7

3.3K 268 97
                                    

"Huuffttt... Gabut banget sih gue!" oceh Raina sambil mengacak-ngacak rambut yang semula tertata rapi menjadi berantakan.

"Enaknya ngapain ya?" tanyanya pada diri sendiri dengan membaringkan tubuhnya diatas kasur. Berharap bisa menemukan ide yang menyenangkan.

"Main PS bosen, drakor udah gue tonton semuanya, buka sosmed juga mau stalkingin siapa?.." pikirnya.

"Enakkan keluar cari angin kali ya? Tapi sama siapa coba?" monolognya sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuk kedagu.

Satu nama terlintas dalam pikiran. Bangun dari kasur empuknya kemudian bergegas menuju walk in closet  untuk berganti pakaian.

Selesai dengan penampilan hari ini, Raina segera keluar dari kamar dan mencari seseorang.

"Bang Argaaa!! Abang?!!... Ish mana sih makhluk yang satu ini. Giliran dicari enggak ada, pas enggak dibutuhin nongol gitu aja" Raina sudah mencari ke kamar Arga tapi Arga tidak ada, ke ruang perpustakaan, kolam renang, taman belakang, ruang tamu dan sudah muter-muter keseluruh ruangan pun tetap gak ada. Emang ya kalau lagi dibutuhin ngilang, pas lagi gak dibutuhin ada. Keanehan yang selalu dialami.

Dan satu ruangan yang belum Raina kunjungi. Dapur. Raina pun berjalan secepat mungkin menuju dapur.

Benar saja disana ada satu makhluk yang sedari tadi Raina cari sedang jongkok didepan kulkas dengan pintu terbuka. Entah sedang melakukan apa sampai-sampai ada orang dibelakangnya saja tidak tahu.

"Doorrr!!" teriak Raina sambil menepuk pundak Arga dengan keras.

"Ayam kejepit tikus mati!!" kaget Arga dengan suara latahnya.

"Hahahaha... Mana ada ayam yang kejepit tikus yang mati"Raina terus-terusan tertawa sampai sudut matanya mengeluarkan air.

"Dasar adek laknat!" umpat Arga karena Raina berhasil membuatnya kaget.

"Kalau gue jantungan terus mati gimana?" tanya Arga.

"Ya tinggal dikubur lah , terus kalau nanti ada yang taziah kan lumayan uangnya buat jalan-jalan ke mall " jawab Raina.

"Bener-bener lo ya, gak tau terimakasih udah gue jagain selama ini ternyata kaya gini balasannya" kesal Arga yang dibalas tawa oleh Raina.

"Iya ini makasih karena lo mati banyak yang taziah jadi gue bisa pergi shopping deh" canda Raina.

"Durhaka lo sama abang sendiri doain cepet mati, kalau mati beneran nyesel lo" ucap Arga dengan tangan yang sudah dilipat didepan dada.

"Janganlah, iiihh..  Amit-amit ya ampun" gidik Raina.

"Makanya ngomongnya tuh dijaga" perintah Arga

"Iya-iya maaf deh" saut Raina dengan muka menunduk menatap lantai.

"Mau kemana?" tanya Arga yang melihat penampilan Raina sudah rapi menggunakan sweater rajut maroon, celana ripped jeeans hitam, dan sepatu sneakers putih.

"Tadi gue bosen dikamar terus mau ngajakin lo cari angin sekalian makan diluar. Enggak ada makanan kan?" ungkapnya pada Arga. Orang tua mereka memang sedang pergi keluar kota mengurus bisnis, sedangkan pembantunya mbok Inah pulang kampung karena anaknya sakit tidak ada yang jagain jadi terpaksa harus pulang terlebih dahulu.

"Enggak ada, kalau ada ngapain juga gue dari tadi jongkok didepan kulkas cari makanan" jelas Arga.

"Ya udah sekalian nanti belanja buat ngisi kulkas" saran Raina.

Mereka berangkat menggunakan motor sport milik Arga yang dibelikan saat ulang tahun waktu SMA dulu.

Dengan perbedaan umur 2 tahun tak jarang Raina dan Arga seringkali dianggap sebagai sepasang kekasih bukan kakak adik. Tubuh Arga yang tinggi tegap, hidung mancung ,alis tebal, rambut hitam legam, dan jangan lupakan lesung pipi yang berada disebelah kanannya menambahkan kesan sempurna didiri Arga.

ALRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang