17

411 21 0
                                    

Happy reading!!

♥️♥️♥️

Inge sedang duduk bersama Alaska di ayunan yang berada persis di depan kamar nya.

"Ngapain Lo di sini?" Tanya Alaska dengan nada ketus.

Inge menarik nafas panjang, dalam masalah ini pun Alaska masih memiliki sifat yang kekanak-kanakan.

Nemenin kamu

Ucap Inge menggunakan bahasa isyarat tangan. Alaska terkekeh kecil. "Gue gak perlu di temenin."

Yaudah, ini di wilayah kamar aku. Ngapain kamu di sini?

Benar juga, batin Alaska. Tetapi bukan Alaska namanya jika ia ngalah dengan seorang gadis. "Suka-suka gue dong."

Terserah.

Alaska tersenyum tipis, tingkah Inge lah yang berhasil merubah hidup nya. Gadis yang polos dan menawan, membuat nya terpaku dan berniat untuk merubah hidup nya. Karna kepribadian Inge lah, Alaska mencair.

Tiba-tiba ponsel Inge berdering, tada ada yang mengirim pesan.

+6287836468***

Nona muda, Tuan Metias telah meninggal dunia.
Segera kembali ke Jakarta.
Beliau menitipkan sebuah pesan.
09.07
READ

Ponsel Inge terjatuh ke tanah, Alaska Terkejut. Ia mengambil ponsel milik Inge dan membaca pesan tersebut dan melihat Inge yang sudah menangis histeris.

"Nge, heii!" ucap Alaska saat Inge terjatuh ke tanah akibat tubuh nya yang melemas. Ia memapah tubuh Inge ke kursi yang berada tepat di depan kamar Inge.

"Kita pulang,Okey." ujar Alaska mencoba menenangkan Inge. Ia memeluk nya dengan erat berbarengan dengan datang nya Zanitha dan Gibran.

"Inge? Lo kenapa?" Tanya Zanitha dengan sangat panik.

"Kakek nya meninggal." Jawab Alaska dengan pelan. "Innalilahi, terus sekarang gimana?"

"Kita pulang."

"Tapi apa boleh?"

"Boleh."

"Gue bantu ngomong sama guru." ujar Gibran setelah cukup lama terdiam lalu pergi. Zanitha berpindah duduk di sebelah Inge setelah Alaska berdiri untuk merapihkan barang-barang milik Inge yang ada di kamar nya.

Inge terus menangis di pelukan Zanitha. Sudah berulang kali Inge di minta untuk tenang dan jangan menangis seperti ini. Namun bagaimana bisa tenang? Yang meninggal adalah kakek nya, satu-satu nya keluarga yang ia punya.

Guru pembimbing mulai berdatangan. Mereka memperbolehkan Inge untuk pulang. Inge meminta tangan kanan kakek nya untuk menjemput nya malam ini.

"Tidak perlu khawatir, Inge sudah ada yang ingin menjemput nya." ujar seorang guru kepada Alaska.

"Bu, saya ingin ikut bersama Inge. Saya takut pada apa yang terjadi pada Inge jika dia sendirian di Jakarta."

Alinge (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang