20

26 6 1
                                    


'Aku salah paham akan maksudmu.'


'You invited me to play. I take it seriously.'

-MY HOMO-

"Mau kemana sih?"

"Lo maunya kemana?"

"Gak tau lah. Kan Kak Exal yang ngajak."

Tadi, seperti apa yang ada dalam chatnya dengan Exal. Exal mengajaknya pulang bareng. Ingin menolak, tapi percuma.

Exal sudah menunggu Khanza di depan gerbang. Cukup lama katanya. Hingga akhirnya diatas jok motor Vario merah Exal inilah keduanya berdebat.

"Ke Apartemen gue mau?"

"Ngapain?"

"Nganu nganu."

"Nganu apaan dah. Gosah ambigu deh!" Marah Khanza sedikit merasa terganggu.

"Ambigu apanya orang gue mau ngajak lo ke apartemen gue buat gue suruh masak juga. Nih yang ambigu itu lo! Bukan gue."

Mata Khanza melotot. "Lo mau jadiin gue pembantu? Wah tega banget lo sama gue. Gini gini tampang gue bukan tampang pembantu juga kali." kepalanya digeleng gelengkan serta berujar tak menyangka.

Exal terkikik. "Lo emang suka plin plan ya? Kadang lemah, ramah, lembut, lucu gitu kalau ngomong. Kadang juga langsung galak kek singa liar. Kaya sekarang ini nih, belum juga semenit udah transformasi aja"

"Su-suka gue dong. Lo juga seenaknya mau jadiin gue pembantu. Ya gue gak terimalah"

"Yang bilang lo pembantu gue siapa?" Alis Exal terangkat sebelah. Walau Exal tahu, Khanza tidak dapat melihat.

"Lah tadi lo nyuruh gue masak di apartemen lo kan?" ujar Khanza nyolot. "Berarti lo mau jadiin gue pembantu."

"Kalau gue mau jadiin lo yang lain?"

"Maksdunya?"

"Jadi istri gue mau?" Khanza diam setibu bahasa. Tak berani menyahut satu kata pun. Pipinya serasa memanas. Bibirnya berkedut ingin tersenyum namun ia menahannya.

Lalu ia menunduk. Meluapkan emosi senangnya melalui jeritan terpendam juga dengan sebuah senyuman yang tak kunjung sirna. Kini jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Memompa lebih keras.

"Gak usal melting juga kali yang."

Deg.
Deg..
Deg...

Ia memukul pundak Exal salah tingkah. "Lo lo apaan sih? Orang gue gak melting juga. GR banget idih."

"Lah, tadi nunduk nunduk ngapain? Pengen teriak ya? Udah teriak aja."

"Apaan sih lo. Sok tahu deh."

"Ngomong ngomong gue suka sama lo." ujar Exal mengalihkan perhatian.

Mata Khanza melongo. Ia menepuk kedua pipinya. Menggosok gosok kedua telinganya. "Lo ngomong apaan? Lo-lo suka sama gue?"

Exal tidak menjawab, ia memarkirkan motor maticnya di depan gedung apartemen yang ia tinggali. Melepas helmnya, lalu turun, berjalan meninggalkan Khanza sendiri.

MH [HIATUS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang