17

28 7 7
                                    

'Kamu itu lucu, selucu rasaku yang tiba tiba ada untukmu'

-MY HOMO-

"Lo beneran janjian disini?"

"Iyalah, orang semalem gue ngajaknya digazebo juga."

"Lo gak lupa sesuatu kan? Kali aja dia ngajakin dilain tempat gitu, terus lo lupa."

"Nggak lah, ya kali gue lupa, ni otak memonya masih luas tau."

Tanpa meminta persetujuan atas izin dari Khanza, Nadie merebut ponsel yang sedang digenggam Khanza. Ia membuka aplikasi WhatsApp lali mencari kontak Exal. Satu persatu pesannya mulai dibaca.

"Heh, lo mau ngapain sih? Gak sopan banget anjirrrr. Balikin gak?" Khanza berusaha merebut ponselnya dari Nadie, namun Nadie berkelit, ia membelakangi Khanza, dan terus membaca chatnya dgn Exal.

"Nadiee, balikin dongg! Siniin. Gue gak nganeh nganeh kog."

"Kalo gak nganeh nganeh ya diem aja!" Nadie berseru galak.

"Oke!" Balasnya tak kalah lantang. Tidak butuh waktu lama bagi Nadie membaca history chat itu, ia berbalik lalu menoyor kepala Khanza dengan jari telunjuknya.

"HEH! INI APAAN KUTIL!" Nadie menunjukkan chat Exal dimana ia menyuruh Khanza dirumah saja, dan Exal akan menjemputnya. Mereka akan makan diluar saja.

Khanza menepuk jidatnya "Oh My Gost! Gue lupa! Dia kan mau kerumah gue? Kenapa bisa lupa? Terus gimana nih? Dia pasti udah dirumah nungguin gue deh, mampus, udah telat 15 menit nih." Khanza bingung,, ia mondar mandir tidiak jelas.

'Besok gue kerumah lo aja, jangan di gazebo, banyak yang ganggu kita keluar aja ya jam 3, dandan yang cantik sama yang rapi, gue jemput oke? See You Tomorrow Cangtip hehe❤'

"Gue jijik, tapi baper juga bacanya." ujar Nadie mengomentari chat dari Exal.

"Buru pulang oon, ngapain masih disini sih beb?" Nadie sekali lagi menoyor kepala Khanza.

"Tapi udah telat tau Nad, nanti kalo dia marah gimana?"

"YA MAKANYA CEPET PULANG! BIAR TELATNYA GAK MAKIN PARAAH KHANZA!" Nadie berseru garang. Yang diajak bicara malah melongo diam.

"Pulang gak lo?" suara Nadie mengancam.

"Pulang sekarang Khanza ku sayang." ujarnya lembut, namun dengan mata melotot, Khanza mengangguk, mengantungkan tangan meminta kembali ponselnya, lalu lari menuju pagar dan bergegas pulang.

Untung saja, ada angkutan umum yang bisa langsung ia tumpangi dan langsung berangkat, jadi ia bisa segera sampai dirumah. Biasanya ia akan pulang bersama Bani, tapi karna hari ini ia berkata pada Bani akan pulang sendiri, jadilah Bani meninggalkannya.

Ia tidak membawa kendaraan kesekolah, karna om dan tantenya tidak mengizinkan. Dengan alasan, 'Khanza itu cewek, kalo dia naik motor, atau mobil, terus dicegat, dibegal dirampok gimana? Mending dirampok, kalo dibunuh? Tante sama om gamau kamu kenapa napa sayang'

Khanza  hanya bisa diam dan mengikuti semua kata om dan tantenya. Patuh aka semua aturan dan larangan larangannya. Karna bagi Khanza itulah cara mereka menjaga Khanza. Khanza yakin, mereka menyayangi Khanza seperti mereka menyayangi Bani.

MH [HIATUS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang