00.󾠷

17.6K 1.2K 115
                                    


"Kau masih memiliki seorang Ibu dan saudara ,Renjun.

Mereka tinggal di korea"

__

Huang Renjun, pemuda bertubuh tak terlalu tinggi itu memejamkan matanya erat.

Nafasnya memburu, sedetik kemudian nampak kembali teratur. Matanya terbuka.

Mimik wajahnya mendatar, tampak tak ber ekspresi sama sekali. Menatapi jasad sang nenek tercinta yang terbakar di depan mata.

"Tuan muda-"

Seseorang pria dengan setelan jas hitam mendekat, berbicara menggunakan bahasa China .

"Tiket keberangkatan anda ke Korea telah siap"

Renjun berbalik arah.Melangkah meninggalkan area rumah duka begitu saja.
Dengan di ikuti oleh beberapa pria ber jas hitam di belakang.

"Katakan pada Chenle,untuk berangkat dalam waktu 15 menit"

Paparnya dingin,sebelum masuk kedalam audi hitamnya.

"Nenek.....maafkan aku,kau pantas mendapatkannya.

Dasar pembohong-"

_

Seoul-Korea selatan.

"Hai...apa kabar? Apa kau baik-baik saja?"

"Hah- dasar bodoh kau Na!! Tentu saja dia tidak baik-baik saja"

Seorang pemuda bersurai as blue,nampak berbicara pada sosok seorang pemuda bersurai gelap yang terbaring dengan berbagai macam alat yang menempel hampir di seluruh tubuh bagian atasnya.

"Maafkan aku-"

Kata itu seperti tak akan pernah bisa apsen untuk di lontarkannya di setiap malamnya, ketika dia berkunjung kemari-kesebuah rumah sakit kecil:kamar rawat yang teramat sangat kecil .Dimana menjadi tempat terbaring nya sosok lemah yang dulu pernah dia sakiti terbaring melawan maut.

Sudah 1 Tahun lamanya.

"Apa sebegitu inginkah kau Injun?_

Membenci ku-kami-
Ha..ha..ha.." Di tertawa dengan air matanya yang menderai.

"Maafkan aku-- aku sangat menyesal-

Tolong bangun,jangan siksa aku dengan semua rasa bersalahku ini.

Aku tidak sanggup, Hisk- aku benar-benar tidak sanggup lagi untuk hidup dengan menanggung rasa bersalah ku ini.

Hisk-hisk- bagaun Injun~ku mohon bangun ...."

Pemuda itu berdiri dan mengguncang lembut bahu sosok pucat yang terbaring.

"Hukum aku sesukamu,maka aku akan dengan suka rela menerimanya... Hisk.....tapi ku mohon bangunlah.

Berikan aku kesempatan untuk menebus segala kesakahanku,Ku mohon--"

Pemuda itu kembali menjatuhkan pantatnya ke kursi kayu, melipat kedua tangannya bertumpu di atas berangkat besi bed kasur ,dengan tangan kirinya yang menggenggam erat tangan mungil pemuda yang terbaring itu.Mengelamkan wajah dan menangis. Nafasnya nampak tak teratur, Tubuhnya bergetar.Isak tangis memilukan masih terdengar dengan sangat jelas di indra pendengar--sosok wanita paru baya yang berdiri, menyembunyikan tubuhnya di balik pintu.

"Kang Injun...maafkan aku.Injun ~

Aku benar-benar meminta maaf"

.....

Hola-hallo!!! Aku bawa ff lagi dong... Dari pairing kesayangan aku:)

Ada yg seneng? Apa cuma aku aja?

Ff ini ..seperti biasanya gak bakal berat, ringan-ringan kok mungkin dengan part yang pendek

Semoga suka ;)

Secret Renjun ||JaemRen||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang