Di meja makan, om teo duduk di tengah-tengah, aku berada di sebelah kirinya dan tante linda beserta tiara berada di sebelah kanannya.
"Ekhmm ekhmm"
Aku menahan desahanku.
Kulihat tangan om teo dari bawah sedang memainkan remot controlnya.
"Akhh" keringatku sudah berkucuran.
Aku meremas pahaku sendiri agar desahanku tak keluar.
Ia menaikan getarannya.
"Kamu demam lia" tanya tante linda.
"Tidakk, sepertinya aku ingin pipis, aku izin ke toilet dulu" pamitku.
Saat aku berdiri, pria brengsek ini semakin menaiki kecepatannyan.
"Akhh"
"Apa perlu om antar lia?"
Aku menggeleng.
"Diantar saja sama om teo, takutnya nanti kamu terjatuh, setelah itu pergilah kerumah sakit, takut kamu kenapa-kenapa, cepat bantu lia mas"
Om teo memegang tanganku, ia menuntun ku kekamar mandi.
Ia mendudukkan ku dan menyuruhku bersandar di closet.
Ia membukakan jeans dan cdku, ia menyuruhku mengangkang, ia menutup pintu dan bersandar disana, dengan santainya ia terus meningkatkan kecepatannya.
"Jangan di tahan, tenang semua ruangan dirumahku kedap suara"
"Akhhh... akkkhhhh.... akhhhh"
"Oughhhh... akkkhhhh... oghhh om te oo..."
"Kenapa sayang" senyum devilnya.
"Aa kuhh ing inn pi pishhh"
"Keluarkanlah sayang"
Srrr...
Srrr...
Srrr...
Oh ini sangat nikmat, tapi ia membuatku sengsara.
Ia kembali memakaikan jeans dan cdku, kami keluar, ia menggedongku.
"Sayang aku akan membawa lia kerumah sakit" pamit om teo.
Sudahlah aku sudah lemas dan memilih tidur.
"Hei bangunlah, kita telah sampai"
"Ekhm om" tiba-tiba ia keluar dan menggendongku.
Ya kami ada di sebuah hotel bintang 5.
Ia meletakanku di kasur, kulihat ia membuka kaosnya, oh astaga itu dadanya yang sangat bidang, aku dapat melihatnya dengan cuma-cuma.
Ia juga membukakan semua pakaianku, anehnya aku hanya diam dan seakan-akan terhipnotis dengan dadanya yang bidang.
Ia menciumku, meremas dadaku, aku membalas ciumannya, aku tak menolaknya.
Ia menjilati dan menggigit putingku.
"Akhh... yahhh... om... therushh..."
Ia memasukkan 2 jarinya kedalam vaginaku, dan mempercepat gerakannya.
"Akhhh... akhhh... om te oo..."
Saat ada sesuatu yang ingin keluar, tiba-tiba ia memberhentikannya.
"Kita harus menggantinya dengan penisku"
Penis om teo sangat besar dan panjang, apakah akan muat.
Ia memaksanya masuk.
Oh rasanyanya sakit sekali.
Ia terus memaksanya.
"Kenapa kamu sangat susah sekali dimasukkan" geramnya.
Hingga blshh, penis om teo masuk, dan keluarlah darah keperawananku.
"Kamu, kamu masih perawan?" Kaget om teo.
Banyak berita yang beredar bahwa aku tidak perawan, karna para lelaki yang aku tolak mereka bercerita telah bercinta denganku.
"Apakah om mempercayai berita yang beredar" tangis hatiku dan tangisku menahan sakit.
Ia hanya diam.
"Kita harus melanjutkannya"
Aku hanya meng-angguk, percuma juga jika berhenti, toh sekarang aku sudah tidak perawan.
Om teo terus mempercepat gerakannya.
"Akkhhh.. om te oo..."
ia menciumku, aku mengalungkan tanganku di lehernya.
"Akhh... akhhh... oughhh... akhhh... ini nik mathh see kaliihhh..."
Om teo menatap wajahku.
"Kamu sangat cantik, aku hanya terangsang olehmu, bersiaplah kamu akan menjadi canduku"
Terangsang olehku? Lalu istrinya? Bahkan ia telah menghasilkan anak, ah bodoamat intinya aku harus menyelesaikan ini dulu.
"Akhhh.. oughhh.. akhhh.."
"Om akuhh sampaiih"
"Bersama sayanggg"
Crott..
Crott..
Crott..
"Istirahatlah"
ia mengecup keningku dan aku tertidur.
Aku up 2 part ya semoga kalian sukaaaa❤❤❤