5

10.9K 449 115
                                    

Masih dengan nafas yang terengah-engah dia mencoba untuk mendongakkan kepala karena tadi sempat menunduk mengatur nafas.

"Lo ngapain lari-larian" ucap Angga yang sudah turun diikuti oleh semua anak Zarrioz.

"Raina. Lo kok bisa disini" ujar David.

Ya. Gadis yang tadi hampir ditambrak oleh Alfin adalah Raina.

"Woy malah bengong" Fikri membuyarkan lamunan Raina.

"Gu-gue.. Tadi habis dikejar orang" jawab Raina dengan gugup, karena semua anak Zarrioz memandang kearahnya. Apa lagi Alfin sedari tadi menatap kearahnya secara intens.

"Siapa yang ngejar-ngejar lo, sini biar gue lawan!" teriak Nando menggebu-gebu sambil melirik kearah sekeliling.

"Kenapa bisa sampai lo dikejar orang, emang lo ngapain?" tanya Alfin. Ada nada kekhawatiran dari suaranya.

Raina tidak mau kalau mereka sampai tahu kenapa ia bisa dikejar orang-orang tadi. Ini masalahnya, ia tidak mau orang lain ikut campur dengan masalah ini dan ia akan menyelesaikan tanpa melibatkan orang lain.

"Sebenarnya tadi gue habis dari rumah teman. Pas waktu diperjalanan pulang ada yang nyegat taksi yang gue tumpangi, gue enggak tahu mereka siapa. Gue mau minta tolong tapi enggak ada orang terus gue disuruh lari sama sopir taksinya" jelas Raina.

"Dasar orang-orang gak ada kerjaan!" maki Nando.

"Kalau tahu begitu mendingan tadi kita samperin,hajar" ujar Fikri.

"Iya, tangan gue udah gatel nih" sahut David.

"Udah mendingan lo pulang udah malem takutnya nanti lo dicariin" saran Angga.

"Yukk pulang bareng gue. Gue anterin kok sampai rumah dengan selemat kalo perlu sampai kamar juga enggak papa, ayok" ajak David dengan sangat bersemangat.

"Yeee.. Itu sih mau lo"ucap Nando.

"Kenapa, lo iri?"

"Songong lo"

"Biarin suka-suka lah"

"Idiihh.. Amit-amit"

"Iya gue tahu gue imut"

"Dasar budeg"

"Lo tuh budeg"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Hehh! Udah-udah malah pada berantem" Angga melerai David dan Nando, kalau tidak dilerai pasti sampai subuh pun enggak bakalan selesai.

"Gue anterin" ajak Alfin.

"Iya mendingan lo dianterin sama Alfin aja, udah dijamin aman" suruh Fikri ke Raina.

"Naik" perintah Alfin ketika ia sudah siap diatas motornya itu.

Dengan rasa canggung Raina menaikki motor Alfin. Alfin menjalankan motor meninggalkan tempat tadi. Suasana hening menyelimuti mereka.

Hanya suara kendaraan milik Alfin yang kini mengiringi keduanya. Sesekali Alfin bertanya tentang arah jalan ke rumah Raina.

Setelah sampai didepan rumah tingkat bercat putih dengan taman yang luas serta pagar hitam yang membatasi, Raina segera turun dari motor.

"Makasih yah udah anterin gue pulang"

"Sama-sama" Alfin melajukan motornya menjauh dari rumah Raina.

Ketika Alfin sudah menghilang dipertigaan, baru lah Raina masuk kedalam rumah.

ALRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang