Bahkan dari kejadian tadi di restoran ia tak mengejarku.
Aku segera membersihkan makeupku dan mengganti pakaianku.
Aku ke tempat tidur dan memainkan ponselku, saat aku asik bermain ponsel kulihat om teo masuk kedalam kamar.
Aku hanya diam dan terus memainkan ponselku.
"Kamu lupa tugasmu lia?" Tanyanya.
Aku segera bangun, membukakan jas dan dasinya, ya tugas sebagai sekretaris pribadinya atau asisten pribadinya.
"Kamu marah padaku aulia?" Tanyanya.
Aku hanya diam.
"Jawablah jangan seperti anak kecil"
"Aku memang anak kecil" jawabku.
"Kamu sudah menjadi wanita dewasa"
"Menurutmu, tapi tidak dengan aku"
Tiba tiba ia menyerangku dan menindihi tubuhku, dengan kasar ia menciumku, meremas dada dan mencubit putingku dengan kencang.
"Akhhh... om sakithh..."
Ia menghentikannya, dan aku menangis.
Hikss... hikss... hikss...
"Maafkan aku"
Tangannya mengusap air mataku.
"Om coba bermain kasar padaku" tangisku tambang kencang.
"Maafkan aku sayang aku khilaf, kau coba memancing kemarahanku"
"Aku tidak memancing kemarahanmu" jelasku.
"Bersikap baiklah aku janji tak akan kasar padamu"
Aku meng-angguk.
"Kita harus harus melanjutkan yang tadi tertunda" jelasnya.
Ia segera menciumiku, ciuman yang lembut dan sangat dalam, ciuman yang membuat aku terbuai dengan permainannya.
"Akhh... om tee oo...."
"Oughhh.... ini sangatthh... nikmathh om..."
Ia memasukkan 3 jarinya kedalam vaginaku.
Ia mengocoknya dengan cepat.
"Akhhh..."
"Akhhh.. om..."
"Oughhh... akhhh... yahhh..."
"Te rushh om..."
Ia semakin mempercepat kocokannya.
"Akhhh... om... akuuhh.. sampaihh"
Srrr...
Srrr...
Srrr...
Ia segera memasukkan penisnya.
"Akhhh... ommm..."
"Yasshh... akhhh.... oughhh..."
"Om tee oo... theee rushhh..."
"Oughhh... akhhh... yasshh..."
Ia semakin mempercepat gerakannya.
Sesekali ia juga meremas dadaku, mencium bibirku.
"Akhhh... omm..."
"Aku.... ing in... sampaihhh..."
"Bersa ma.... sayanghhh..."
Crott...
Crott...
Crott...
Tiba tiba mengangkat tubuhku dan membaliknya, ia menyuruhku untuk menungging, dan berbegangan pada sisi ranjang.
Ia memasukkan dildo di anusku, dan memasukkan penisnya ke vaginaku rasanya penuh sekali.
"Akhh..... om tee oooh..."
Anus dan vaginaku terasa penuh, ini benar-benar nikmat.
Om teo menggerakkan penisnya.
"Akhhh... om... thee rushh..."
"Ini sa ngathh.... nikh mathh..."
"Akhh... oughhh.... akhhh...."
Ia menjambak rambutku, meremas dan memukul sesekali bokongku.
"Akhhh... om... lebihhh... cepathh..."
"Kau sangathh nikhmatthh jalanghh kecil"
Sungguh aku sungguh sakit hati saat ia menyebutku sebagai jalang.
Tapi kenyataannya memang benar, aku seorang jalang yang sedang bercinta dengan suami orang.
"Akhhh.... yashhh... cep atthh..."
"Akhhh... om... terushhh..."
"Oughhh kau membuatku gilaa aulia"
"Akhhh... om... aku sampaihhh...."
Crott...
Crott...
Crott...
"Trimakasih aulia" ia mengecup keningku.
"Sama-sama" jawabku.
"Sayang maafkan aku"
"Untuk apa om?"
"Aku sudah menyebutmu jalang"
"Memang aku seorang jalang" senyum masamku.
"Tidak sayang, kamu calon istrimu"
"Tapi saat ini aku adalah jalang yang bercinta dengan suami orang"
"Maafkan aku"sesalnya.
"Sudahlah aku tak apa" aku menciumnya dan memeluknya.
"Ayo kita tidur" ajakku.
Ia hanya meng-angguk.
Sungguh aku tak masalah dibilang seperti itu, pada kenyataannya om teo akan menjadi milikku, biarlah orang bilang aku egois dan tak tau malu.
Karna sungguh aku tak pernah merebutnya, bahkan istrinya memberikan suaminya padaku.
Voteeee❤❤❤
Guys aku bingung nih mau lanjutin cerita ini apa engga😔