13

430 26 0
                                    

Happy reading!!

♥️♥️♥️

"Geanastasya Flury!" Panggil seorang kepala sekolah kepada seorang gadis yang baru saja melepas ruangan nya.

"Saya pak." Ucap gadis itu.

"Saya ingin bicara kepada kamu." Kata Gilang lalu masuk kembali ke dalam ruangan nya. Gea meremas tangan nya khawatir, ia akan dapat masalah setelah ini.

"Saya dengar kamu putus dengan putra saya? Nathan?" Tanya Gilang sembari duduk di kursi nya. Gea pun berdiri di hadapan Gilang yang membatasi nya dengan meja.

"I-iya pak."

"Kenapa?"

"Saya tidak tahu Pak."

"Baiklah, saya dengar juga kamu sudah membully murid baru di sekolah ini?" Tanya Gilang kembali.

"I-iya Pak, Bu Santi udah selesaiin masalah nya kok Pak Minggu kemarin." Jawab Gea. Gilang menarik nafas nya.

"Saya bersyukur kamu dan Nathan putus."

"Ke-kenapa pak?" Tanya Gea bingung. "Saya gak mau putra saya memiliki kekasih sebusuk kamu." Jawab Gilang.

Gea menggenggam tangan nya erat. "Geanastasya Flury, nama kamu bagus. Prestasi juga bagus, kamu cantik dan keturunan orang kaya. Kenapa kamu melakukan hal serendah itu? Saya yakin kamu memiliki alasan nya." Ujar Gilang mulai mengintrogasi Gea.

"Nathan, dia putusin saya karna dia bilang kalau dia suka sama gadis bisu itu. Saya gak suka dan-"

"Dan kamu nampar dia sampai gadis itu tidak berdaya, benar?" Potong Gilang yang di balas anggukan kepala dari Gea.

"Dengar, Gea. Jika kamu melakukan kesalahan ini atau mengulang lagi, saya tidak akan biarkan kamu bersekolah di sini." Ujar Gilang sembari berdiri.

"Membully atau melukai seorang tunawicara atau semacam nya adalah hal yang di larang di sekolah ini, kita sekolah berkelas, sekolah yang di idamkan para siswa dan siswi di luaran sana. Hanya orang kaya dan pintar yang bisa masuk ke sekolah ini, dengan kamu menampar habis-habisan Inge kamu menurunkan rating sekolah terbaik SMA Diamond." Lanjut Gilang panjang lebar.

Sejujurnya Gea sudah mengerti, ia melakukan kesalahan dengan menampar Inge di sekolah. Seharusnya ia menampar Inge di luar sekolah.

"Untung saya kakek Inge tidak menuntut kamu, Geanastasya Flury. Dan saya tau kalau tidak hanya kamu, kamu bekerja sama dengan Zanitha. Benar bukan?"

"I-iya Pak."

"Saya ulangi lagi Gea, jika kamu mengulangi lagi. Kamu tidak akan menginjakan kaki di sekolah ini lagi,paham?"

"Paham pak."

"Baiklah, silahkan keluar."

"Permisi Pak, Assalamualaikum." Pamit Gea lalu keluar dari ruang kepala sekolah.

"Ishh ini semua gara-gara Inge." Ia menggerutu sembari menghentakkan kaki nya.

"Ngapain Lo?" Tanya seorang pria dari kanan, ia menoleh.

Alinge (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang