"Kak Exal."
"Hm."
"Nanti kalau udah sampe Khanza bangunin ya, Khanza ngantuk mau tidur."
"Gak, nyusahin aja lo."
"Yah, kog gitu sih. Khanza ngantuk tau. Bodoah mau tidur aja." Khanza menyandarkan kepalanya pada jendela bis. Kini mereka dan rombongan sudah ingin kembali ke hotel.
"Kog kepalanya gak ditarik kepundak kakak sih? Gak romantis ah." Exal menoleh.
"Maksudnya?"
"Ya kan, kalo di Wattpad Wattpad, di sinetron sinetron tv gitu kan kalo sicewek tidur nyender ke jendela kepalanya ditarik terus dikasih kepundak, lha ini? Suruh bangunin aja gamau. Emang ya, dasarnya HOMO ya HOMO aja!" malas berdebat, Exal menarik kepala Khanza untuk bersandar dipundaknya. Gadis itu terkejut dengan gerakan Exal yng tiba tiba. Ingat, Exal hanya malas berdebat.
"Udah?"
"Ha? Apanya?"
"Dungu." Khanza memeukul lengan Exal karena kesal.
"Enak aja."
"Tidur, katanya ngantuk." Khanza mendongak.
"Boleh?" Exal mengngguk tanpa suara. Sebelum pergi ke alam mimpi,
"Semoga kakak cepet sembuh ya, dari HOMO. Semoga juga aku bisa ngerubah kakak jadi lebih baik. Se nggaknya bisa seperti sedia kala." Setelahnya ia mulai memejamkan mata.
Exal menatap gadis yang sedang tiudr di pundaknya. "Modus lo bagus."
"Niat lo yang pertama gila. Dan yang kedua mustahil adanya."
"Lo adeknya Bani, gue sangat menghormati Bani, gue harap lo gak akan jatuh ke gue. Karna gue gak sebaik yang lo kira."
Semoga saja, Khanza tidak mendengar apa yang diucapkannya.
-MY HOMO-
"Za, bangun udah sampek, ayo turun." Bani membangunkaan Khanza yang tertidur pulas. Posisinya ia sedang menyender ke kursinya sendiri, sudah tidak bersandar pada bahu Exal.
"Za, udah ayo turun." Ngantuk tau kak.
"Bangun deh, maa lo gak tau Exal udah pergi duluan noh, di tinggalin kan lo." Khanza membuka mata.
"Loh emangnya kak Exal kemana?"
"Kaga tau lah, lo dibangunin susah, dia capek makanya suruh gue bangunin."
"Tega banget ninggalin Khanza."
"Jangan baper, mending kita makan laper."
"Siapa yang baper? Nggak kog, enak aja."
"Anak kuaci yang baper Za, udah ah ayo turun gue tunggu dibawah."
"Iya iya." Bani berjalan turun bis duluan, berbicara pada seseorang yang memang tidak pernah pergi kemana mana daritadi.
"Jangan kasih harapan apapun ke dia, gue gak mau dia kaya yang udah udah. Gue tau lo gak bener bener suka sama dia, lo Cuma ngehormatina dia karna dia adek gue."
"Emang iya. Tapi, gue gak ada niatan mau mainin dia, gue mau anggap dia jadi adek gue aja. Karna yang ada dihati gue Cuma ada satu orang, dan hanya akan tetap satu." Bani tertawa.
"Lo emang sebrengsek itu ya?"
"Maybe."
"Semoga lo gak bener bener bisa bikin dia suka."
-MY HOMO-
"Die, maaf ya, sampe sekarang gue belum bisa kasih informasi apapun."
Nadie, teman sekaligus sahabat baru Khanza, dia cantik, tapi pendek. Walau begitu dia pernah di incar kakak kelas. Dia ramah, cerewet dan sangat peka terhadap sekitar. Saat ini mereka sedang duduk dikursi depan kamar hotel mereka. Mengamati teman teman yang sedang berlalu lalang.
"Iya, gapapa kali, gue juga lagi berusaha buat ngelupain dia."
"Lah? Kog gitu sih. Kan gue ini lagi usahain kog, gue janji bakalan deketin kalian."
Nadie berdiri, berjalan mendekati pembatas."Gue mau dijodohin Za, kata mama ayah punya temen kerja bisnis yang emang dari dulu sahabatan. Mereka udah mau jodohin gue sama anaknya sejak kecil."
"Kog gitu sih? Kan ini udah bukan jamannya Siti Nurbaya. Ini udah jaman Milenial tau."
"Kata mama, dia anaknya baik, pinter, berbakat dan yang terpenting kedua orang tua gue udah kenal deket sama dia."
"Jadi lo mau nurut dan pasrah gitu aja?"
"Kalau itu bisa bikin bonyok seneng kenapa nggak?" Khanza berdiri mendekat pada Nadie, mengelus punggungnya dengan lembut.
"Gimanapun keputusan lo, gue bakal dukung kog."
"Makasih ya selama ini udah mau bantu gue buat bisa tau tentang dia."
"Iya, sama sama. Terus sekarang gue gimana ya?"
"Emang lo maunya gimana?" Nadie menghadapkan tubuhnya pada Khanza.
"Gue mundur aja kali ya? Bongkar semuanya. Bilang sejujurnya aja?"
"Ya kali aja, emang lo gak malu?"
"Mau gimana lagi? Toh lo juga udah ga butuh apapun dari dia, jadi buat apa gue deket sama dia?"
Hayyy apa kabar semua? Semoga baik baik aja ya hehe.
Makasih banget udah nyempetin baca.
Jangan lupa buat vote+comment yaa.
Biar aku semangat terus bikin ceritanya.
•
See You Next part semua..
Makasihhh🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
MH [HIATUS]
Teen FictionBukan cerita badboy yang ketemu good girl. Bukan bad girl yang ketemu good boy. Bukan bukan pokoknya. Nggak ada cowok dingin ketemu cewek dingin. Cuma ada cewek sok tau, yang deketin cowok dengan maksud dan tujuan lain, tapi ujung ujungnya "Wah wah...