11. Penyesalan

70 7 0
                                    

cowok berhoodie hitam itu memasuki rumah sakit dengan langkah terburu-buru. Nafasnya terengah, matanya masih memerah. Gadis dalam dekapannya masih belum sadar. Tak peduli bahwa yang dia tapaki adalah rumah sakit, cowok berambut coklat gelap itu berteriak memanggil beberapa perawat untuk datang dan memberikan pertolongan medis pada gadisnya.

" SUSTER .. SUSTER ... "

Perawat yang berjaga pun datang berlarian, membawa brankar dan membantu Aksa membaringkan gadis yang tadi berada di dekapannya itu agar segera di tangani. Tangannya tak pernah lepas untuk menggenggam jemari yang bahkan terlihat sangat kurus. Merapalkan berbagai doa untuk keselamatan gadisnya.

Sampai di depan ruang UGD , disinilah Aksa harus berhenti untuk sementara menemani gadisnya berjuang. Dirinya tidak di izinkan untuk menemani gadisnya ke dalam. Aksa terduduk lemah.

ini salahnya

disaat dia seharusnya menjaga gadisnya , malah membuatnya melukai gadisnya

disaat dia seharusnya membuat gadisnya bahagia, dia malah menciptakan kesedihan.

Bodoh.

Bodoh karena membuat Keyra nya menangis. Bodoh karena membuat Keyra nya hampir kehilangan nyawa. Bodoh !

Sepertinya kalimat penyesalan selalu datang di akhir memang benar adanya, Karena kini Aksa merasakannya. Menyia-nyiakan hari dimana seharusnya membuat gadisnya bahagia. Menyesal karena tidak mencari tahu lebih dulu kebenarannya, menyesal karena tidak memperhatikan gadisnya.

Netra hijaunya menatap lurus ke arah pintu masuk UGD , otaknya mengulang kembali beberapa kilasan balik mengenai sikapnya pada gadis yang sedang mendapat penanganan intensif di dalam sana.

" Aksa, Aku laper "

Aksa menatap gadis di sampingnya dengan senyum " mau makan dimana ? "

Gadis itu memegang dagunya dengan bola mata mengarah ke atas, menandakan bahwa dirinya sedang berfikir. Sedangkan Aksa menahan diri karena gemas dengan tingkah gadis di sampingnya. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil.

" Warung pecel lele yang di deket simpang lima aja ya, di sana enak banget makannya. Ya.. ya.. ya.... " pintanya dengan wajah berbinar

Menggemaskan ! Aksa rasanya ingin memeluk gadis ini, membawanya pulang dan menguncinya di kamarnya.

" Anything for you, sweetheart "

Aksa mengingat jelas bagaimana gadis itu tersenyum hanya karena memakan ikan lele goreng dengan kol goreng yang menjadi kesukaan gadis itu. DEngan senyuman manis yang merekah, bibir ranum itu tak berhenti menjelaskan betapa lezatnya makanan di hadapannya waktu itu. Aksa bahkan terpaku saat mendengar gelak tawa yang keluar dari bibir Keyra saat dirinya tak sengaja memakan cabe saat memasukkan nasi ke mulutnya.

Gadisnya benar-benar terlihat sangat cantik.

Senyum indah yang tulus, gelak tawa yang terdengar merdu, eye smile yang sangat menawan, Aksa merindukannya.

Tapi, semuanya berbeda setelah dirinya mendengar kenyataan yang membuatnya menyesali perbuatannya. Keadaan dimana dirinya lebih banyak menghabiskan waktu bersama sahabatnya yang bahkan membohonginya. Keadaan dimana dia mengucapkan kalimat-kalimat pedas yang bahkan seharusnya tak dia ucapkan. Aksa sungguh menyesalinya.

Cowok yang masih menunggu itu menjambak rambutnya kasar. Netra hijaunya mulai mengeluarkan cairan bening, menggambarkan perasaannya saat ini. Kembali otaknya memutar kilasan-kilasan menyakitkan yang harusnya tidak terjadi.

Saat itu, kelas IPS 3 sedang melaksakan pelajaran olahraga. Hari ini materi pembelajaran megenai bola besar. Secara bertahap, mereka di ajarkan mengenai permainan bola basket, hingga bola voli. Tiga jam pelajaran , satu jam dipakai untuk memabahas materi sedanagkan sisanya untuk praktek langsung.

If I Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang