dan matahari yang sudah terbit dan bersinar dengan terangnya.
Pelukan hangat melingkupi tubuh Yerin,tangan kekar itu melingkari pinggang dan bahunya satu persatu. Dan tangannya yang bertengger di pinggang Taehyung yang terasa panas di balik selimut kecil,yang tadi malam mereka sempatkan untuk mengambil di lemari karena selimut satu lagi sudah di pakai oleh Cici.
Sentuhan sentuhan yang tadi malam kembali terasa untuk pagi ini. Matanya terbuka dengan gerakan elusan yang semakin intens,membawanya kembali ke alam nyata. Mendongak ke atas dan mendapati dagu dengan bulu bulu halus yang baru saja di cukur. Tangan Yerin bergerak untuk menghentikan tangan Taehyung yang sudah salah alamat. Jangan sampai yang tadi malam terulang kenbali ... untuk pagi ini.
"Mas,udah pagi"
Bukannya berhenti,gerakan itu semakin intens. Yerin menggigit bahu Taehyung,memberi rasa sakit kentara untuk menghentikan pergerakan sembarang di tubuhnya. Bergerak menggeliat untuk lepas dari pelukan lelaki itu sesaat setelah suara manis terdengar dan memghentikan pergerakan keduanya.
"Bunbun"
Yerin berbalik spontan dan merentangkan tangannya untuk memeluk Cici yang masih bekum sadar sepenuhnya. Jangan lupakan tubuhnya yang masih terbuka.
"Masih ngantuk?"tangannya mengelus rambut Cici pelan.
Tangan Cici bergerak memeluk lehernya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yerin. Cici melirik sedikit ke arah belakang dan wajah nya berdekatan dengan wajah Taehyung yang juga memeluk Yerin dari belakang. Gumaman kecil dan senyum manis gadis kecil itu terbit dengan sendirinya.
"Ayah"ujar Cici.
Belaian di pelan menggunakan jari telunjuk di wajah Cici,membuat gadis itu tambah tersenyum senang. Rasa senang dan kebahagian kecil saat ayahnya sendiri mengusap pipinya. Gerakan halus itu hanya sebagai latar di depan untuk menutupi yang di bawah. Tangan Taehyung satu lagi bergerak intens di bawah sana.
Yerin memejamkan matanya erat. Ada Cici di sini. Walaupun tangan itu hanya mengusap pahanya. Tentu bisa membangkitkan hasrat.
Taehyung seperti dewa penggoda dalam sekejap.
"Mas"tegur Yerin pelan.
Cici mengangkat wajahnya,melihat wajah sang Bunbun yang memerah dan berkerut seperti menahan sesuatu. "Bunbun ... Bunbun kenapa?"
"Ah!" Teriak Yerin spontan saat suara sudah tidak bisa di tahan lagi.
"Ya?,Cici mau mandi?" Tangan Yerin menelusup ke dalam selimut dan menjauhkan tangan suaminya dari atas pahanya. Beranjak duduk dengan memegang selimut setinggi dada walau punggungnya masih juga terekspos.
Mata Cici berpendar melihat Bunbun nya yang tidak memakai baju lalu berpindah menatap Taehyung yang juga sama keadaannya. Kerutan di dahi gadis kecil itu semakin kentara. Hampir saja Cici akan membuka mulut untuk bertanya lebih lanjut,sesaat sebelum itu,tangan Yerin susah membekap mulut Cici lalu menggendongnya cepat. Berlari ke arah kamar mandi dengan selimut yang menutupi tubuh. Meninggalkan Taehyung yang terdiam dengan keadaan tidak baik.
Pintu kamar mandi di tutup keras,menimbulkan debuman di sela sela tiang penyangga dan knop pintu yang sedikit bergetar. Yerin menurunkan Cici dari gendongannya sampai gadis kecil itu kembali melihat keadaan Bunbunnya.
Menarik kecil selimut yang masih menutupi tubuh Yerin, membuat Bunbun nya--- yang tadi menyandarkan punggungnya ke pintu sambil mengehela nafas--- menatap ke arah Cici dengan tegang. "Kenapa sayang?"
"Bunbun ... marahan ya sama Ayah?"ujar Cici pelan dengan nada suara yang mengecil di ujung kalinat terakhir,tangan Cici masih menggantung memegang selimut Yerin dan menunggu bunbunnya menjawab pertanyaannya.
Yerin menggeleng kuat "Enggak"ujar Yerin. "Ta-tadi Bunbun tiba tiba ingat kalau badan Bunbun bau,makanya langsung ke kamar mandi,Cici juga mau mandikan?"
"Enggak Bunbun. Cici masih ngantuk"
Yerin terdiam seketika.
***
Udah lama gak up.
Cerita ini updatenya setiap hari SENIN ya ...
Panjang nya sekitaran 2000 kata jd gk rugi nunggu lama,kan?
Missccuhh😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
RasaDyeris
FanfictionBuah berbiji banyak melambangkan kesuburan manusia dan alam. Buah stroberi yang berwarna merah pekat,juga sebagai Venus,sang dewi cinta.... Pernikahan kita sudah seperti stroberi busuk yang tidak akan berbuah lagi,bisakah dengan...