-MY HOMO-
Setelah kepergian cewek misterius itu, Bani kembali fokus kepada dua sejoli yang sedang bertengkar itu. Ia tertawa lagi lalu berusaha melerainya. “Udah, udah. Ini tempat umum, banyak orang, gak malu?” keduanya berhenti. Khanza melepas paksa rambut Exal, dan menginjak sekali lagi kaki Exal.
“Aww,Sakit goblok.” Khanza tak menghiraukan apa yang dikatan laki laki itu. Sekarng ia malah menatap Bani bertanya.
“Kak Bani gak ikut nonton Barong ya?”
“Udah pernah.” Serbu Exal.
“Gak nanya sama lo.” Exal membenarkan tatanan rambutnya. Sesekali mengumpati Khanza dengan sumpah serapahnya.
“Yang tadi siapa kak” Tanya Khanza lagi.
“Kepo.” Ketus Exal.
“Lo kenapa sih?HA?” Bentak Khanza yang sama sekalii tidak berpengaruh. Exal tak menjawab, ia hanya mencibir tak perduli.
Bani menggeleng prihatin.Bukankah tadi Khanza dan Exal baik baik saja? Saking baiknya ia mengira jika Khanza hampir baper dengan semua perilaku Exal. Lalu kini? Kenapa mereka bersikap layaknya tom&jerry? Apa semua memang sedang bermain dengan waktu? Secepat inikah seseorang dapat berubah? Atau ini memang aslinya mereka?
“Gak Za, kakak tadi laper duluan, terus gak ikut nonton. Terus yang tadi itu temen online kakak yang ada disini.” Jelas Bani.
“Temen oline ya?”
“Aah, iiya”
“Kenalan di game? Kog cewek?”
“Lo kenapa kepo banget sih?” exal bertanya sewot.
“Suka suka gue lah.” Balas Khanza kelewat santai.
“Za, udah yuk kita keluar aja, gue juga udah selesai makan, 10 menit lagi kita pindah wisata ayo.” Dari tempatnya mengamati tadi, Nadie yang merasa suasananya akan berantakan. Ia menghampiri Khanza dan mengajaknya pergi.
“Enak aja, nggak. Gue belum selesai sama kakel menjengkelkan lo ini.” Tunjuk Khanza pada Exal. Yang ditunjuk? Boro boro bereaksi, noleh aja kagak. Malah asik makan. Tanpa mendengar ucapan Khanza Nadie menyeret paksa sahabat ‘ANEH’nya.
“Udah minggat?” Tanya Exal pada Bani.
“Siapa?”
“Adek lo.”
“Ya gitu, keseret temennya. Jadi kepaksa pergi.” Ujarnya terkekeh mengingat Khanza bisa seperti ini di depan Exal. Dia kira Khanza jaim.
“Bisa gitu ya adek lo.”
“Bisa gimana?”
“Aneh. Setahu gue dia itu gak seganas tadi, sopan banget kalau sama gue, ini kenapa jadi kayak kucng liar? Apa emang sifatnya aneh?”
“PMS kali.”
“Maybe.” Setelah diskusian singkat dengan tema kelakuan aneh Khanza mereka keluar menuju bis masing masing setelah meninggalkan selembar uang.
-MY HOMO-
Semua sampai dihotel pukul 9 tadii, sekarang sudah pukul 10. Keadaan masih tetap ramai, serasa enggan sunyi untuk terakhir kali. Malam ini malam terakhir di Bali, setelah beberapa hari dihabiskan untuk berlibur dan membuang uang, kini saatnya mereka kembali.
Kembali pada kenyataan yang enggan untuk disadari. Sebulan lagi ujian kenaikan kelas, yang berarti angkatan Exal akan lulus, lalu angkatan Khanza yang akan menjadi senior.
“Za, gue gak nyangka bentar lagi bakal jadi kakel senior. Gak nyangka banget udah 2 tahun aja gue SMA. Udah lama juga temenan sama lo. Ini artinya gue bakal jarang liat kak Exal dong?” Ujar Nadie yang berada tepat disamping Khanza, keduanya sedang berada menatap langit langit kamar, seakan menerawang dan melihat kenyataan masa depan.
“Gak usah mulai labil.bukannya lo emang udah mutusin buat MO? Katanya cowok yang dijodohin mak lo juga ganteng, masih gak mau?. Kagak bersyukur banget” Nadie menghela napas dalam.
“MO sih MO, tp semua juga kan perlu proses Za, gak pernah ada yang instan. Jajanan ciki aja harus dibuka dulu buat bisa dimakan, apalagi hati yang udah berlabuh setahunan?”
“Gue harap, lo bisa cepet MO dari Exal. Dan gue mohon lo jangan pernah ngerasa cemburu. Cemburu saat gue deket sama Exal, ya kan lo tau, gue lagi mau ngebongkarin semua hal yang jadi teka teki. Nanggung.”
“Gue juga berharap, lo bisa terima akan kenyataan dimasa yang akan datang nanti”
“Maksud lo?” Nadie menoleh, tersenyum meremehkan.
“Gue yakin beribu ribu persen lo sama kak Exal cepat atau lambat bakal jadian.”
“Gak akan. Gak akan pernah.” Khanza berucap yakin. “Gak sudi gue cih.” Lanjutnya.
“Gue berharap lo nggak jilak ludah lo sendiri Za.”
“OK. Siapa takut.”
“Kita liat nanti.”
Nadie berdehem, setelah beberapa diam cukup lama akhirnya ia membuka suara “Za,lo tau kenapa gue bisa suka sama kak Exal.?” Khanza menggeleng.
“Gue dulu satu ekskul sama dia. Gue basket putri, dia Basket Putra. Kita sering latian bareng, lomba bareng, ke kantin pas istirahat bareng, dia itu care banget, saking baiknya dia bikin gue buta. Dia care sama semua orang. Dan gue tau itu sejak gue liat dia bantu kak Asya waktu dia mau pulang gak ada yang jemput. Kak Exal yang anterin pulang. Padahal waktu itu statusnya masih pacar orang. Awalnya gue mikir, itu pacarnya emang gak cemburu? Ternyata nggak. Pacarnya kak Exal itu baik, canti, ramah,dia juga dewasa dan percaya banget.”
“Apa untungnya buat gue?” Nadie menoyor kepala Khanza.
“Gue kira lo pinter, ternyata nggak.”
“Enak aja,gue rangking 1 dari kelas 1 sampe kelas 6 lho.” Tak mendengar ucapan Khanza ikan sesi menasihata melanjutkan sesi menasihati lewat pengalama.
“Rasa itu mulai dari terbiasa. Terbiasa ketemu, terbiasa bareng, terbiasa nyaman, dan yang paling penting terbiasa akan semua kelakuan sama lain.” Nadie berbicara layaknya ibu yang sedang memberi petunjuk anaknya.
“Gue harap,lo nggak salah milih ya Za. Gue gak selamanya bisa bareng lo, gk bisa ingetin lo lagi kalau lo salah.”
“Lo ngomong apaan sih Nad? Gue nggak paham. Kenapa tiba tiba lo jadi aneh?” tanya Khanza tak mengerti. Nadie bangun, duduk lalu menghadap Khanza, begitu pula Khanza, ia mengikuti. Nadie memeluk Khanza dengan erat.
“Gu-gue habis lulus mau pindah Za,gue mau langsung dinikahin sama mama. Gue mau pindah ke NY.” Mata Khanza membola, jadi ini inti percakapannya tadi?
“Kenapa semua serba mendadak sih Nad?” Nadie menggeleng.
“Gue gak tau. Semua mama yang ambil keputusan. Padahal dia jugamasih setahun lebih tua dari gue.” Khanza mengelus punggung Nadie menyalurkan rasa ketenangan.
Hayyy im back. Kangen? Iya dongg mwehehe😅
Gimana sama partnya? Suka?
Iyain dong, biar akunya seneng🤫
Aku gatau, tapi aku nulis part ini rada lama gatau kenapa. Mungkin karna gak fit kali ya?
Skipp
Ga penting weh😩
Makasih bangett yang udah sempetin baca 🤗
Jangan lupa vote+commentnya yahh❤
I Lop Yu all hehe🖤
See You Next Part😙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
MH [HIATUS]
Teen FictionBukan cerita badboy yang ketemu good girl. Bukan bad girl yang ketemu good boy. Bukan bukan pokoknya. Nggak ada cowok dingin ketemu cewek dingin. Cuma ada cewek sok tau, yang deketin cowok dengan maksud dan tujuan lain, tapi ujung ujungnya "Wah wah...