6

7K 342 116
                                    

"Hooaammm!!" Ara datang dengan muka bantalnya.

"Kusut amat muka lo kaya enggak tidur semalam" tebak Keisha.

"Biasa lah. Jangan ganggu gue mau tidur" jawab Ara sambil menempatkan dirinya, bersiap untuk tidur.

"Hay gaess, i'm coming... i'm coming.." berbanding dengan Ara yang datang dengan muka lesunya, kini Seina datang dengan raut yang ceria.

"Ini lagi yang satu, datang-datang kaya menang undian. Punya temen kok gini amat ya" sambat Keisha.

"Yee.. Napa sih pagi-pagi mukanya udah ditekuk gituh, kaya gue dong ceria" kata Seina.

"Terserah lo aja lah yang penting lo seneng" ucap Keisha dengan nada malas.

"Harus itu, hidup mah harus dibikin mudah ngapain kita ngebikin hidup kita sulit yang ada nanti kita juga yang susah" kata Seina.

"Sakerep mu, i don't know babar blas!!" seketika moodnya rusak.

Dari arah pintu datanglah Raina dan Dira. Mereka tadi  tak sengaja bertemu diparkiran dan berakhirlah mereka berdua berjalan bersama ke kelas.

"Mau kemana lo Rain?" tanya Seina yang melihat Raina akan pergi setelah menaruh tasnya di bangku.

"Kantin, gue laper belum sarapan"jawab Raina.

"Ikut deh gue juga mau beli minum haus nihh" ikut Keisha.

Baru beberapa langkah Dira merasakan ada yang kurang. Tapi apa yah? Dia bingung. Tapi.. Ahh sudah lah. Dia kembali berjalan menyusul Keisha , Raina dan Seina yang sudah dikoridor kelas.

Sesampainya dikantin mereka langsung memesan makanan dan minuman.

"Ehh! Bebeb Seina ada disini juga" ucap Nando yang sudah didekat Seina sambil membawa pesenan makanan milik temen-temennya.

"Apaan sih lo!" kata Seina dengan nada ketus.

Bukannya pergi Nando justru menyuruh temannya untuk bergabung di meja panjang yang ditempati Seina, Dira, Raina dan Keisha.

"Ngapain sih lo malah pada kesini!" Seina makin kesal dengan kedatangan anggota inti Zarrioz yang lain.

"Jangan marah-marah gitu dong beb, jadi makin sayang kan" ucap Nando yang sudah duduk disebelah Seina dengan menarik kursi yang ada dimeja lain.

Mendengar itu Seina tambah kesal dan ingin menonjok wajah Nando yang kelihatan tanpa dosa yang sekarang malah melihatnya tanpa kedip sambil menopang dagunya dengan tangan.

"Tumben kalian pagi-pagi udah nongkrong dikantin" tanya Fikri sambil menikmati nasi goreng pesanannya.

"Nemenin Raina buat sarapan, sekalian  gue juga haus" jelas Keisha

Mendapat jawaban itu, Fikri hanya ber'oh' ria dan kembali menikmati nasi gorengnya.

"Apa lo liat-liat!" kesal Raina pada Alfin yang menatap dengan intens padanya.

"Siapa yang liatin lo , PD banget" hardik Alfin.

"Gue liat kali masih aja mau ngelak" ucap Raina sambil memutar bola mata dengan malas.

"Ge-er" kelah Alfin.

"Nyata" Raina tetap tidak mau kalah.

"Apa buktinya?" masih tetap mengelak.

"Tuh buktinya, dari tadi sampe sekarang lo masih ngeliatin gue. Masih gak mau ngaku?" tantang Raina.

Skak mat. Karena apa yang dibilang sama Raina itu benar. Alfin masih saja memandangnya seolah-olah Raina adalah suatu objek yang sangat menarik. Apa lagi sekarang Raina memggerai rambut panjangnya yang menambah kesan cantik dimuka natural tanpa make up sedikit pun.

ALRAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang