5

597 36 0
                                    

Happy reading!!!

♥️♥️♥️

Pulang sekolah telah tiba. Alaska tengah menunggu kedatangan seseorang bersama Edwin. Gibran? Dia sudah pamit pulang sepuluh menit yang lalu.

"Lo nungguin siapa sih,As?" Tanya Edwin sembari berkaca di kaca sepion motor nya.

"Inge."

"What? Gue gak salah denger, Alaska Asdar Sanders Rahman?"

"Enggak, udah deh kalo masih bawel duluan aja sana." Ujar Alaska mengusir Edwin.

"Kita hari ini latihan lho,Alaska." Kata Edwin mengingat kan Alaska bahwa malam ini mereka akan latihan untuk perang di hari Minggu.

"Iya gue tau. Dah sana, abis ini juga gue langsung ke markas."

"Yaudah. Gue duluan." Ucap Edwin sembari memakai helm full face nya dan pergi dari lingkungan sekolah meninggalkan Inge.

"Inge!!" Panggil Alaska saat melihat Inge yang tengah berjalan bersama Kaila.

Mereka memang satu kelas. Namun, tadi Alaska dkk cabut pelajaran. Hingga kini Alaska sudah di luar kelas terlebih dahulu dari pada Inge.

"Mau ngapain Lo?" Tanya Kaila saat melihat Alaska menghampiri mereka.

"Mau ngomong sama Inge."

"Yaudah, jangan di apa-apain. Nanti gue bilangin mami gue lho, biar di omelin sama mami Lo."

"Iya bawel Lo, sana-sana."

"Okey, gue duluan ya Nge." Ujar Kaila yang mendapat anggukan kepala dari Inge.

"Pulang bareng gue." Ucap Alaska kepada Inge dengan sangat frontal.

Inge menggunakan tangan nya untuk berbicara.

Aku udah di jemput.

Namun, memang dasar nya sudah bodoh. Alaska tidak mengerti. Ia memberikan ponsel nya kepada Inge untuk mengatakan apa yang ingin Inge katakan.

Inge Tersenyum. Aska pasti tidak mengerti bahasa isyarat tangan. Batin Inge.

Aku di jemput.

"Yaudah. Nanti malem gue mau ajak Lo ke kafe yang semalem." Ujar Alaska.

Inge mengangguk tanda setuju. Ia mengembalikan ponsel Alaska. "Gue jemput jam setengah delapan." Ucap nya sembari mengambil ponsel nya kembali.

Inge Tersenyum lalu mengangguk dan pergi meninggalkan Alaska.

Alaska bersikap aneh, Inge akui itu. Tapi mungkin ini awal dari pertemanan mereka. Ia tidak mau bermusuhan dengan siapa pun, oleh karena itu ia mau berteman dengan Alaska walaupun Alaska adalah laki-laki yang di cap jelek di sekolah.

♥️♥️♥️

Gibran Cullen baru saja menginjakan kaki di dalam rumah nya. Ia tidak menyebut nya rumah melainkan tempat di mana pertengkaran sering terjadi.

Alinge (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang