Pukul 6 pagi.
Aku dan om teo telah berada di dalam mobil menuju bandara.
Sepanjang perjalanan kami hanya diam, aku ingin memulai pembicaraan, tapi aku ragu.
Kami telah sampai pukul 7 pagi, 1 jam lagi kami gunakan untuk sarapan.
Kami tetap berdiam tak ada yang bicara, hingga waktunya persawat kami berangkat.
Kami duduk berdampingan, dan dengan keadaan yang sama kami hanya diam.
Aku ngantuk sekali, aku menguap saat aku ingin tertidur ia mencium keningku, dan membawa kepalaku untuk bersadar padanya.
"Maafkan aku banyak email yang harus aku buka"
Aku hanya tersenyum dan mengeratkan genggaman tanganku pada lengannya.
Setelah beberapa lama didalam pesawat akhirnya kami sampai dan di jemput oleh orang suruhan om teo.
Sepanjang perjalanan kami kembali berdiam, ia sangat sibuk sekali.
Setelah sampai kami masuk ke kamar hotel, kamar kami bersama om teo yang minta karna ia ingin tidur bersamaku katanya.
Rasanya lelah sekali, kami harus istirahat karna nanti malam waktunya kami ketemu client.
Tapi hanya aku yang tertidur, om teo masih sibuk dengan urusannya.
Pukul 5 sore.
Aku sangat risih, tidurku terganggu karna ada yang memeluk tubuhku dan menciumi seluruh wajahku.
"Ekhm om hentikan"
"Bangunlah sayang kita harus bertemu client"
Aku meng-agguk.
"Bagaimana kalo mandi bersama? Agar lebih cepat"
Aku tak menolaknya, karna kupikir ada benarnya juga, tapi ternyata salah.
Om teo malah menciumiku, meremas dadaku, mencubit putingku.
Ia membuat tanda kepemilikan di seluruh tubuhku.
Ia membalik badanku, arah yang membelakanginya, ia menyuruhku agak sedikit menungging, dan tiba-tiba ia memasuki penisnya.
"Akhhh.... akkkhhh..."
"Kamu sela lu nikh matt sayangghh"
"Akhhh... om te oo..."
Ia mempercepat gerakannya.
"Akkhhh.. yaahhhh... therussh..."
"Leb ihh.... ce pathhh.... om..."
"Kau membuatku gilaaa liaaa"
"Akhhh... oughhh... akkhh... akkkhhh"
"Aku ingin sampaihhh"
"Bersama sayanggghhh"
Crott...
Crott...
Crott...
Ia mencium keningku.
"Kamu selalu menjadi canduku"
Setelah itu kami segera bergegas merapikah diri dan bertemu client.
Untung saja pertemuan kami masih berada di tempat yang sama.
"Selamat malam pak teo dan mba aulia" sapa client kami, dan bersalaman.
"Selamat malam" jawab aku dan om teo bersamaan.
Saat selama perbincangan, aku risih dengan client om teo, ia sesekali melirikku.
Sungguh aku benar-benar merasa jijik, tatapannya seakan-akan ingin memakanku.
Kenapa pria bajingan di sampingku ini tidak sadar sih kalo aku merasa risih, menyebalkan sekali.
Perbincangan telah selesai, saat ingin pamit, tiba-tiba client itu berbicara padaku.
"Permisi mba aulia, bisakah saya meminta nomer telfonmu?" Tanyanya.
"Bukankah anda sudah mempunyai nomer saya" jawabku.
"Maksudku nomer pribadimu" jelasnya.
"Mohon maaf pak saya, sekretaris dan pegawai-pegawai saya dilarang keras untuk memberikan nomer pribadi kami" jawab om teo.
"Oh ok maafkan saya, kalo begitu saya permisi pak" jawabnya dan lalu pergi begitu saja.
"Batalkan perjanjian investasi perusahaan kita padanya"
"Kenapa?"
"Lakukan dan jangan bertanya"
Ia sangat menyebalkan sekali.
Aku segera pergi dan meninggalkannya.
Votenya guysss❤❤❤