6.

1.5K 133 10
                                    

"Eunwoo, aku sudah meminta ijin kepada Eomma mu, malam ini temani aku ya?" Moonbin berjalan menuju lift dengan Eunwoo disampingnya

"Ah, kalau begitu aku akan meminta ijin lagi agar Eomma tidak mengkhawatirkanku" Eunwoo mencoba mencari handphone yang Ia letakkan disakunya, namun Moonbin mencegah pergerakan tangannya

"Tidak perlu, Eomma mu sudah percaya padaku. Setelah ini aku akan mengajakmu untuk makan malam, kau ingin makan apa? Atau kau mau memasak untukku di apartemenku?" Mereka telah memasuki lift, dan Moonbin memencet tombol menuju basement kantornya, dimana mobilnya yang tidak terlalu mewah itu terparkir rapi

"Jika hyung mau aku memasak, aku akan memasak untuk hyung, hyung mau kumasakan apa?" Eunwoo menatap Moonbin yang berada disampingnya

"Apa saja yang penting enak dan membuatku kenyang, dan pastinya kau yang membuat, pasti aku menyukainya" Moonbin tersenyum pada Eunwoo, begitu juga Eunwoo membalas senyuman Moonbin dengan anggukan.

Moonbin dan Eunwoo segera berjalan dan memasuki mobil Moonbin, tidak ada percakapan sampai mereka keluar dari area kantor. Moonbin nyaman berada disamping Eunwoo, begitu juga Eunwoo. Walau terkadang Eunwoo masih merasa gugup saat Moonbin menatapnya dengan senyuman yang dapat membuatnya lemas dalam sekejap.

"Oh iya hyung, aku tidak membawa pakaian" ucap Eunwoo memotong keheningan diantara mereka

"Pakai pakaianku saja" balas Moonbin singkat, karena Ia sedang fokus menyetir

"Bagaimana dengan eum, dalamannya?" Eunwoo bertanya dengan gugup dan tidak berani menatap pria disampingnya itu

"Pakai punyaku juga, aku masih menyimpan banyak pakaian baru yang belum pernah kupakai, kau bisa memakainya" kini Moonbin menatap Eunwoo

"Benarkah? Terimakasih, hyung!" Eunwoo memberanikan diri untuk membalas tatapan Moonbin, namun tidak lama, Ia segera memeluk lengan Moonbin refleks karena senang. Moonbin yang melihat tingkah Eunwoo menggemaskan seperti itu hanya bisa terkekeh pelan dan mengelus rambut pria yang dua tahun lebih muda darinya itu.

Mereka kembali pada pikiran masing-masing, hingga tak sadar mereka telah sampai di apartemen milik Moonbin. Moonbin menekan tombol password dan segera memasuki apartemennya yang tidak begitu luas, Eunwoo mengikuti dibelakang.

"Hyung, boleh aku bersihkan ruangan ini? Tidak baik jika berantakan, nanti kau tidak nyaman" Eunwoo memandangi punggung kekar Moonbin di depannya. Apartemen Moonbin memang selalu berantakan, karena Ia tidak memiliki waktu untuk merapikannya, ditambah teman-temannya yang sering berkunjung dan selalu membuat ulah

"Benar? Jika kau mau dan sanggup silakan bersihkan, tapi kau harus mandi dulu. Kemarilah, aku ambilkan baju untukmu" Moonbin berjalan mengarahkan Eunwoo menuju kamarnya, lalu mengambil sepasang pakaian beserta dalamannya, tidak perlu dijelaskan. "Kamar mandinya disana, kau bisa melihatnya, kan?" Moonbin menunjuk pintu diujung ruang apartemennya, Eunwoo mengangguk tanda Ia paham dengan instumen yang Moonbin berikan.



Eunwoo membersihkan dirinya, air shower yang mengaliri tubuh mulusnya membuatnya merasa tenang, apalagi dengan aroma kamar mandi Moonbin yang wangi dan menenangkan, membuatnya ingin berada disana untuk waktu yang lama. Namun tidak bisa, Ia sudah berjanji untuk membersihan aprtemen Moonbin yang sudah seperti kapal pecah, Eunwoo segera mengakhiri kegiatannya dan memakai pakaian yang Moonbin berikan.

Disamping itu, Moonbin menunggu giliran kamar mandi dengan Eunwoo, Ia melepas jasnya, dasinya, dan melepas seluruh kancing bajunya sehingga memperlihatkan dada dan perut six packnya. Eunwoo keluar dari kamar mandi dan langsung disuguhi dengan pemandangan seperti itu, Eunwoo meneguk ludahnya kasar saat melihat Moonbin mulai melepas kemeja yang dipakainya, "Oh Tuhan, sungguh indah ciptaanmu" pikir Eunwoo dalam hati.



"Sudah? Giliran aku yang akan mandi. Aku sangat berterimakasih karena kau sudah mau membersihkan apartemenku, Terimakasih Eunwoo-ya" Moonbin tersenyum, mengecup sekilas kening Eunwoo, membuat pemiliknya terkejut sekaligus senang. Ya, Moonbin mengecup keningnya.


Saat Moonbin mulai memasuki kamar mandi, Eunwoo segera merapikan kamar Moonbin yang berantakan, dan menyapunya hingga kamar Moonbin menjadi jauh lebih rapi dan bersih, Moonbin harus sangat berterimakasih pada Eunwoo. Eunwoo merasa Moonbin mandi sangat lama. Lalu beberapa saat kemudian Ia sadar, wajar bila lelaki berlama lama dikamar mandi, mungkin mereka sedang 'menyelesaikan masalahnya' .

Moonbin keluar dengan rambutnya yang masih basah, yang menambah kesan tampan padanya. Oke, Eunwoo kembali terpesona dengan ketampanan Moonbin.




"Sudah selesai? Wah kau hebat, sangat bersih dan rapi. Terimakasih Eunwoo-ya" Moonbin senang melihat kamarnya menjadi rapi dan bersih karena Eunwoo yang membersihkannya

"Sama-sama hyung. Ah iya, tadi aku bilang aku akan memasak untuk makan malammu kan? Ada bahan masakan apa saja hyung?" Eunwoo bertanya pada Moonbin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk

"Oh iya, aku lupa belum membeli bahan masakan lagi, tapi mungkin masih ada telur dan roti" Moonbin menjawab pertanyaan Eunwoo lalu berjalan menuju dapurnya

"Bagaimana kalau sandwich? tetapi hanya dengan telur mata sapi" Eunwoo mengikuti Moonbin dibelakannya

"Boleh, apapun asal membuat perutku terisi" Moonbin membalikkan badannya, mencubit pelan pipi Eunwoo gemas

"Kalau begitu aku buatkan dulu, hyung istirahat dulu ya" Moonbin menangguk lalu menempatkan jari jarinya pada keningnya, memperagakan posisi hormat "Siap, bos!" Eunwoo hanya terkekeh pelan melihat tingkah Moonbin.




Moonbin berjalan menuju kamarnya, dengan sofa di depan ranjang dan tv yang tertempel di tembok, bisa dibayangkan mau diranjang ataupun duduk di sofa, Ia masih bisa menonton tv sesukanya. Moonbin memainkan ponselnya sambil menunggu Eunwoo yng sedang membuatkannya sandwich, hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit, Eunwoo sudah menghampiri Moonbin dan membawa dua porsi sandwich yang Ia buat sendiri, tak lupa Ia membawa segelas besar air putih. Mengapa hanya segelas? Tangan Eunwoo hany dua, satu untuk memegang piring berisi sandwich, dan satunya memegang segelas air itu.

"Wah, pasti enak. Aromanya membuat perutku berbunyi" Moonbin mengelus sebentar perutnya sendiri, lalu mengambil satu sandwich yang Eunwoo bawa, Moonbin memakannya perlahan, begitu juga Eunwoo. Mereka merasa sangat lapar setelah seharian bekerja. Setelah mereka menyelesaikan kegiatan makan, Eunwoo dan Moonbin meneguk segelas air tadi secara bergantian, seperti pasangan yang romantis ya.

"Aku kenyang, dan sandwich buatanmu sangat enak" Moonbin tersenyum menatap Eunwoo. Eunwoo membalas senyuman Moonbin "Sama-sama hyung"











"Apa kau lelah?" Moonbin menatap wajah Eunwoo yang nampak kelelahan

"Sedikit, kenapa hyung?" Eunwoo membalas tatapan Moonbin

"Ayo tidur bersamaku, tidak usah takut aku tidak akan macam macam" tawaran Moonbin membuat Eunwoo sedikit terkejut

"Eum, boleh hyung" Eunwoo mengangguk, Ia bersedia tidur bersama Moonbin

Moonbin tersenyum, tanpa basa basi Ia segera menggendong Eunwoo dari samping dan menidurkannya di ranjangnya yang empuk dan nyaman. "Huh?" Eunwoo tiak tahu harus berbuat apa selain menurut pada Moonbin. Ia membiarkan tangan kekar Moonbin memeluk pinggangnya dengan erat seakan tidak ingin melepasnya. "Tidurlah jika kau lelah"

Eunwoo mengangguk, kini tangan Moonbin mengelus rambutnya, hingga bibirnya mulai mengecupi ujung kepala Eunwoo dengan penuh kasih sayang.


"Aku tidur duluan ya hyung?" Eunwoo menatap Moonbin yang sedang memeluknya

"Iya, tidurlah yang nyenyak dan semoga mimpimu indah, manis" Moonbin mengelusi rambut Eunwoo dan sesekali mengecupinya. Eunwoo yang berada di pelukannya hanya mengangguk, karena kini matanya sudah tidak bisa membuka lagi, tandanya Ia harus tidur saat ini juga.

Melihat Eunwoo yang mulai terlelap, Moonbin pun mulai merasa mengantuk dan ingin segera tidur menyusul pria manis yang ada di dekapannya.






























"Aku mencintaimu, Eunwoo-ya!"




























____________________, tbc.

(BinWoo) GO&STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang