-MY HOMO-
Khanza yamg sudah lama menunggu terkejut akan hal yang diucapkan Exal. Sesegera mungkin ia berdiri lalu berbalik. Penantiannya tak terbayarkan. Apa apaan ini?
“HEH TUNGGU DULU!GAMENYA BELUM SELESAI!” teriak Khanza. namun, itu percuma, Exal sudah berlari menjauh. Ia mengeluarkan ponsel lalu menelfon seseorang.
“Halo”
“Dia lari anjir, udah nyampe tapi buru buru minggat. Ya penantian gue selama satu jam jadi apaan woy!”
“Yah mana gue tau, orang tugas gue udah selesai. Gue kan udah pantau dia.”
“Sampe gazebo aja?” ujar Khanza malas sambil memutar bola matanya.
“Ya, gimana dong? Dia kan harus Voli. Lo kan tau sendiri, pak Slamet galaknya Nauzubillahhiminasyaitonnirojim.” Ujar Nadie lebay.
“Yah, terus gimana dong? Masa berakhir beginian? Gak lucu banget cih.”
“Ok,ok. Besok kita pikirin lagi ya? Sekarang gue mau mandi, calon mau kesini mwehehe.”
“Yaudah, iya. Tapi janji ya. “
“Iya,iya ngebet banget sih lo.”
“Gimana gak ngebet, ini rasa penasaran udah diujung tanduk gileeeeeee!” ujarnya gregetan.
“Iyadeh, besok gue bantu mikir lagi, dadahhhh, muaachh.” Nadie memutuskan sambungan secara sepihak.
“Sumpah, jijik lama lama gue samaa Nadie. Untung aja udah dijodohin. Kalau belum, ini otak gue udah mikir 1001 kali buat deket deket sama dia lagi.” Khanza menghela napas. Ia menatap nanar ke kayu yang ia duduki selama satu jam lebih. Sia sia saja dirinya menunggu. Ia lalu beranjak pergi untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
-MY HOMO-
Di lain sisi, Exal yang tengah lari terbirit birit dengan rasa kesal dan penasaran harus berhenti diujung lapangan karna sebuah intruksi.
“Diam ditempat kamu! EXAL ALAMSYAH!” Exal berhenti, ia menatap lurus kedepan, lalu nyengir dengan wajah watadosnya.
“Kamu telat, sudah jam berapa sekarang?” pak Slamet rmenghampiri Exal yang berada dipinggir lapangan, ia juga berkata dengan galak. Exal melirik arlojinya.
“Telat 12 menit aja kog pak.” Ujarnya santay.
“12 menit aja kamu bilang? Liat teman teman kamu? Ini udah lama sekali! Mereka saja sudah selesai doa, pemansan dan lari. Sedangkan kamu baru datang? Sangat tidak disiplin!”
“Yaelah pak, tinggal nyuruh saya lari aja kaya yang lain, gitu aja ribet.”
“Seharusnya kamu sudah bisa dan mengerti untuk menghargai waktu. Jangan buang buang waktumu secara tidak berguna.” Ujar pak Slamet menasihati.
“Eitss siapa bilang saya buang buang waktu? Dari sana sampe sini, saya lari lo pak! Jadi saya nggak buang buang waktu secara tidak langsung saya sudah pemanasan!” Exal menunjuk darimana arah datangnya. Pak Slamet menggeleng, lalu mengelus dadanya.
“Kamu itu, sudah telat, menjawab pula. Lari lapangan sesuai tanggal!” Exal tersenyum senang.
“Gampang, 3 puteran aja kan?” ia sudah siap berlari, namun tidak jadi karna interuksi dari pak Slamet.
“Ditambah bulan dan dua angka dari belakang tahun ini.” Exal melongo dibuatnya. Pasalnya ini bulan ke 12, dan tahun 2020. Dua angka dari belakang 20. Jadi ,,,,
“Kamu harus lari 35 kali.” Ujar pak Slamet tak terbantahkan. “Setelahnya baru boleh pemanasan dan langsung ikut latihan.” Pak Slamet berbalik, menatap seluruh murid yang ikut Voli.
“Dan, untuk kalian,” pak Slamet menunjuk mereka semua, “langsung latihan saja.”
“Baik pak,” balas mereka serempak. Ia berbalik lagi menunjuk Exal. “ Jangan coba coba untuk berbohong.”
“Kamu! Bani kemari!” Pak Slamet Memanggil Bani yang kebetulan lewat.
"35 kali." Dan Bani menatap Exal tidak tahu menahu.
“Kamu tolong awasi dia untuk lari keliling lapangan 35 kali. Jangan dikorupsi, saya ingin keluar sebentar. Terimakasih.” Ujar pak Slamet, lalu pergi berlalu meninggalkan kedua orang tersebut, tanpa mau persetujuan Bani.
Setelah kepergian pak Slamet, Bani tertawa ngakak. “BWAHAHAHAHAHABHAHAHA. Lo dihukum Sal?” Exal cemberut.
“Gosah ketawa kenapa sih ha? Temennya dihukum malah diketawain. Yaudah ayo sekarang, gue mau cepet selesa in hukumannya.” Bani berhenti ngakak, lalu mulai mencari tempat duduk yang nyaman untuk memantau kerja hukuman dari sang teman.
-MY HOMO-
“Lo kenapa dah, bisa telat begono, bukannya lo ganti baju dari 1 jam sebelumnya?” Exal langsung diserbu pertanyaan dari Bani, ketika ia baru saja hendak duduk dan meneerima air mineral dari Bani. Ia meneguk air itu hingga sisa setengah.
“Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh seger banget sumpah! Capek gue, habis lari langsung pemanasan, terus latian. Emang gila itu bapak tua, dikira gue robot apa.” Bani mendengus, pertanyaannya tidak digubris sama sekali.
“Jawab dulu petanyaan gue bego!” Bani menoyor kepala Exal.
“Aduh, iya iya.” Exal mngelus kepalanya.
“Jadi gue tadi emang ganti baju, tapi habis itu gue main game.”
“Ngegame mulu sih lo! Mentang mentang kuota ngalir trossss.”
“Apaan dah lo, orang gue itu main game sama cewek gitu, kaya gue harus cari jalannya biar bisa sampe ke si cewek itu.” Bani mulai tertarik. Ia mendekat, menyenggol bahu Exal. Yang saat itu sedang menenggak isi botol yang tinggal setengah.
“Uhukkk uhukk”
“Loh loh Sal, lo kenapa?” Bani menepuk nepuk punggung Exal panik.
“Si anying, goblok bener, gue keselek ini bego! Ati ati makanya!” ujarnya ketika sudah merasa lega.
“Hehehe sorry gak sengaja gue. Habis gue penasaran sih. Itu game model gimana?” exal menghela napas lega.
“Awalnya gue jug gak tau, tapi gue coba ikutin satu persatu arahannya, eh gue temuin akhir dari game itu, bukan akhir sih sebenernya, lebih ke, tempat akhir.” Bani memukul pundak Exal kesal.
“Lo kalo mau cerita jangan nanggung nanggung bego! Dari awal dong.” Exal mendengus.
“Iya iya, gue ceritain.” Exal menceritakannya dari awal, mulai dari ia sempat terkejut melihat Nadie ada didepan kamar mandi laki laki, soal tisu, bunga tak wajar, gedung kimia dan matematika, dan sampai pada puncak akhirnya ia sampai di belakang gudang olahraga.
Hayy welcome🤟
Gimana sekarang? Masih betah dirumah aja? Semoga masih.
Buat yang udah sempetin baca makasih🤗
Jangan lupa vote+vommentnya🖤
See You Next Part!💙
KAMU SEDANG MEMBACA
MH [HIATUS]
Teen FictionBukan cerita badboy yang ketemu good girl. Bukan bad girl yang ketemu good boy. Bukan bukan pokoknya. Nggak ada cowok dingin ketemu cewek dingin. Cuma ada cewek sok tau, yang deketin cowok dengan maksud dan tujuan lain, tapi ujung ujungnya "Wah wah...