Hari minggu panjangku telah berlalu, om teo benar-benar tidak menggangguku, aku bilang padanya ingin beristirahat seharian.
Dan kemarin ia mentransfer kerekeningku sebesar 100jt dengan alasan aku harus membeli makanan agar tubuhku berisi, hei tubuhku sudah cukup bagus.
Senin pagi aku sudah bersiap pergi ke kantor, om teo mengajakku untuk bareng, tapi aku menolaknya dengan alesan tak enak jika dilihat karyawan lainnya.
Setelah sampai di kantor aku segera menuju lift, dan kulihat sudah ada om teo disana.
"Selamat pagi pak"
Ia hanya melihatku, sangat menyebalkan, setidaknya walaupun ini sedang berada di kantor ia menjawab sapaanku atau tersenyum gitu.
Kami masuk kedalam lift, dan aku memencet tombol yang menuju lantai 30.
Aku hanya diam karna aku kesal tadi.
Tiba tiba ia menciumku, aku tak membalasnya, rasanya aku ingin membalas juga tapi aku benar-benar sedang kesal.
Saat telah sampai dilantai yang di tuju, kami segera keluar dari lift.
"Kenapa kamu mendiamiku?"
"Harusnya tuh ya, bapak harus tersenyum jika saya sapa bukan hanya melihatku lalu membuang muka bapak" kesalku.
Tiba tiba ia memelukku.
"Kamu ingin aku tersenyum?"
"Iya, kamu harus tersenyum sama karyawanmu agar kamu terlihat ramah, tapi tidak dengan pegawai-pegawaimu yang genit itu" jelasku.
"Kamu cemburu?"
Aku meng-angguk, dan ia hanya tersenyum.
"Kamu masih menggunakan cdmu?"
Aku meng-angguk lagi.
Tiba tiba mengeluarkan vibratornya.
"Untuk apa?" Tanyaku.
"Menghukummu"
"Kenapa harus dihukum"
"Karna kamu telah mendiamkanku, kamu harus ingat sekarang kita berada di kantor"
Oh astaga bajingan ini.
Ia memasukkan vibratornya.
"Masuklah keruanganmu dan kembali bekerja"
Aku segera mengerjakan pekerjaanku, oh tuhan sungguh aku tidak fokus, pria bajingan itu selalu menaik turunkan getarannya.
Aku menuju keruangan om teo dan mengetuknya.
Tok tok tok.
"Masuk" triaknya.
"Akhhh... aukkhh... oughhh..."
"Akhhh.. omm... tee oo... hen ti khann..."
Ia menghentikan vibratornya.
"Kemarilah" aku menghampirinya.
Posisi kami saat ini aku duduk di meja kerjanya sambil mengangkang dan ia duduk dikursi kerjanya.
Ia mencabut vibratornya, ia menjilati benda itu tanpa rasa jijik, lalu kemudian ia berahli ke vaginaku, ia menjilati cairanku seperti orang kehausan.
"Akhh... omm... thee o..."
Ia membuka blazer dan kancing kemejaku, menarik keatas braku hingga terlihat dadaku.
Mulutnya terus menjilati vaginaku dan tangannya terus meremas dadaku.
Ia memindahkan ku kepangkuannya dan memasukkan penisnya ke vaginaku.
Tangan kananku mengalungi lehernya dan tangan kiriku berpegangan pada meja.
"Bergoyanglah sayang"
Aku menggoyangkan bokongku, menaik turunkan dengan cepat.
"Yah... therushh... sahyangg..." desahnya.
Ia menyusu padaku, dan meremas dadaku.
"Akhhh... pakkkhh... tee oo...."
Aku mempercepat gerakkanku.
"Akkhh... oughhh... akkhhhh..."
"Kamuhh... selalu... menjadi... canduuu...."
Ia menggit putingku dengan kencang.
"Akkhh... aku... ing in... sampaihh..."
"Bersama sayang"
Crott...
Crott...
Crott...
Aku kembali merapikan pakaianku.
"Besok kita akan pergi ke bali selama 3hari, saya sudah memesan hotel dan mengatur jadwal pertemuan dengan client, pesawat kita akan berangkat pukul 8pagi"
"Baik nanti supirku akan menjemputmu"
Aku meng-angguk.
"Saya permisi pak"
Sungguh inikah rasanya saat bercinta dikantor? Ada rasa tantangannya tersendiri.
Guys kalo ceritanya ga nyambung tolong di kasih tau ya😢😢😢
Jangan lupa vote❤