RasaDyeris [!] Rasa yang Menghancurkan

729 112 55
                                    

RasaDyeris [!] Rasa yang Menghancurkan

***

Yerin duduk di atas sofa kantor Taehyung dengan menutup mata,meredakan pusingnya yang masih menyerang walaupun sudah memakan obat. Sedangkan suaminya duduk tepat di sampingnya dengan pandangan dan tangan yang sibuk mengetik di laptop.

"Aku pengen pulang" ucap Yerin. Matanya melirik ke arah Taehyung tetapi sama sekali tidak mendapatkan tanggapan.

Sebuah tangan menarik kepalanya dan merebahkan nya di atas paha Taehyung "Rin,lurusin kakinya" perintah Taehyung.

Yerin hanya menurut dan mencari posisi nyaman dengan jas Taehyung yang menutupi rok nya yang di atas lutut sekitar 4cm itu. Kaki panjangnya sudah menjuntai sampai ujung sofa dan kepala di atas paha Taehyung dengan muka yang menghadap ke arah perut lelaki itu.

Tangan kiri Taehyung mengelus ngelus rambut Yerin dan tangan kanan nya yang memegang tablet yang menampilkan kurva kurva keuangan milik perusahaannya.

"Tidur!"

"Iya. Ini juga mau tidur"

Taehyung tersenyum simpul saat istrinya membalas omongannya dengan nada ketus.

Ceklek ...

Suara pintu terbuka. Taehyung mengangkat pandangannya dan menatap Mina dengan dahi mengernyit. "Kenapa?"

Perempuan itu tampak kaku dan tidak nyaman di saat bersamaan. "Mau bahas soal pengajuan kerja sama dari perusahaan lain"

Taehyung menganguk anggukkan kepalanya. "Besok aja,sekalian di ruang rapat"

Mata Mina tampak diam diam melirik ke arah Yerin yang masih tetap dalam posisinya sebelum beranjak keluar dan pintu kembali tertutup. Keadaan menjadi hening seperti sebelumnya. Sibuk dengan diri masing masing.

Yerin hanya menutup mata dan memaksakan tubuhnya agar segera lepas dari dunia nyata dan beralih ke dunia mimpi. Kenyataan memnag menyakitkna untuk di hadapi tetapi mimpi bisa di tepia bila itu menyakitkan,tidak dengan kenyataan. Matanya memang tertutup tetapi indra nya masih berfungsi seperti orang yang terjaga. Oh,ayolah,apa yang bisa di harapkan dari hubungan suami istri yang setiap malam dan paginya hanya di sambut dengan perdebatan dan ke egoisan masing masing.

Yerin benar benar ingin ke alam mimpi!.

Jarum jam terus berputar dengan baik dan langit yang sudah menggelap dengan bekas hujan saat sore hari. Kendaraan di jalan raya kota tampak memadat dengan beberapa gerobak yang berbaris di pinggir jalan untuk mencari pelanggan.

Matanya terbuka dan meneliti,pikirannya kosong selama 3 detik sebelum semuanya kembali. Realita kembali di perhadapkan padanya.

Melirik ke arah bawah kepalanya. Bukan sebuah paha lagi melainkan sebuah bantal sofa berwarna coklat tua. Duduk di atas sofa dengan niat mengumpulkan jiwa yang masih melayang di udara.

Kemana suaminya?.

Meninggalkannya?.

Pintu terbuka dan menampakkan seorang lelaki paruh baya dengan seragam bersih bersihnya. "Mbak sudah bangun?"

Yerin hanya tersenyum menanggapi perkataan basi basi untuk membuka percakapan itu. "Sudah Pak"

Lelaki paruh baya itu berjalan mendekat dan memberikan kunci mobil miliknya. "Ini kunci mobil Mbak"

Yerin tersenyum.

"Makasih Pak"ucapnya. "Pak Taehyungnya kemana ya?"

"Ah ... itu Mbak. Tadi Mbak Mina tiba tiba sakit perut jadi Pak Taehyung antar ke rumah sakit. Pak Taehyung juga nyuruh saya supaya Mbak nunggu bentar di kantor. Nanti Pak Taehyungnya yang jemput"

Perempuan itu lagi?

Yerin segera berdiri dari duduknya dan meraih kunci mobil yang di letakkan di atas meja tadi. Tas nya untung tadi dia tinggalkan di dalam mobil sebekum masuk ke dalam perusahaan suaminya. Berjalan keluar dari ruangan kantor itu.

"Mbak mau kemana?,nanti Pak Taehyungnya jemput" lelaki paruh baya itu mencoba menghentikan langkahnya. Samoai di lift dan di ikuti oleh lelaki paruh baya itu lagi.

"Mbak-"

"Enggak Pak. Saya pulang aja. Banyak kerjaan soalnya" selanya berusaha berucap dengan nada biasa. Lelaki paruh baya itu terdiam dan balas tersenyum.

Sampai di lantai bawah yang benar benar sudah sepi dan menyisakan segelintir orang yang memilih untuk kerja lembur,mungkin untuk mengejar deadline.

Berjalan ke arah parkiran dan mdnghentakkan tubuhnya di kursi kemudi. Rasanya dia ingin menghilang saja dari dunia,di tinggal suami di dalam kantor sendiri dan itu pula saat masih tertidur pulas. Apanya yang namanya suami?.

Kemacetan di jalan sama sekali tidak bisa Yerin hindari. Lampu merah terlihat sangat jauh dan kecil tapi macet sampai sepanjang ini?.

Kaca mobilnya terkena titik titik hujan yang tersisa. Jalanan basah,dan para pedagang yang sudah memasang tenda. Semua orang tampak memenuhi berbagai gerobak yang menyajikan berbeda beda makanan di setiap stan nya.

Matanya menangkap seorang perempuan yang baru saja keluar dari sebuah gerobak dan masuk ke dalam mobil yang di parkir di pinggir jalan mengikuti mobil dan motor lainnya. Yerin tidak buta untuk mengenali pemilik mobil dengan plat yang sangat dia hafal. Warna mobil yang sangat familiar terekam jelas di otaknya.

Apanya yang sakit perut dan ... rumah sakit?

Mana ada orang sakit perut beli sate sampai lebih lima bungkus seperti mau makan malam keluarga dan tampak begitu sehat.

Memalingkan wajahnya dengan rasa sesak luar biasa. Dia di bodohi!.

Kapan kemacetan ini akan berkurang dan dia bisa tertidur di atas tempat tidur empukny?. Mengunci kamar dan jangan lupakan mengunci pintu depan dan belakang!.

Menghabiskan waktu se-jam lebih untuk melewati macet. Setelah membersihkan diri dan segera berbaring di atas tempat tidur. Rencananya mengunci pintu kamar terjalani dengan lancar tapi tidak untuk pintu depan yangd ia biarkan begitu saja. Mau maling masuk,ya masuk aja. Kalau pintu belakang sudah di kunci oleh bi Jira.

Biarlah hari ini berlalu tanpa beban lagi. Dia hanya ingin istirahat untuk sejenak dan melupakan semuanya.

Menerima semuanya terlalu berat rasanya,beban di bahunya sudah cukup untuk hari ini,tidak tau untuk ke depannya?.

RasaDyerisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang