10.

1K 96 1
                                    

Moonbin sudah menjemput kedua orang tuanya dan adik perempuannya. Mereka mendatangi rumah Eunwoo dengan pakaian rapi dan senyum bahagia karena putranya akan segera melamar kekasihnya. Begitu juga Moonbin, Ia sangat bahagia bahkan terlewat bahagia. Belum saja Ia resmi menikahi Eunwoo, tetapi Ia sudah dapat memperlakukan Eunwoo seperti apa yang Ia inginkan dan yang Ia harapkan.

Kini mereka berada di ruang tamu dengan suasana yang cukup gugup, tetapi mereka harus melewatinya dan segera melamar Eunwoo.

"Sebelumnya terima kasih sudah memperbolehkan kami datang kemari. Tujuan kami kemari adalah untuk melamar anak anda Eunwoo, untuk menikah dengan anak saya Moonbin." appa Moonbin memulai pembicaraan, Moonbin dan Eunwoo gugup dan kini posisi mereka saling berhadapan. Eomma Eunwoo pun membalas ucapan appanya

"Saya sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Saya tahu mereka berdua sangat mencintai dan saya tahu sebelumnya mereka pernah bertemu saat mereka masih kecil. Sama sekali saya tidak mempunyai keraguan pada Moonbin, dia anak yang baik dan selalu membuat Eunwoo bahagia saat bersamanya. Jadi tidak ada alasan untuk saya tidak merestuinya" ucap eomma Eunwoo yang diakhiri dengan senyuman hangat, tentu saja membuat suasana menjadi jauh lebih tenang, Moonbin dan Eunwoo tersenyum senang mendengar hal itu, begitu juga orang tua mereka dan Sua, adik Moonbin yang juga ikut menyaksikannya.

"Terima kasih, Moonbin berjanjilah pada kami kau tidak akan menyakiti Eunwoo begitu juga sebaliknya, berjanjilah kalian akan selalu bahagia. Kami tentunya ingin kalian segera menikah, benar bukan?" tawaan kecil dari semua orang mendominasi ruang tamu dimana mereka berada.

"Baiklah, bisa kita lanjutkan lain waktu. Kami pamit dulu dan terima kasih waktu dan restunya" senyum hangat orang tua Moonbin dibalas pula dengan senyum dari eomma Eunwoo. Mereka segera berpamitan dan bersalaman satu sama lain.

Moonbin mendekati Eunwoo, satu tangannya mulai mengelus pelan pipi pria manis itu, "Sayang, aku antar orang tuaku dulu ya, aku akan menjemputmu lagi. Eomma, malam ini biar Eunwoo menginap di apartemenku ya, aku ingin selali memanjakan calon istriku ini." Moonbin terkekeh pelan lalu mengecup pipi Eunwoo, eomma Eunwoo hanya membalas dengan anggukan dan senyuman, tandanya Ia menyetujui apa yang Moonbin katakan

"Hu'um, hati-hati hyung" Eunwoo memberikan senyuman pada Moonbin, Moonbin membalasnya dan segera menyusul orang tua dan adiknya untuk mengantarkan mereka pulang.

Setelah Moonbin sudah tidak terlihat di depannya, Eunwoo segera berlari kecil menuju eommanya dan memeluk wanita itu sangat erat. "Eomma, terima kasih!"

"Sama-sama sayang, sudah saatnya eomma melepaskanmu. Maksudnya, kau sudah dewasa dan sebentar lagi kau akan menjadi istri Moonbin. Eomma percaya padanya, eomma juga percaya kepada kalian. Bahagia selalu dengannya ya sayang, eomma tidak mau kau memiliki nasib seperti eomma." wanita itu mengelus rambut Eunwoo penuh kasih sayang yang memeluknya erat, membuat Eunwoo meneteskan air mata karena ucapannya.

"Aku sangat menyayangi eomma, aku tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk mengucapkan terima kasih kepada eomma" ucap Eunwoo di sela sela air matanya

"Sudahlah sayang, jangan menangis ya. Moonbin akan khawatir jika melihat matamu bengkak karena menangis, kau harus selalu manis dan cantik di depannya agar Ia selalu jatuh hati padamu, tetapi jangan sampai menjadi orang lain. Jadilah dirimu sendiri dan memperlakukan Moonbin dengan caramu sendiri" eomma Eunwoo mengelus lembut pipi anaknya yang suah basah karena air mata, Eunwoo menatap eommanya dan ikut membersihkan air matanya, Ia memasang wajah tersenyum dan tentunya sangat manis dipandang.

"Hu'um, eomma aku istirahat dulu ya sampai Moonbin menjemputku nanti" ucap Eunwoo melepas pelukannya

"Iya, eomma juga ingin istirahat sayang" balas eomma Eunwoo yang ikut melepaskan pelukannya, tak lama Eunwoo langsung berjalan ke kamarnya meninggalkan eommanya.

Eunwoo sudah berada di dalam kamarnya, Ia segera merebahkan tubuhnya pada kasur kesukaannya, Eunwoo meraih ponselnya dan membuka layar benda itu yang terpampang foto Moonbin sebagai wallpapernya. Moonbin sangat tampan, membuat Eunwoo terus memandang layar ponselnya hingga tangannya lemas dan tak sadar Ia terlelap karena kantuk yang sudah datang.

Eunwoo tertidur hampir empat jam lamanya, hingga tidurnya mulai terganggu karena suara yang familiar berbisik di telinganya.




"Sayang?"
"Eunwoo-ya?"




Suara Moonbin berhasil membangunkan Eunwoo dari tidurnya. Eunwoo segera bangun dan memeluk Moonbin yang duduk di sampingnya, Ia memeluk erat tubuh kelasihnya itu.

"Hyung!" ucap Eunwoo sesaat setelah menyembunyikan wajahnya pada perpatahan leher Moonbin

"Ada apa, sayang?" balas Moonbin yang tangannya kini mengelus lembut rambut Eunwoo. Bukannya menjawab, Eunwoo hanya menggelengkan kepalanya lalu mengeratkan pelukannya pada Moonbin. Moonbin dibuat gemas olehnya.

"Sudah makan?" Moonbin masih setia mengelus rambut kesayangannya itu

"Um, aku belum lapar hyung" jawab Eunwoo lalu merenggangkan pelukannya, menatap mata Moonbin dengan intens

"Kalau begitu ayo segera ke apartemenku, aku ingin memanjakanmu malam ini. Dan jika kau lapar bilang saja ya" Moonbin tersenyum kepada Eunwoo yang menatapnya kemudian mengecup pipi calon istrinya dengan lembut.

Eunwoo mengangguk tanda Ia menyetujui apa yang Moonbin katakan. Mereka segera keluar dari kamar Eunwoo dan berpamitan dengan eommanya.
















Malam telah tiba dan mereka sudah berada di kamar Moonbin. Moonbin hanya memakai celana boxer dan shirtless, mungkin Ia ingin agar saat mereka berpelukan terasa lebih intim. Kini mereka berada dalam posisi Moonbin memeluk Eunwoo dari belakang dan menempelkan kepalanya pada tengkuk Eunwoo, Moonbin mengelus lembut tangan Eunwoo yang berada di depan perutnya.

"Sayang..." panggil Moonbin untuk memulai perkacapan

"Hum?" Eunwoo melepas satu tangannya kemudian Ia arahkan ke belakang untuk mengelus pipi Moonbin

"Apa putingmu sakit?" pertanyaan Moonbin berhasil membuat Eunwoo membuka lebar matanya

"Eum, sedikit. Memangnya kenapa, hyung?" Eunwoo melepas tangan Moonbin yang memeluknya kemudian Ia membalikkan tubuhnya agar dapat menatap Moonbin

"Aku ingin lebih dari menyusu padamu" ucap Moonbin yang membuat Eunwoo sedikit bingung. "Maksudnya, hyung?" jawab Eunwoo

Moonbin memeluk pinggang Eunwoo dan masih menatap matanya, lalu ia berkata "Bagaimana dengan sex?"

Eunwoo terdiam selama beberapa detik lalu menundukkan kepalanya, Ia terlihat sangat sedih bahkan meneteskan air mata. Moonbin khawatir dengan keadaan Eunwoo saat itu. "Kau kenapa, sayang?"

"A-aku takut kau akan meninggalkanku setelah menikmati tubuhku, hyung hiks..." air mata Eunwoo mengalir lebih deras dan terdengar deru napas beratnya.

Moonbin memegang kedua pipi Eunwoo, sedikit mengangkatnya agar kekasihnya itu  menatap matanya. "Sayang, aku mencintaimu, aku tidak akan meninggalkanmu. Apalagi sebentar lagi kita akan menikah, kau masih ragu denganku, hm? Aku mencintaimu sayang, sungguh mencintaimu, aku sudah menunggu bertahun-tahun hingga akhirnya aku menemukanmu, aku tidak ingin kehilanganmu lagi karena aku sangat mencintaimu dan semakin mencintaimu. Percayalah padaku sayang"

Bukannya berhenti menangis, Eunwoo malah semakin banjir air mata di pipinya, wajahnya memerah dan matanya mulai bengkak tidak tahan terus mengeluarkan air matanya. Ia menyingkirkan tangan Moonbin yang memegang kedua pipinya dan Ia segera memeluk erat tubuh Moonbin.

"Hiks.. Benar hyung tidak akan meninggalkanku sampai kapanpun?" tanya Eunwoo memastikan

"Iya sayang, aku tidak akan meninggalkanmu sampai kapanpun dan aku akan selalu mencintaimu bagaimana pun keadannya. Kau milikku dan aku milikmu, selalu begitu sampai maut memisahkan kita nanti." Moonbin menaruh kepalanya pada kepala Eunwoo, satu tangannya mengelus lembut rambut Eunwoo penuh kasih sayang

"Terima kasih, hyung. Aku mencintaimu" kini tangisan Eunwoo berubah menjadi senyuman, dan pelukannya pada Moonbin semakin erat.

(BinWoo) GO&STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang